Kotak Hadiah

7.6K 897 5
                                    

"Bagaimana kondisi putriku?" Tanya William kepada Isaac yang baru saja datang ke ruang kerjanya.

William tidak sempat menjenguk putrinya karena harus mengurusi urusan kerajaan yang saat ini sedang sulit.

Tapi tentu saja dia merasa sangat khawatir, andaikan pekerjaan bisa ia tinggalkan. Dia pasti langsung meninggalkannya dan menemui putri tercintanya.

"Putri sudah lebih baik sekarang" Jawab Isaac tanpa basa basi.

William melihat telinga Isaac yang merah, "Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya penasaran.

"..." Isaac terdiam.

"Ada noda lipstik di telingamu, apa kau baru berkencan?" Tanya William, berusaha menahan tawanya.

Dia sangat mengenal Isaac, seorang yang dingin dan tidak banyak bicara juga tidak patuh dengan siapapun. Apakah akhirnya ada seseorang yang menaklukannya?

Isaac segera menggeleng cepat, "Tidak" Jawabnya singkat.

William menggeleng pelan, sepertinya dirinya tidak akan mengetahui kekasih yang disembunyikan Isaac.

"Kaisar, saya harus segera kembali ke lab" Ujarnya lalu segera pergi meninggalkan William.

William sudah terbiasa dengan sikap tidak sopan Isaac yang melihatnya sederat dengannya, tapi dia tidak mempermasalahkannya karena sebelum Isaac dikirim ke kerajaannya dia sudah mendapatkan pesan dari Kaisar Alterniamon bahwa penyihir agung elemen cahaya itu tidak suka banyak diatur dan suka seenaknya saja.

William kembali fokus dengan tumpukan dokumen di mejanya, dia ingin cepat menyelesaikan semuanya agar bisa menghabiskan banyak waktu bersama putrinya.

🌹

"Sistem bukankah misiku sudah selesai?" Tanya Fiona sambil memperhatikan berkas ditangannya.

[Benar master, saya akan mengeluarkan hadiah anda]

Terlihat kotak bronze di meja rias Fiona. Fiona langsung membuka kotak itu, dan betapa terkejutnya dia melihat isi dari kotak itu.

"Ke-kenapa ada cambuk di dalam ini?" Tanya Fiona sambil mengeluarkan cambuk itu.

[Bukankah anda pernah bilang, tidak ada yang tertarik pada anda sama sekali? Dengan cambuk itu anda bisa menarik perhatian para pria yang anda sukai master!]

Fiona langsung menaruh kembali cambuk itu kedalam kotak, "Huft, aku tidak mungkin menggunakan cambuk ini!" Ucap Fiona.

[Apakah anda tidak menyukai cambuk itu master?]

"Cambuk itu berbahaya sistem, lagipula aku tidak mungkin memaksa orang lain untuk menyukaiku!" Ucap Fiona.

Fiona segera menyimpan kotak bronze itu di laci pribadinya. Fiona meraih berkas ditangannya dan membacanya.

"Sistem, ini adalah berkas penggelapan dana yang dilakukan Osamu!" Ucap Fiona.

[Itu akan membantu anda untuk mengungkap kejahatan suami anda itu master!]

"Tapi Osamu hanya akan dipenjara hanya karena penggelapan dana?" Tanya Fiona merasa tidak puas.

[Bukankah itu baik master? Jika anda merasa tidak puas anda bisa menggunakan cambuk anda itu untuk menyiksanya!]

"Apa maksudmu?" Tanya Fiona penasaran.

[Buat dia mencintai anda master, sampai dia tidak bisa hidup tanpa anda dan menuruti semua keinginan anda!]

"Bu-bukankah itu berbahaya kalau sampai terobsesi begitu?" Tanya Fiona khawatir.

[Dia berada di penjara, tentu tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi penjara di kerajaan Vorexar sangat ketat]

"Bagus!" Ujar Fiona setuju.

Fiona langsung menyiapkan berkas itu kedalam tempat yang ia sediakan, "Aku tidak akan mengungkapkan identitas ku!" Ujarnya.

Dia menyimpan berkas itu di dalam map coklat tanpa nama pengirim, lalu dia langsung berteleportasi ke tempat penerimaan surat di istananya. Kemudian menyelipkan map coklat itu di tumpukan surat milik Kaisar.

Setelahnya dia kembali ke kamar. Fiona berjalan ke balkon kamarnya melihat pemandangan langit malam yang indah.

Dari kejauhan Isaac melihat sang putri yang berdiri memandang langit malam, jantungnya berdegup kencang.

Angin malam membuat rambut hitam sang putri yang terurai itu mengikuti arah angin.

"Putri memakai pakaian yang tipis, apa dia tidak merasa dingin?" Gumam Isaac khawatir.

Tok..tok..

Mendengar ketukan pintu di kamarnya Fiona segera memasuki kamarnya. Isaac tampak kecewa tidak bisa melihat sang putri lebih lama.

Fiona membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Fiona.

"Putri saya menyiapkan air hangat untuk anda mandi" Ucap pelayan.

Fiona segera mandi, setelahnya dia bersiap untuk menidurkan dirinya. Hari ini cukup melelahkan untuknya.

Sementara Isaac sibuk dengan botol-botol ramuannya, dia frustasi memikirkan kata-kata sang putri yang mengatakan bahwa obatnya menyebabkan rasa sakit. Padahal dia ingat jelas obat itu tidak akan menimbulkan rasa sakit sama sekali setelah seseorang meminumnya.

"Putri, kau membuatku sangat frustasi" Gumamnya.

Tapi kemudian ia tersadar, bagaimana bisa putri mengetahui efek dari obatnya itu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Batinnya.

TBC

Isaac gausah netingan deh!

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang