Pembalasan

7.7K 799 114
                                    

"Yang Mulia, anda harus melepaskan Ella!" Ucap Johann bersikeras.

Johann dan Charles ditangkap karena diduga bekerja sama untuk melepaskan Osamu dari penjara.

Dan bukti mereka sudah melakukan sesuatu kepada Rose juga menjadi salah satu alasannya.

Sementara William sedari tadi berusaha menahan dirinya, dia menunggu keputusan putrinya yang ingin menghukum orang-orang ini karena berani menyakiti sahabatnya.

"Willi.." Panggil Evyana yang datang bersama dengan suaminya, John.

William melihat kearah istrinya itu dan melihat John disebelah istrinya.

"Ada apa?" Tanya Evyana penasaran dan melihat kedua lelaki yang tengah diikat itu.

William tidak melepaskan tatapannya dari istrinya, "Hanya serangga.." jawabnya.

"Serangga apa sampai membuatmu melepaskannya bahkan tidak menyentuhnya? Apa kamu jadi berbelas kasih pada serangga? Biasanya kamu langsung membunuh mereka?" Tanya Evyana sambil menatap sinis dua orang itu.

William tidak bisa berkata-kata.

"Istriku, mungkin William punya rencana lain.." Ucap John membantu.

Evyana mengangguk lalu duduk di kursi tahta, kedua suaminya hanya berdiri disebelah istrinya seperti penjaga. Memang Evyana sangat diagungkan oleh mereka, tidak ada seorangpun suaminya yang menganggapnya remeh.

Fiona bersama dengan Yagiz memasuki ruangan, Yagiz terkejut melihat 2 orang yang tengah ditahan.

Sementara Fiona tersenyum tipis melihat dua orang itu, 'perlukah aku menyiksa mereka sekarang?'.

[Itu adalah pemikiran yang bagus master!]

Fiona menyeringai mendengar persetujuan sistemnya, Yagiz yang melihat raut wajah Fiona, dia merasa merinding. Apakah dia benar reinkarnasi adiknya? Kenapa sangat menyeramkan?

Fiona dan Yagiz memberikan salam hormatnya kepada ketiga orang tuanya.

"Ini semua kesalahan anda putri!!" Ucap Charles lantang.

Ctar..

Semua orang seperti tersambar petir, berani-beraninya orang biasa itu menyalahkan putri Fiona. Fiona menatap datar dua orang itu, kemudian menatap ayahnya seperti mengatakan. 'boleh aku mulai sekarang ayah?'.

William mengangguk, lalu Fiona meminta pengawalnya membawa kedua orang itu ke tempat yang sudah dia siapkan.

Sebuah ruang kosong yang hanya terdapat Fiona dan keempat orang itu.

"Kalian berjaga saja diluar, dan jaga jarak 5 meter!" Perintah Fiona, lalu memasuki ruangan itu.

Ruangan itu ditutup rapat, dan Fiona menguncinya dengan es.

[Master, apakah anda ingin menggunakan cambuk anda?]

"Tidak itu berbahaya, aku benci ditatap menjijikan seperti itu!" Ucap Fiona sambil menatap sinis Osamu.

Sementara Osamu malah membalas tatapan itu dengan wajah memelas dan pipi yang merona. Dia tidak sabar menantikan siksaan dari gadisnya itu.

"Rose.." panggil Osamu.

Fiona terus merutuki dirinya karena pernah mencintai pria didepannya itu, sungguh menjijikan.

"Perlukah aku membuat kalian langsung mati?" Tanya Fiona dengan tatapan tajam.

Osamu tertawa kecil, "lakukan saja jika itu keinginanmu sayang.." Ucapnya, "Aku rela mati demi ayang.." Lanjut Osamu.

Fiona yang mendengar itu semakin jijik, dia membungkam mulut Osamu dengan mantra pembungkam.

Ella terus menangis tersedu-sedu, "Anda kejam putri, anda bahkan tidak memaafkan saya? Saya sedang mengandung!!" Ucap Ella.

Fiona tercengang, lalu berdiri di depan Ella. Ia cengkram rahang Ella, "kau bilang mengandung?".

"Hentikan itu putri!! Anda tidak boleh menyentuh kekasih kami! Bukankah kalian sama-sama memiliki kekuatan cahaya? Mengapa anda sangat kejam dan tidak selembut Ella!!" Ucap Johann lantang.

"Ya Ella sedang mengandung anak kami!!" Ucap Charles lantang.

Fiona tertawa hingga suaranya terdengar seisi ruangan, suasana seketika menjadi mencekam.

"Beraninya kamu memuji seseorang di depanku dan membandingkan dia denganku!" Fiona memasang wajah bengisnya.

Lalu menancapkan es tajam ke tangan dan kaki mereka seakan dipaku, hingga mereka serentak berteriak kesakitan.

Para pengawal di luar dapat mendengar jelas teriakan itu, mereka merasa putri sudah bertindak kejam kepada tahanan.

Sementara itu Fiona tampak puas menikmati siksaan itu dan menikmati seluruh darah yang mengotori gaun putihnya.

"Aku sangat puas melihat kalian kesakitan begini!!" Ucap Fiona sambil menambahkan rasa sakit pada keempat tahanannya itu.

"Kau bilang dia mengandung? Perlukah aku membelah perutnya dan memperlihatkan hasil kerjasama kalian itu??" Tawar Fiona.

"Anda kejam putri!! Ini, ini pasti karena kekuatan kegelapan itu yang mempengaruhimu!!" pekik Ella.

Fiona semakin marah dan menambah penderitaan mereka.

Empat orang itu sudah lemas karena rasa sakit bertubi dan darah yang terus mengalir dari tubuh mereka.

"Bunuh aku saja.." rintih Ella yang sudah pasrah.

Fiona sempat membuktikan bahwa Ella tidak benar-benar hamil, dia juga membuka semua rahasia Ella yang membuat ketiga lelaki itu sangat terkejut dan tidak membela Ella lagi.

"Kekuatan cahaya mu itu didapat karena kamu membunuh pemilik cahaya lainnya kan?" Ucap Fiona.

"Lalu kamu mengambil kekuatan nya!" Lanjut Fiona

Ella tersentak, bagaimana bisa Fiona mengetahuinya?

Charles dan Johann yang mengetahui hal itu seketika menatap jijik Ella, mereka menyesal sudah terpancing dengan perlakuan baik Ella padahal dia tidak sebaik itu.

"Bunuh saja wanita kejam itu!!" Pinta Charles.

"Kau berani-beraninya!!" Pekik Ella.

Fiona senang dengan kehancuran itu, itu sama seperti saat dimana dia dan ketiga suaminya bahagia melihat penderitaannya. Akhirnya dia bisa membalaskan penderitaan itu kepada Ella.

"Rose.." rintih Osamu yang hampir hilang dari kesadarannya.

Fiona mengabaikan itu dan terus menyiksa mereka dia bahkan menyiapkan mantra terakhir yang akan membuat mereka mati dalam sekejap dan menghancurkan jiwa mereka, sehingga mereka tidak bisa bereinkarnasi lagi.

"Kenapa Osamu terus mengatakan uhuk.. kamu adalah Rose?" Tanya Charles yang sudah batuk darah.

"Karena aku memang Rose!" Jawab Fiona.

Mereka terkejut mendengar itu.

JLEB

Keempat orang itu langsung kehilangan nyawanya setelah mendengar jawaban itu.

Tanpa disadari Jean, Isaac, Leon, Yagiz, dan ketiga orang tuanya mendengar ucapan Fiona dengan sangat jelas dari luar ruangan.

Fiona tersenyum puas melihat empat orang itu dan dengan dipenuhi darah di tubuhnya, Fiona keluar dari ruangan.

"Bereskan sisanya, dan berikan tubuh mereka ke hewan buas di hutan!" Perintah Fiona.

Semua orang menatapnya tapi Fiona mengabaikan mereka dan langsung berteleportasi ke kamarnya.

"Siapkan air mandiku!" Perintah Fiona.

Para pelayan menunduk dan gemetaran aura Fiona sangat menyeramkan, mereka langsung menuruti perintah Fiona.

Fiona membersihkan dirinya, dia tidak mau mencium bau darah yang menyengat itu di tubuhnya.

Sementara orang-orang yang mendengar ucapan Fiona tadi masih tidak percaya, apakah itu hanya kata-kata yang sengaja Fiona lontarkan? Mereka tidak tau.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang