Chapter 9

6.2K 682 20
                                    

© Skylopersian
Écarlates | 23.01.2022











Jeno membawa Renjun menuju ruang keluarga, lalu ia menyuruh pria manis itu untuk duduk di sofa. Sedangkan ia pergi kembali ke dapur untuk membuat dua gelas coklat hangat untuk mereka berdua. Setelah selesai ia segera balik ke ruang keluarga, sambil membawa dua gelas coklat hangat dan tiga toples cemilan di nampan.

"Jadi apa yang ingin kamu ketahui tentangku Injunie?" tanya Jeno.

Pria tampan itu bisa melihat jika pasangannya masih terisak. Mereka berdua sekarang duduk di sofa bersebelahan. Jeno menangkupkan kedua tangannya di pipi Renjun, dengan lembut ia menyeka air mata pria manis itu.

Jeno meyakinkan pria manis itu bahwa tidak apa-apa, ia boleh menanyakan apa pun yang Renjun inginkan. Pria manis itu mendongak menatap mata pria tampan itu, yang juga sedang menatapnya.

Renjun memikirkan apa yang harus ia tanyakan terlebih dahulu. Pria manis itu menghela nafas sebentar dan mulai menyamankan duduknya. Beberapa detik kemudian dia mulai bertanya.

"Jen, sebelum aku bertanya tentang dirimu hmm.. Apakah kamu baik-baik saja dengan pasangan seperti–"

Sebelum Renjun menyelesaikan kalimatnya, ia merasakan Jeno meremas tangannya sedikit lebih keras.

"Tentu saja! Aku tak akan menolakmu sejak awal, Renjun" desis Jeno.

"Tapi Jen, a-aku Omega dan–" raut wajah Renjun terlihat sedih.

"Injunie, itu tidak masalah!" Jeno dengan cepat menjawab.

"Tapi Jen, kamu seorang Alpha. Tidakkah kamu menginginkan pasangan yang jauh lebih kuat? Yang jauh lebih pantas mendampingimu? Dibandingan denganku yang hanya seorang Omega?"

Renjun sangat ragu bertanya pada Jeno, karena jauh di lubuk hatinya dia sangat takut dengan apa yang akan dikatakan pria tampan itu.

Siapa tahu, mungkin saja Jeno menerima dirinya karena terpaksa. Bukan karena Moon Gooddess memberkati mereka untuk bersama. Atau mungkin Jeno tidak ingin terluka oleh penolakan Mating.

"Injunie! Aku serius tentang ini. Ya, tentu beberapa Alpha mungkin akan menolak pasangan mereka. Ketika mereka tahu jika Mate mereka adalah Omega, tapi kamu harus percaya padaku. Aku mohon, Injunie" Jeno menatap lembut mata Renjun.

Pria tampan itu memastikan untuk mencoba setenang mungkin saat berbicara dengan Renjun. Jeno tidak ingin membuat sang Omega semakin meragukan dirinya sendiri sebagai Matenya.

"Tapi Jen–" ucapan Renjun terpotong.

"Sayang, aku berjanji tidak akan menolakmu hanya karena statusmu sebagai Omega okay?"

"Tapi bagaimana aku bisa begitu yakin? Semua orang di kawananku menganggap jika Omega itu lemah!" Renjun meninggikan nada suaranya.
 
"Kamu tidak berada dalam kelompok lamamu, Renjun! Kamu bersamaku sekarang. Aku di sini untukmu karena aku adalah pasanganmu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sebelum kita bertemu. Tetapi apa pun trauma yang pernah mereka lakukan padamu, tolong lupakan semuanya karena–" wajah pria tampan itu mengeras.

"Jeno.." ucap Renjun mencoba memotong perkataan Jeno, mata ia sudah berkaca-kaca.

"Jangan potong ucapanku! Aku bersumpah Itu tidak akan pernah terjadi di sini Renjun. Dan juga Omega tidak lemah, mereka makhluk paling unik di semua jenis manusia serigala kita. Karena tanpa mereka, aku bahkan tidak yakin apakah kawanan itu akan bertahan atau tidak!" bentak Jeno kepada Renjun.

Pria tampan itu meyakinkan Renjun dan mencoba memberinya pengertian tentang menjadi Omega. Tak lama Renjun tersenyum kecil, membuat Jeno dan serigalanya puas melihatnya tersenyum lagi.

"Baiklah, jadi hmm.. Apa yang biasanya kamu lakukan di kawanan?" tanya Renjun.

"Ya sebagai seorang Alpha, kau tahu.. Menandatangani surat-surat, memberikan sebuah pelatihan, patroli sesekali, dan juga menjalankan bisnis ke seluruh kawanan"

"Patroli? Tapi kenapa aku tidak melihat serigala berpatroli ketika aku melintasi di perbatasanmu?" Renjun bertanya dengan bingung yang belum ia ketahui. 

"Oh! Aku memasang kamera di mana-mana, termasuk di perbatasan . Beberapa di kawanan juga, untuk berjaga-jaga. Kami biasanya patroli seminggu sekali seperti pada hari Senin" jawab Jeno.

"Oh begitu, hari ini hari Jumat kan?" Renjun memeluk Jeno, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang pria tampan itu.

"Ya, sebenarnya hari ini akan menjadi hari yang baik untuk keluar rumah. Kamu bisa pergi berkeliling kawanan, karena Jumat sore adalah hari di mana sebagian besar penduduk keluar untuk pergi berkumpul. Seperti melakukan perkemahan misalnya" Jeno memberitahunya.

Hari perkemahan adalah, hari dimana semua orang di kawanan Écarlates akan mengumpulkan beberapa perbekalan. Mereka akan membuat api unggun besar didekat danau, untuk merayakan waktu bebas mereka.

Perayaan itu menandakan, jika mereka berhasil beraktifitas sampai hari Jumat. Mereka selalu merayakannya setiap minggu di hari Jumat, meningat besok adalah akhir pekan.

"Kedengarannya sangat menyenangkan Jen!" ucap Renjun antusias, matanya berbinar cerah.

"Memang Injunie, itu membuat semua penduduk senang dan mereka bisa lebih banyak bersosialisasi dengan seluruh orang di kawanan" Jeno terkekeh, ia mengecup rambut Renjun lalu mengusapnya pelan.

"Astaga, pasti akan seru sekali disana. Aku jadi ingin melihatnya"

"Mungkin aku akan mengajakmu berkeliling lagi hari ini, agar kamu bisa melihat apa yang orang-orang lakukan setiap hari" Jeno mencoba menyarankan Renjun.

"Apakah itu berarti, aku akan bertemu orang-orang Jen? Apakah aku harus melakukannya?" tanya Renjun mendongakkan kepalanya, ia menatap polos Jeno.

"Ya, kamu harus melakukannya dan juga kamu pasti akan bertemu mereka Injunie. Kamu juga bisa merasakan perbedaan kawanan milik kita dengan kawananmu yang lama" Jeno mencium gemas hidung Renjun, saat wajah polos milik pria manis itu melihat kearahnya.

"Kawanan kita?" Renjun menaikkan alisnya bingung.

"Ya, kawanan milik kita, Injunie sayang" Jeno mengecup singkat bibir Renjun.

"Ah! Aku suka itu hihi" Renjun terkekeh gemas.



















Dont forget vote & comment.

Écarlates [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang