Chapter 13

4.7K 581 26
                                    

© Skylopersian
Écarlates | 01.03.2022













Semua orang makan dengan tenang, Renjun dan Haechan menyuruh pasangan mereka makan hidangan yang mereka buat. Lucas dan Jungwoo sedang berbicara satu sama lain, ini momen yang menyenangkan bagi mereka semua.

Setelah makan siang, Jeno, Lucas, dan Mark kembali bekerja. Sementara Renjun, Jungwoo, dan Haechan memutuskan untuk pergi ke rumah milik Jeno.

Pria manis itu dan Haechan terus berbicara selama perjalanan mereka, sementara Jungwoo terdiam. Renjun memperhatikannya dan berpikir, mungkin pria cantik itu kagum dengan pemandangan disana. Beberapa saat kemudian mereka akhirnya sampai.

"Masuklah Jungwoo hyung, Chan anggap seperti di rumah sendiri"

Haechan segera mendudukkan dirinya di sofa, sementara Jungwoo masih berdiri terdiam melihat sekitar. Renjun pergi ke dapur, beberapa saat kemudian ia kembali dengan minuman dingin.

"Oh! Terima kasih Injunie, cuaca hari ini panas sekali" keluh Haechan.

"Aku membuat Lemon Tea untuk kita" ucap Renjun.

"Jungwoo hyung, kamu bisa duduk di mana pun yang kamu mau" ucap Haechan

"Hmm, baiklah.." lirih Jungwoo pelan dan duduk di ujung sofa.

Keduanya kemudian saling berpandangan, mereka merasa ada yang tidak beres dengan pria cantik itu. Mereka berdua tidak terlalu yakin, apakah menanyakannya adalah ide yang baik. Renjun kemudian memutuskan untuk bertanya.

"Apakah semuanya baik-baik saja hyung?" tanya Renjun

Raut wajah Jungwoo langsung gugup ketika di tanya. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu atau terlalu takut untuk memberitahu mereka. Pria cantik itu memandang Renjun sebentar, tak lama Jungwoo mulai terisak. Keduanya terkejut melihat pria cantik itu menangis.

Renjun dan Haechan segera bangkit dari tempat duduk mereka dan mendekati Jungwoo, mereka berdua memeluknya. Jungwoo dengan senang hati menerima pelukan mereka dan terus menangis sambil memeluk Renjun dan Haechan erat-erat. Keduanya hanya diam dan memperhatikan pria cantik itu.

Beberapa saat kemudian Jungwoo akhirnya tenang. Ia lalu melepaskan pelukannya dan mengusap matanya yang sembab, menggunakan jaket yang diberikan Lucas saat mereka bertemu tadi.

"Maaf jika aku tiba-tiba menangis, apa yang terjadi di Tantalascar sangat menghantuiku"

"A-apa yang terjadi disana hyung?" tanya pria manis itu ragu, ia menatap Renjun sejenak.

"Me-mereka membunuh semua Omega-" jawab Jungwoo dengan terbata dan matanya memerah. "A-aku melihatnya dengan mataku sendiri, saat itu aku datang ke aula belakang tempat Omega biasa berkumpul. Sangji hyung juga berada disana" lanjutnya.

"I-itu gila! Kenapa mereka membunuh semua Omega mereka?!" teriak Haechan.

"Ketika Renjun meninggalkan kawanan malam itu. Mereka tahu ada yang tidak beres, ketua Omega pergi ke rumah Renjun. Dan 2 hari kemudian orang tuanya memberi tahu mereka jika ia melarikan diri–" tubuh Jungwoo bergetar hebat.

"Berita dengan cepat menyebar di kawanan tentang ada Omega yang berhasil kabur. Semua orang, mulai memperlakukan Omega dengan buruk!" pria cantik itu mulai menangis hebat.

"Itu sangat kejam!" geram Haechan. Renjun terdiam, ia masih mencoba memproses apa yang baru saja dikatakan Jungwoo.

"Itu sangat mengerikan, aku tidak pernah menyangka jika hari itu adalah hari yang sangat mengerikan. Alpha memutuskan untuk mengakhiri populasi Omega di Tantalascar–" pria cantik itu terus menangis, Haechan dan Renjun memeluknya agar Jungwoo tenang.

"Aku selalu menjadi penjaga yang bertanggung jawab atas Omega. T-tapi pada hari itu aku melihat, betapa brutalnya mereka membunuh seluruh Omega di aula saat itu.."

Tubuh Jungwoo terus bergetar hebat, ia terlihat sangat ketakutan. Keduanya terus menenangkan pria cantik itu.

"Karena itu aku memutuskan untuk melarikan diri dari sana. Aku tidak ingin tinggal di tempat yang mengerikan itu lagi" Jungwoo merasa lega setelah menceritakan apa yang ia pendam sedari tadi.

"Kau aman disini hyung, jangan takut lagi" ucap Renjun

Keheningan menimpa mereka sejenak. Haechan terkejut dan Renjun ketakutan atas apa yang terjadi. Suasana hati mereka dengan cepat berubah dari senang menjadi sedih dalam satu hari.

Renjun merasa bahwa dialah penyebab seluruh Omega di kawanan itu mati. Ia merasa bersalah dan mulai menangis. Ia berpikir tidak seharusnya ia melarikan diri dari sana. Sehingga dia bisa menyelamatkan semua Omega jika ia tidak kabur.

Renjun menyesal telah meninggalkan mereka. Pria manis itu semakin membenci Tantalascar setelah mendengar apa yang terjadi, pada saat yang sama ia juga merasa bersalah.

"Injunie tolong jangan menganggap ini sebagai kesalahanmu. Bukan salah siapa-siapa jika kawanan lama kita memperlakukan Omega dengan adil, hal ini tidak akan terjadi. Kita berdua hanya putus asa untuk menemukan kehidupan yang baru dan lebih layak" Jungwoo mencoba meyakinkan Renjun.

"Tapi mereka tidak pantas mati hyung, mereka pantas hidup seperti kita" isak Renjun.

"Semuanya akan baik-baik saja Injunie, semuanya terjadi karena suatu alasan" Haechan mengusap punggung Renjun untuk menenangkannya.

"Tidak, karena aku mereka tidak bebas. Mereka meninggal disana, tempat dimana kita dilahirkan hyung"

"Semua akan baik-baik saja Injunie. Tolong berhenti menangis" Jungwoo mencoba menenangkannya. Ia memeluk Renjun, mencoba menghiburnya dan Haechan mengusap punggung pria manis itu.

"Aku minta maaf untuk mereka semua" Renjun menangis tersedu-sedu.

"Hyung tahu Injunie, karena hyung merasakan hal yang sama" Jungwoo kembali terisak.

Kejadian itu sungguh tragis bagi Renjun dan Jungwoo. Orang-orang yang biasa mereka lihat sehari-hari dan bekerja bersama, sekarang semuanya mati.





-_-_-_-_-_- Ecarlates -_-_-_-_-_-






"Alpha, kami tidak bisa menemukan Jungwoo yang biasa menjaga Omega. Kami sudah menggeledah semua tempat, tetapi dia tidak ditemukan dimana pun" ucap salah satu penjaga.

"APA?!" teriak Kwon Sangwoo.

"Benar Alpha sepertinya ia telah melarikan diri dari kawanan ini" ucap penjaga yang lain.

"Beraninya dia kabur dari kawanan ini!" pria kejam itu sangat marah ketika ia mendengar berita itu. Kedua penjaga yang berdiri di depannya menundukkan kepala mereka.

"Dimana penjaga perbatasan saat kejadian ini terjadi?!" tanya Sangwoo.

"Mereka berpatroli di perbatasan Timur, Barat, dan Utara Alpha" ucap salah satu penjaga.

"Mereka tidak ada yang melihat ke arah selatan?!" ucap Alpha mengamuk.

"Mereka s-sibuk mengambil mayat para Omega saat itu Alpha" ucap kedua penjaga gugup.

"Dasar bodoh dan tidak berguna, mereka tidak lebih dari sampah yang menyedihkan!" raut wajah Sangwoo terlihat sangat murka.

"..." kedua penjaga itu menunduk takut melihat amarah pria itu.

"Aku ingin kalian cari mereka berdua, aku ingin kalian membawanya hidup-hidup kehadapanku sekarang. Jika kalian tidak bisa membawanya, aku akan membunuh kalian dan memenggal kepala kalian!"

"B-baik Alpha"

Kedua penjaga itu bergegas meninggalkan ruangan Sangwoo, pria kejam itu duduk dikursi kerjanya dan memijat pelipisnya. Ia sangat kesal dan rasanya ingin membunuh seseorang saat ini. Mata pria itu menggelap sekelam malam.

"Aku akan menemukan kalian berdua. Renjun, Jungwoo, jika aku sampai mendapatkan kalian kembali. Aku akan memaksa kalian mengandung dan meliharkan keturunanku" desis Sangwoo.



















Dont forget vote & comment.

Écarlates [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang