Chapter 2

7.5K 870 68
                                    

© Skylopersian
Écarlates | 11.01.2022

______________________________

Note: Jika ada percakapan yang menggunakan bahasa "italic" atau tanda miring, itu mereka sedang berbicara dengan jiwa serigalanya.

⚠️ Tw: Abuse.
______________________________












Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, Renjun telah menyelesaikan semua pekerjaan nya. Pemuda manis itu harus bekerja sampai malam karena lagi-lagi mendapat tugas tambahan. Dia segera bergegas pulang sebelum orang tuanya marah.

"Semoga saja Ayah dan Ibu tidak marah padaku, karena aku pulang malam lagi hari ini" gumam Renjun menghela nafasnya pelan.

Saat pria manis itu akan keluar melewati pintu belakang, seseorang datang menawarkan bantuan.

"Injunie, perlu hyung antar?" tanya Jungwoo.

"Tidak perlu hyung, terima kasih. Aku bisa pulang sendiri" jawab Renjun tersenyum manis.

"Kamu yakin pulang sendiri? Hyung khawatir takut terjadi sesuatu padamu" wajah Jungwoo terlihat khawatir.

"Hyung tenang saja, tidak akan terjadi apapun" Renjun mencoba meyakinkan Jungwoo.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati ya" ucap Jungwoo tersenyum.

"Ya hyung, goodbye Jungwoo hyung" Renjun melambaikan tangannya.

"Bye Injunie"

Renjun berjalan menuju jalan ke arah rumahnya, suasana sekitar terlihat begitu sunyi. Hanya terdengar suara bunyi hewan malam yang menemani pria manis itu. Dan beberapa prajurit yang sedang berpatroli pada malam hari, menjaga agar kawanan tetap aman.

"Kenapa kau tidak terima saja bantuan Jungwoo hyung?"  tanya Akaela bingung.

"Aku tidak ingin merepotkannya Akaela, pasti Jungwoo hyung juga sedang sibuk berpatroli"

"Dia pasti tidak merasa di repotkan olehmu Injunie"

"Aku tahu, aku hanya tidak ingin di antar saja"  ucap Renjun mengangkat kedua bahunya.

"Terserahmu saja, kamu memang keras kepala"
Akaela menggeram marah.






-_-_-_-_-_- Écarlates -_-_-_-_-_-







Setelah 10 menit berjalan akhirnya Renjun sampai didepan gerbang rumahnya, dia menghela nafas dan berdoa. Semoga saja orang tuanya sudah tidur, dia menguatkan hatinya sebelum mendekati gerbang rumah itu. Pria manis itu membuka gerbang rumahnya secara perlahan, lalu menutupnya dan tak lupa menguncinya.

Renjun memasuki rumah dengan pelan, karena tidak ingin membuat kegaduhan. Dia melangkahkan kakinya hendak melewati ruang keluarga yang saat ini dalam kondisi cahaya remang-remang. Saat ia akan berjalan menuju kamarnya, tiba-tiba suara Ayahnya terdengar mengagetkan dirinya.

Écarlates [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang