Teleportasi

11.2K 1K 37
                                    

Setelah berita luar biasa itu terdengar di segala penjuru kekaisaran, nama putri Fiona semakin menjulang tinggi.

Oleh karenanya Fiona menerima banyak sekali surat dari para gadis dan juga para lelaki.

Tentu para gadis itu ingin ikut populer dengan mendekati sang putri, sementara para lelaki ingin menjadi kekasihnya.

Fiona mengabaikan pesan-pesan itu dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama ayahnya.

Hari ini cuacanya sangat cerah, mendukung keduanya untuk menghabiskan waktu bersama sambil meminum teh di taman istana.

"Putriku.." Panggil William.

Fiona menaruh cangkirnya di meja, lalu menatap ayahnya. "Ada apa ayah?" Tanyanya dengan nada lembut.

"Kapan kamu mau menikah?" Tanya William dengan nada serius.

Tentu berita mengenai putrinya yang mendapat banyak surat dari para lelaki dan gadis-gadis di kekaisarannya sampai ke telinganya. Apalagi putrinya hampir berusia 21 tahun.

Fiona terbatuk-batuk, "A-ayah!" Pekiknya kesal.

William terkekeh kecil, dia raih tangan putrinya. Fiona yang mengetahui maksud tersembunyi ayahnya itu segera mengalihkan pembicaraan.

"Ayah, kapan aku bisa bertemu ibu?" Tanya Fiona.

William teringat dengan istrinya yang sangat dia cintai itu, "Kamu merindukan ibumu?" Tanyanya.

Fiona mengangguk antusias, sebenarnya itu hanya pengalihan. Karena dia sangat tau ibunya selalu tidak memiliki waktu untuknya, dia selalu sibuk dengan suami-suaminya yang lain.

William adalah suami ke sepuluhnya dari keduapuluh lima pria yang merupakan suami ibunya. Sementara Fiona adalah putri satu-satunya.

Fiona juga tidak pernah bertemu dengan kakak ataupun adik lelakinya. Banyak orang mengatakan ibu sang putri memiliki satu sampai dua anak dari tiap suaminya.

[Apa anda ingin melihat saudara-saudara anda master?]

"Ya, aku sebenarnya penasaran" Jawab Fiona tanpa ragu.

William yang melihat sedari tadi putrinya diam saja, mulai khawatir.

"Putriku, apakah elemen cahaya memberatkanmu?" Tanyanya.

"Tidak ayah, berkah suci ini bahkan membuat kondisi tubuhku lebih baik!" Jawab Fiona.

Tentu saja itu hanya alasan yang Fiona buat-buat. Dia tidak mungkin mengatakan karena jiwanya sudah menyatu sempurna membuat dirinya menjadi lebih baik sekarang.

William bernapas lega mendengar itu, "Tapi apa kamu sudah menguasai beberapa kemampuan?" Tanya William penasaran.

Fiona terdiam, sejujurnya dia belum mengetahui kemampuan apa yang sudah ia kuasai saat ini. Dia bahkan belum sempat menggunakan kekuatannya.

[Master, karena anda mempunyai elemen cahaya 100% tentu anda bisa melakukan semuanya]

"Benarkah?" Tanya Fiona.

[Anda bisa melakukan teleportasi, terbang, penyembuhan, bertarung, bertahan dan masih banyak lagi master. Apalagi kekuatan anda bahkan lebih kuat dari semua elemen!]

Mendengar itu Fiona merasa sangat senang, tapi dia tidak mungkin mengatakan itu semua kepada ayahnya.

"Aku bisa melakukan perlindungan ,penyerangan, dan penyembuhan!" Jawab Fiona.

William menggenggam erat tangan putrinya, kekhawatiran terlukis di wajahnya. "Ayah tidak ingin kamu terluka, jadi sembunyikan kemampuan bertarungmu!" Perintahnya.

Fiona mengangguk cepat, dia tidak ingin ayahnya khawatir berlebihan. "Terimakasih ayah" Ucapnya dengan senyuman manis terlukis di bibirnya.

"Yang mulia, ini sudah waktunya jadwal anda rapat dengan menteri-menteri" Ucap sekertaris kepercayaan William.

William tampak berat hati meninggalkan putrinya, Fiona yang melihat itu langsung tersenyum manis kepada ayahnya.

"Ayah, bagaimana jika besok kita minum teh bersama lagi?" Tawar Fiona sambil menggenggam tangan ayahnya.

"Baiklah, putriku" Jawab William dengan perasaan senang.

Setelah itu William berpamitan dengan putrinya dan memerintahkan pengawal dan pelayan menjaganya.

Merasa ayahnya sudah jauh, Fiona segera bangkit dari duduknya.

"Putri?" Panggil salah satu pelayan dengan wajah khawatir.

"Aku akan kembali ke kamar" Ucap Fiona dengan raut wajah datar.

Melihat raut wajah sang putri yang datar, pelayan dan pengawal menunduk takut. Mereka segera memberikan jalan untuk sang putri.

Fiona melangkah dengan anggun dan kembali memasuki istana menuju kamarnya.

"Jangan biarkan seorangpun masuk!" Perintah Fiona dengan sedikit tegas.

"Baik yang mulia putri!" Jawab para pengawal serentak.

Fiona menutup pintu kamarnya rapat-rapat, dia bahkan menguncinya dengan segel cahaya yang dia buat.

"Bagus! Karena aku sudah bisa menggunakan sihir teleportasi. Aku mau pergi ke tempat yang sangat ingin kukunjungi!" Ujarnya penuh semangat.

[Anda berencana pergi kemana master?]

Fiona merapalkan mantranya "Teleportasi ke tempat yang indah dan menenangkan!" Ucapnya.

Cling...

Dalam sekejap Fiona sudah berteleportasi ke tempat tujuannya.

Fiona membulatkan matanya takjub kala melihat padang rumput yang luas mengelilinginya ditambah pemandangan indah disekitarnya.

"Aduh!"

Tiba-tiba saja Fiona mendengar suara seorang lelaki yang tidak jauh darinya.

"Maaf lady bisakah anda turun dari atas saya?" Pintanya. "Jika tidak saya tidak akan bisa menahan diri saya lady!" Lanjutnya memelas.

Fiona baru menyadari bahwa dirinya mendarat di atas tubuh seseorang dengan posisi mengkhawatirkan.

"Ma-maafkan aku!" Ucap Fiona terkejut sambil menjauhkan dirinya.

TBC

Waduh, siapa tuh? Apakah dia salah satu ML kita?

See you in the next chapter..

bye bye..

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang