Hubungan ayah dan anak

6.7K 800 12
                                    

Deus memegang bola kristal yang sama dengan Fiona, dia tidak bisa mengontrol raut wajahnya yang bahagia.

Dia bahkan mengingat Fiona hari ini tidak memakai gaun melainkan baju militer, dia menebak-nebak "Apakah Fio suka berpedang?" Pikirnya.

Deus tenggelam dalam pikirannya, memikirkan hal-hal apa saja yang Fiona sukai. Lalu dia teringat belum mengabari Kaisar, ayahnya.

Mengenai dirinya yang akan pergi ke kekaisaran Vorexar untuk menyatakan perdamaian sekaligus meminang sang putri.

"Yang Mulia Kaisar" Panggil Deus menghadap Kaisar yang masih duduk di atas tahta.

"Katakan!" Perintahnya.

"Saya akan pergi ke kekaisaran Vorexar" Ucap Deus.

"Pergilah!" Perintah Kaisar, yang sudah tau maksud putranya.

Deus tersentak, "Saya bahkan belum mengatakan alasanya, Yang Mulia" Ucap Deus bingung.

"Aku sudah tau, kau kira aku tidak tau apa yang sudah putra ku lakukan Hah?" Ujarnya.

Deus menjadi yakin ayahnya ini selalu memata-matainya.

"Baguslah, akhirnya kau membuka pintu hatimu untuk seorang wanita. Aku tidak masalah dia dari kerajaan mana, yang penting putraku hidup bahagia!" Ucapnya.

Mengingat, cinta Kaisar yang kandas karena menemukan seorang istri yang mencampakkannya setelah mengetahui sang Kaisar memiliki elemen kegelapan. Sehingga membuat trauma kepada putranya.

Deus mengangguk pelan, biasanya ayahnya akan banyak mengaturnya dan melarangnya.

"Tapi sebelum itu.." Ucap Kaisar terputus, lalu melihat raut wajah putranya yang tersentak dan takut akan ditolak olehnya.

"Apakah wanita itu juga mencintaimu? Apakah dia sudah tau tentang elemen kegelapanmu?" Tanya Kaisar bertubi dengan rasa khawatir.

"Dia juga mencintaiku dan sudah tau mengenai elemen kegelapanku" Jawab Deus meyakinkan.

Kaisar mengangguk menanggapi putranya.

"Dia memiliki elemen cahaya" Ucap Deus ragu.

"Aku tau, putraku!" Ucap Kaisar terkekeh.

"Ayah, sepertinya anda memata-matai saya terlalu banyak!" Ucap Deus penuh penekanan.

"Benar aku melakukannya, tapi itu karena aku khawatir padamu" Ucap Kaisar.

"Aku harap kau tidak memata-mataiku di kamar!" Tegas Deus.

"Sayangnya, aku sudah melakukannya" Jawab Kaisar sambil memiringkan kepalanya.

Deus yang mendengar itu wajahnya langsung memerah karena kesal, lalu dia mengeluarkan mantra penyerangan pada Kaisar.Dan dengan mudah Kaisar menangkis serangan itu.

"Berani-beraninya ayah menguntit putramu sendiri!"

BLARR

(Suara api hitam)

WUSH

(Kaisar menangkis)

"HAH, Aku khawatir padamu!"

BLARRR

(Kaisar menyerang balik)

"Anda seharusnya memberikan ruang pribadi untukku!"

WUSH

(Deus menghindar cepat)

Dibalik keributan itu, orang-orang di sekitar sama sekali tidak memasang wajah panik. Karena mereka sudah terbiasa dengan keributan dari dua orang di depan mereka.

Mereka membiarkan saja dua orang itu membuat kekacauan, meski banyak barang yang hancur atau terkadang istana juga ikut hancur.

🌹

Tidak seperti biasa, malam harinya Fiona berjalan keluar kamarnya. Perasaannya bercampur aduk, dia tidak sabar menunggu kedatangan Deus.

Fiona berjalan ke taman istana, taman bunga mawar yang ayahnya berikan untuknya. Lalu dia memencarkan matanya mencari letak sofa yang di sediakan di taman.

Pandangannya terfokus pada seseorang yang tengah tertidur lelap di sofa itu. Fiona perlahan mendekati orang itu, dia tidak habis pikir. Bagaimana bisa seseorang memasuki tamannya.

Karena merasa bayangan seseorang menutupi cahaya lampu di wajahnya orang itu terbangun, dia melihat jelas wajah Fiona yang menutupi cahaya lampu.

Lalu dia tersenyum manis, "Sepertinya aku memimpikan seorang wanita cantik" Ujarnya.

Pipi Fiona memerah, lalu ia tersadar seharusnya dia marah pada orang itu.

"Tuan, tidak bisakah anda, tidak tidur sembarangan?" Tanya Fiona kesal.

Orang itu mengelus pipi Fiona, "Anda sangat cantik, bunga mawar bahkan kalah cantik dari anda" Ujarnya.

Kini tidak hanya pipinya yang memerah tapi seluruh wajah Fiona ikut memerah.

"Hentikan dan bangun!" Bentak Fiona.

Orang itu langsung terbelalak ketika menyadari siapa orang di depannya, dia langsung bangun.

Dug..

"Awww.." Ringis keduanya, saat orang itu menabrak Fiona tepat di wajah.

"Yang Mulia Putri, maafkan saya!" Ucapnya sambil menunduk.

Fiona melambaikan tangannya, "Aku baik-baik saja" Ucapnya.

Lalu orang itu melepas mantelnya dan memasangkannya pada Fiona, "Udara sangat dingin, Yang Mulia Putri" Ucapnya.

Fiona tersenyum ramah, "Terimakasih" Ucapnya.

Orang itu mengangguk, "Perkenalkan saya pangeran dari kekaisaran Magixion, Jean Shakespeare. Saya datang kemari bersama dengan Jenderal Leon" Ucapnya sambil menunduk sopan.

"Saya putri di kekaisaran Vorexar, Fiona Lynelle" Balas Fiona sambil menunduk sambil menarik sedikit gaunnya ala bangsawan.

Keduanya saling bertukar senyuman, lalu pandangan Jean teralih kepada cincin di jari manis Fiona.

"Putri, cincin itu?" Jean bertanya-tanya.

Fiona menatap cincin itu dengan wajah merona dan kebahagiaan di senyumannya. "Ini diberikan oleh seseorang" Ucapnya.

Jean tersenyum paksa, dia merasakan sesuatu di dadanya terasa sakit.

"Apakah Putri tau, cincin apa itu?" Tanyanya.

Fiona menggeleng pelan.

"Itu adalah cincin dari sihir kegelapan, cincin itu digunakan sebagai alat pendeteksi keberadaan dan perlindungan" Jelas Jean.

Fiona mematap cincinnya dan menyentuhnya perlahan, "Apakah Deus khawatir padaku?" Batinnya.

Jean menatap khawatir Fiona. "Putri, jika cincin itu terlihat oleh orang lain, itu akan berbahaya" Ucapnya.

Fiona tersentak, dia tidak mau terjadi bahaya pada dirinya.

Jean langsung mengucapkan mantra dan membuat sebuah kalung. "Pakailah ini Yang Mulia, anda bisa mengalungkan cincin anda dengan ini dan menyembunyikannya" Jelas Jean.

Fiona langsung mengambil kalung itu, lalu melepas cincinnya dan menyimpannya di kalungnya.

Jean melihat sang putri yang kesulitan mengenakan kalungnya, segera membantunya.

"Terimakasih banyak pangeran" Ucap Fiona.

Jean tersenyum manis.

TBC

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang