Leon salah paham

7K 812 12
                                    

Sudah beberapa hari ini Leon menemui Kaisar untuk menanyai alasan kematian Rossa. Tapi Kaisar malah menyuruhnya menemui putri tanpa alasan yang jelas.

Leon akhirnya memberanikan dirinya mengunjungi sang putri, sebelumnya ia ragu karena sudah bertindak tidak sopan kepada putri.

Kaisar juga tidak menghukumnya namun dia dapat merasakan tatapan tajam dari Kaisar, yang siap menghujamnya dengan pedang jika terjadi hal yang sama seperti sebelumnya.

"Apakah yang mulia putri ada di ruangannya?" Tanya Leon kepada salah satu pelayan pribadi putri.

"Maaf jenderal, saat ini putri sedang berada di perpustakaan" Jawab pelayan.

Leon segera berpamitan lalu pergi ke perpustakaan, belum sampai ke perpustakaan Leon melihat putri dengan penyihir berjalan berdampingan.

"Mau kemana mereka?" Batin Leon.

Leon sangat tau hubungan putri dan penyihir tidak begitu baik, karena penyihir selalu berkata pedas pada putri. Sementara putri yang berhati lembut selalu menerima kata-kata pedas itu.

Leon segera mengikuti putri dan penyihir dari belakang dengan perasaan khawatir takut putri ditindas. Dilihatnya penyihir itu mempersilahkan putri memasuki labnya, membuat Leon menatapnya penuh pertanyaan.

"Bukankah penyihir tidak pernah mengizinkan siapapun masuk?" Tanyanya.

Leon merasa ragu untuk mendekati lab itu, namun tidak sengaja dari jendela lab dia melihat pemandangan yang tidak mengenakan.

Brak...

Leon membuka paksa pintu lab membuat Isaac dan Fiona terkejut.

"Apa yang anda lakukan?" Tanya Leon penuh penekanan.

Fiona langsung berdiri tegap diikuti oleh Isaac, keduanya tampak canggung.

Leon yang melihat itu merasa aneh dan menganggap bahwa putri memiliki hubungan dengan sang penyihir.

"Yang mulia putri, jika anda ingin melakukan sesuatu sebaiknya anda meminta izin Kaisar untuk merestui hubungan kalian dulu. Karena izin orang tua itu penting!" Ujar Leon.

Fiona memandang Isaac begitupun dengan Isaac, wajah keduanya bingung.

"Apa maksudmu Leon?" Tanya Isaac.

"Bukannya sudah jelas?" Leon balik bertanya.

[Master sepertinya jenderal salah paham]

"Oh, apakah dia cemburu?" Tanya Fiona penasaran.

[Tidak, sepertinya tidak begitu master]

Fiona memasang wajah kecewa sambil menatap Leon, dia berandai-andai jika Leon mengetahui bahwa dirinya dan Rossa adalah orang yang sama. Tapi rasanya itu tidak mungkin terjadi.

"Terimakasih penyihir. Aku harus segera kembali!" Ucap Fiona berpamitan lalu melangkah keluar lab.

"Tunggu putri!" Henti Leon.

Fiona menatap Leon dengan raut wajah malas, "Apa?" Tanyanya.

Leon tersentak mendapatkan tatapan tersebut, "Sa-saya mau bicara secara pribadi dengan anda!" Mintanya.

"Tentang Rossa?" Tanya Fiona langsung menebak, "Aku ingin kau mencari tau sendiri tentang hal itu!" Ucap Fiona, lalu meneleportasikan dirinya ke kamar.

🌹

Fiona menghentak-hentakkan kakinya dengan perasaan kesal, dia tidak habis pikir. Leon begitu mencintai Rossa dibandingkan dirinya, padahal mereka adalah orang yang sama.

[Master saya mempunyai kabar baik, Osamu sudah ditangkap oleh Kaisar]

"Huh? Benarkah?" Tanya Fiona antusias.

[Ya, dia juga beberapa kali berusaha kabur. Akhirnya dia berhasil tertangkap juga!]

"Bagus!"

[Kebetulan juga, anda mendapat misi]

"Misi apa itu?" Tanya Fiona penasaran.

[Misi 'Memakai cambuk untuk pertama kali']

"Hei sudah kuduga itu rencanamu sistem, apakah kamu sangat menikmati rencana ini?" Tanya Fiona tak habis pikir.

[Hehehe, saya suka melihat anda bertindak kejam master]

Fiona menggelengkan kepalanya, "Lalu, apakah dia sudah di penjara?" Tanya Fiona.

[Dia sudah berada di penjara selama 30 menit yang lalu, apakah anda berencana menemuinya master?]

Fiona mengangguk, "Pergi ke penjara tempat Osamu berada!" Ucapnya merapal mantra teleportasi.

Cling~

Fiona terkejut mendapati Osamu yang setengah sadar dengan tangan dan kaki terikat rantai, terlihat beberapa luka siksaan ditubuhnya.

"Bau darah" Ucap Fiona.

Dia merinding melihat itu untungnya dia tidak memakai gaunnya, karena darah di lantai itu pasti mengenai gaunnya.

"Enghh.." lenguh Osamu.

"Sistem aku harus bagaimana?" Tanyanya bingung.

[Anda bisa langsung saja menyiksanya dengan cambuk anda master!]

Fiona tersentak mendengar sistem yang semangat. Sejahat-jahatnya dia, dia tetap tidak tega menyiksa orang dalam keadaan lemah tak berdaya.

"Putri?" Tanya Osamu yang mulai tersadar. "Kenapa anda disini?" Penuh penekanan.

Fiona tersenyum miring, "Aku mau melihatmu!" Jawabnya.

"Ck, apa tidak puas? Anda sudah memberitahukan kaisar tentang kejahatanku?" Tanyanya dengan senyuman tipis.

"Oh tentu saja tidak puas, kau sudah melukai hatiku!" Jawab Fiona sambil mencengkram rahang Osamu.

"Begitukah? Apa yang anda inginkan?" Tanya Osamu menantang.

"Apa kau ingat? Rossa sudah beberapa kali memergokimu melakukan hubungan xxx dengan para pelayan di mansion?" Fiona balik bertanya.

Osamu tersentak, "Bagaimana bisa?" Ujarnya.

"Itu rahasia Osamu!" Ucap Fiona dengan senyuman tipis, "Karena kamu sudah sadar sepenuhnya, aku tidak ada pilihan lain selain menghukummu atas perbuatanmu itu!" Ujarnya.

Fiona mempersiapkan cambuknya, Osamu yang melihat cambuk itu tampak merinding. "Apakah aku akan mendapat siksaan lagi? Ck dasar keluarga sialan!" Umpatnya.

CTAK

Baru sekali cambukan, pipi Osamu sudah memerah karena tersipu sambil menatap Fiona. "Pu-putri" Ucapnya memelas.

"A-apa ini?" Fiona kebingungan.

[Master, sepertinya cambukan anda mulai bereaksi. Sudah ditahap rasa suka]

"Wtf? Aku merasa seperti sedang melakukan kekerasan pada orang yang masokis!" Ujarnya.

"Putri tidak bisakah anda lakukan lagi kepada saya?" Tanya Osamu memelas.

Entah mengapa Fiona merasa jijik, "Kita lanjutkan lagi nanti!" Ucapnya, lalu langsung meneleportasikan dirinya.

[Master, kenapa anda berhenti?]

"Satu cambukan saja sudah membuatnya suka, dua cambukan membuatnya cinta, tiga cambukkan membuatnya obsesi, lebih dari itu dia tidak akan pernah melepaskanku??" Fiona menyimpulkan dengan raut wajah frustasi.

"Cambukan apa?" Tanya seorang lelaki.

Fiona tersentak dan langsung mengalihkan pandangannya ke orang itu.

TBC

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang