Kejadian tidak terduga

7.3K 778 1
                                    

Beberapa hari terakhir Isaac melihat sang putri yang mondar-mandir mengunjungi perpustakaan.

Karena rasa penasaran dia menyempatkan diri untuk mengunjungi perpustakaan.

"Hari ini gaun pink" Ucapnya setelah melihat sang putri yang sibuk mencari buku.

"Anda mencari apa putri?" Tanya Isaac mendekati Fiona.

"Aku mencari buku yy dan xx" Jawabnya dengan nada malas.

Isaac tersentak, "Apakah putri mempelajari matematika?" Tanyanya.

Fiona menggeleng cepat.

"La-lalu?" Isaac penasaran.

"Tuan penyihir, apakah anda tau buku tentang kerajaan Cassazee?" Tanya Fiona langsung mengalihkan pembicaraan.

Isaac terkejut, bagaimana bisa putri Fiona mengungkit mengenai kerajaan Cassazee.

"Putri, sebaiknya anda tidak menanyai hal itu" Cegah Isaac.

Fiona memasang wajah bingung, "Kenapa?" Tanyanya.

"Karena kedua kerajaan memiliki hubungan yang buruk" Jawab Isaac.

"Dengan alasan apa?" Fiona semakin penasaran.

"Apakah anda penasaran?" Tanya Isaac. Fiona mengangguk cepat.

Isaac menarik napas berat, "Ikutlah denganku putri!" Ajaknya.

Fiona mengangguk dan berjalan lebih dulu melewati Isaac yang saat ini memberikan tangannya berharap sang putri menyambut tangannya itu.

Fiona tidak menyadari hal itu dan dirinya sudah sampai di depan pintu perpustakaan, "Tunggu apalagi, ayo!" Ajak Fiona semangat.

Isaac menarik kembali tangannya, perasaannya jadi kecewa. Lalu dia menghampiri sang putri yang menunggunya di dekat pintu perpustakaan.

Keduanya berjalan menuju lab pribadi Isaac. Sebenarnya ini kali pertama dia mengundang seseorang kedalam labnya, biasanya seorangpun tidak diizinkan masuk bahkan pelayan yang ingin bersih-bersih sekalipun.

🌹

Isaac mempersilahkan sang putri memasuki labnya.

Fiona membulatkan matanya takjub melihat isi ruangan di lab tersebut. Isaac yang melihat ekspresinya terkekeh kecil.

Lab yang tampak terawat dengan beberapa tumbuhan di dalam pot, juga botol-botol ramuan yang disusun rapih.

"Disini bau obat, jika putri tidak bersedia kita dapat pindah?!" Tawar Isaac.

Fiona menggeleng cepat, "Aku suka wangi obat!" Ujarnya.

Isaac tersentak, biasanya tidak ada orang yang menyukai wangi obat apalagi obat herbal. Baru kali ini dia mendengar seseorang menyukai hal itu.

Fiona berjalan perlahan memasuki ruangan itu, ia berusaha agar gaunnya yang lebar itu tidak menyenggol botol-botol ramuan yang ada di meja.

Isaac yang melihat kehati-hatian sang putri terkekeh kecil.

[Master anda bisa merubah pakaian anda]

Fiona menepuk keningnya, dia melupakan kekuatannya itu. Dengan cepat dia mengeluarkan sihirnya dan mengubah gaunnya menjadi pakaian seperti seragam prajurit istana, menurutnya pakaian itu lebih baik dibandingkan gaunnya yang ribet.

Isaac terbelalak melihat penampilan sang putri saat ini, menurutnya putri terlihat lebih cantik dan berenergi sekarang setelah mengikat rambutnya.

"Ehem.. Tuan penyihir apakah saya boleh duduk di kursi?" Tanya Fiona sambil menunjuk kursi yang tidak jauh darinya.

"Tentu putri" Jawab Isaac.

Fiona menduduki kursinya lalu dia menatap Isaac yang masih berdiri menatapnya.

"Kemarilah tuan penyihir!" Ajak Fiona.

Isaac langsung mengikuti ajakannya dan duduk di kursi sebelah Fiona.

"Jadi ceritakan mengenai kerajaan Cassazee!" Ujar Fiona menagih janji Isaac.

Isaac mengira Fiona akan melupakan kata-katanya, "Baiklah, putri!" Ucapnya.

"Kekaisaran Cassazee adalah sebuah kerajaan yang identik dengan elemen kegelepan." Jelas Isaac.

"Apa disana ada banyak orang dengan elemen kegelapan?" Tanya Fiona penasaran.

"Sama seperti elemen cahaya yang sulit ditemui, elemen kegelapan sama seperti itu." Jawab Isaac.

"Lalu kenapa disebut identik dengan elemen kegelapan?" Tanya Fiona.

"Itu karena mereka sangat mengagungkan kegelapan, mereka menyanjung elemen kegelapan dibandingkan elemen cahaya. Fakta itu berbanding terbalik dengan Kekaisaran Vorexar" Jelas Isaac.

"Apa karena alasan itu kedua kerajaan bermusuhan?" Tanya Fiona.

"Tidak hanya itu, tapi juga karena kerajaan Cassazee terkenal dengan kekejaman mereka. Mereka bahkan sulit diajak untuk bekerjasama!" Jawab Isaac.

Fiona menyimpulkan kalau jarak yang jauh juga jadi salah satu alasannya.

"Apa hanya itu?" Tanya Fiona memastikan.

"Ya, hanya itu putri" Jawab Isaac.

[Master, alasan itu sepertinya kurang bisa diterima]

"Kamu benar sistem" Jawab Fiona.

[Setau saya Deus orang yang cukup baik, meski pernah melakukan sesuatu diluar dugaan]

Karena ucapan sistem, Fiona jadi mengingat kejadian beberapa hari lalu saat bersama Deus. Wajahnya memerah padam mengingat hal itu.

Isaac yang melihat wajah sang putri memerah, dia langsung menyentuh kening putri untuk mengecek suhunya.

"Tidak panas!" Gumamnya.

Isaac langsung menempelkan keningnya ke kening Fiona.

"Tidak ini ti-" Ucapannya terputus kala menyadari mata mereka saling memandang.

"Hei penyihir, apa yang anda lakukan?"Tanya Fiona.

Isaac terdiam lalu semilir mawar tercium di hidungnya, "Mawar" Gumamnya.

"Penyihir!!!" Pekik Fiona.

Isaac tersadar dan langsung menjauhkan Fiona. "Ma-maafkan aku putri" Ucapnya sambil menutupi wajah malunya.

"Ada apa denganmu penyihir?" Tanya Fiona mendekati Isaac.

Brak...

Pintu Lab dibuka paksa oleh seseorang. Fiona dan Isaac terkejut, keduanya terbelalak saat melihat siapa yang membuka pintu itu.

TBC

Hah? Siapa tuh? Ganggu aja deh!

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang