Chapter 8

6.9K 741 27
                                    

© Skylopersian
Écarlates | 23.01.2022











Sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden kamar, seorang pria manis masih terlelap dalam tidurnya. Saat sedang asik tertidur, seorang pria tampan keluar dari arah kamar mandi. Sepertinya ia baru saja selesai mandi, ia segera memakai baju dan membangunkan pria manis itu.

"Injunie sayang" ucapnya lembut sembari mengusap rambut Renjun.

"Hmm.." pria manis itu menggeliat manja.

Renjun mengerang saat mendengar suara pria itu membangunkannya. Ia merasa bisa tidur nyenyak untuk pertama kalinya, selama bertahun-tahun. Itu sangat luar biasa, bahkan ia bermimpi indah. Di tambah tempat tidur yang ia tiduri memberi rasa nyaman pada tubuhnya.

"Hey, ayo bangun sayang.."

Renjun bisa merasakan, jika Jeno duduk tepat di sebelahnya. Ia mendekatkan dirinya dan memeluk pria tampan itu. Jeno tersenyum melihat sifat manja pria manis itu, ia membelai rambutnya. Rasa nyaman itu membuat Renjun semakin ingin tidur.

"Sebentar lagi Jen.." erangnya manja.

"Injunie, ayo kita sarapan" Jeno tertawa kecil.

"Ugh.. iya Jen"

Renjun bergumam sebagai jawaban, ia membuka matanya perlahan. Pria manis itu melihat Jeno duduk disebelahnya. Lalu ia mendudukkan dirinya, ia melihat suasana kamar yang sudah terang dan Jeno yang tersenyum manis padanya. 

"Selamat pagi, Jenolie" ucap Renjun

"Jenolie?" pria tampan itu terlihat kaget saat Renjun memanggilnya seperti itu.

"Apa? Tidak suka nama panggilan dariku?"

"Tidak, aku menyukainya asalkan kamu bahagia" Jeno mengedipkan mata pada Renjun.

"Dasar perayu ulung" Renjun terkekeh geli.

"Ayo sudah siang dan kita perlu makan sayang. Kamu tau? Kamu tidur seperti bayi Injunie.." Jeno tertawa kecil lalu bangun dari duduknya berjalan keluar kamar.

"Aku bukan bayi!"

Renjun mendengus saat mendengar ejekan pria tampan itu. Ia turun dari tempat tidur dan meregangkan tubuhnya sebentar, lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah 20 menit membersihkan diri, kini Renjun sudah terlihat lebih segar. Ia sudah memakai lagi pakaian milik Jeno, karena pria tampan itu belum mengajaknya pergi membeli baju. Ia berjalan menuruni tangga menuju ke lantai bawah.

Renjun kagum dengan rumah megah milik Jeno, saat ini ia bisa melihat seluruh isi rumah karena kemarin mereka segera naik ke lantai atas untuk beristirahat. Ia melihat ada 5 ruangan lagi di lantai paling atas, ada gazebo mini termasuk air mancur mini, dan ada balkon besar di ujung lorong.

Renjun berjalan menuruni tangga yang terbuat dari kayu Oak, ada banyak bingkai foto yang digantung di dinding sampingnya. Ia melihat satu per satu melihat beberapa foto keluarga Jeno, dan foto saat Jeno bersama teman-temannya. Yang menarik perhatiannya adalah, ia melihat foto saat Jeno masih kecil.

Melihat foto Jeno saat masih bayi membuat Renjun tertawa, melihat betapa lucunya dia di foto itu. Renjun tahu pasti itu Jeno, matanya yang sangat sipit dan tajam, eye smile yang menggemaskan, dan rambut hitamnya yang lebat.

"Astaga, dia terlihat sangat menggemaskan dan lucu. Aku ingin sekali mencubit pipinya" pria manis itu terkekeh gemas.

Saat Renjun sedang asyik memandangi foto milik Jeno, tiba-tiba sepasang lengan kekar memeluk perutnya. Ia tersentak kaget saat merasakan dada bidang Jeno menempel di punggungnya. Renjun panik, sampai ia menyadari bahwa itu tidak lain adalah Jeno.

Écarlates [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang