"Ino kau tidur ya, sepertinya ayah mu sedang sakit. Aku akan mengurusnya dulu, kau anak pintar kan?" Tanya Hyunjin. Ino yang sangat ketakutan lalu mengangguk mengiyakannya.
Hyunjin lalu keluar dari sana dan pergi ke kembali pada Chan.
"Kenapa kau mabuk-mabukan seperti ini? Apa kau tidak malu dengan anak mu atau kasihan pada ku?" Tanya Hyunjin sambil memegang wajah milik Chan.
"Siapa kau? Diam! kau bukan siapa-siapa di sini" kata Chan sambil mendorong pria itu. Hyunjin menghela napas, dia benar-benar tidak tahan saat ini.
"Hai! Aku ini Hyunjin istri mu Bang Chan. Tolong hargai aku di sini, kau tahu aku ini lelah dengan sikap mu ini" kata Hyunjin.
Chan tersenyum miring dia lalu membelai wajah pria itu.
"Kau memang cantik tapi kau tidak bisa masuk ke hati ku" kata Chan. Mendengar itu membuat Hyunjin menjadi sakit hati.
"Kau ingin melakukan kewajiban mu kan? Jadi ayo lakukan malam ini" kata Chan lalu dia menarik tubuh pria itu ke kamar.
Dan benar saja mereka melakukannya hubungan suami istri malam itu. Dari perlakukan Chan semalam, Hyunjin tahu jika Chan melakukannya hanya untuk menghilangkan hasratnya saja bukan karena cinta.
Pagi itu pria itu nampak diam, tanpa bangun. Dia menangis mengingat hal semalam bagaimana Chan melakukannya dengan kasar.
"Aku tidak tahan lagi, sampai kapan aku akan seperti ini?" Tanya pria itu. Dia mengira pernikahannya akan berjalan dengan penuh cinta dan kasih sayang seperti kebanyakan orang.
"Ini makanan mu" kata Hyunjin dengan ketusnya pada pria itu. Tak biasanya dia seperti itu. Apalagi pada Chan.
"Ino setelah makan kita ke rumah nenek ya" kata pria itu dengan lembut. Ino mengangguk pelan mengiyakannya.
Chan menghela napas, pasti Hyunjin merasa sakit hati karena semalam. Chan sebenarnya tidak ingin seperti ini tapi dia tak bisa mengendalikan dirinya.
"Aku pergi" kata Hyunjin sambil menggandeng Ino di tangannya.
"Aku akan ikut bersama kalian" kata Chan memberanikan diri.
Saat ini hanya ada mereka berdua di dalam mobil. Hening tanpa perbincangan apapun.
"Hyunjin aku minta maaf soal semalam" kata Chan tiba-tiba. Hyunjin nampak mengangguk saja tanpa menjawab.
"Aku sudah membuat hati mu terluka, aku benar-benar tidak bermaksud melakukan itu" jelas Chan.
"Tidak apa, kau bisa memperlakukan aku seperti apapun" kata pria itu dengan wajah dinginnya. Chan lalu menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Aku benar-benar minta maaf Hyunjin, apa kau mau membangun keluarga kita dari awal?" Tanya Chan tiba-tiba. Mendengar itu membuat Hyunjin terkejut, dengan cepat dia mengangguk pelan. Mungkin setelah ini hari mereka akan berubah menjadi lebih cerah.
Enam bulan berlalu, Hyunjin benar-benar kelelahan sepanjang hari. Saat ini sudah satu tahun mereka menikah.
"Masih sakit?" Tanya Chan sambil memijat pundak pria itu.
"Sudah Chan" kata pria itu.
"Hyunjin sebaiknya kita menyewa pembantu atau baby sister untuk merawat Ino. Aku malu dengan ibu karena terus menitipkan dia di sana" jelas Chan. Hyunjin dengan cepat mengangguk, mungkin ini saatnya dia melakukannya.
♾♾♾
Dan benar saja Hyunjin mulai menyawa pembantu dan baby sister untuk membantunya mengurus rumah. Karena hal itu membuat dirinya menjadi fokus terhadap karirnya dan seketika melupakan tugasnya menjadi Ibu Ino.
"Ibu Ino mau tidur dengan ibu" kata anak itu sambil memegang tangan Hyunjin yang tengah duduk sambil memainkan laptopnya. Pria itu mulai memijit kening, tugasnya masih banyak saat itu.
"Ino tidur dengan bibi ya" kata Hyunjin sambil mengusap rambut si manis. Ino mengheleng, saat ini dia ingin bersama Hyunjin.
"Ibu aku ingin sama ibu" kata anak itu.
"Ino jangan keras kepala, tidur saja dulu dengan bibi. Ibu sedang sibuk sekarang ini" Hyunjin hilang kendali saat itu.
Ino nampak mengangguk dengan raut wajah sedih. Dia kemudian mengambil bonekanya dan pergi dari sana. Hyunjin mengusap wajahnya, ternyata menikah serumit ini.
"Ino maafkan aku" gumamnya.
Sejak saat itu Ino menjadi cerewet dan terus menangis menginginkan ibunya. Hal itu membuat pembantu dan baby sister mereka menjadi kewalahan.
"Hyunjin di mana Ino?" Tanya Chan saat dia pulang. Pria itu juga sibuk dengan dunianya. Dia sangat jarang ada di rumah.
"Dia sudah tidur tadi" kata Hyunjin sambil memainkan laptopnya.
"Hmm syujurlah" kata pria itu. Dia lalu melepaskan pakaiannya. Hyunjin membalikan wajahnya dan melihat pria itu. Sekitar tiga minggu mereka tak bertemu, karena Chan pergi ke luar kota untuk sebuah proyek.
"Aku akan mandi" kata pria Bang itu. Hyunjin lalu bangun dan memeluk pria itu.
"Aku merindukan mu Chan" kata Hyunjin di pelukan suaminya. Chan mengangguk pelan lalu dia mengusap rambut pria itu.
Hyunjin memegang wajah Chan, dia kemudian menautkan bibir mereka satu sama lain. Chan juga tidak menolak dia yang mengambil alih saat itu. Semakin lama ciuman mereka semakin panas Chan membawa tubuh pria itu ke kasur dan menindihnya.
"Aku sangat merindukan mu" kata Hyunjin sambil menatap manik pria itu. Setelah itu mereka melakukan hubungan untuk melepaskan kerinduan satu sama lain.
Gak ada tayangannya ya😋
Chan terbangun saat itu, tangan Hyunjin masih memeluk dirinya. Pria itu menghela napas, lalu menatap wajah damai istrinya itu.
Dengan hati-hati Chan melepaskan tangan Hyunjin dan bangun dari sana. Jam saat itu sudah menunjukan pukul dua pagi.
Pria itu memakai pakaian dan keluar dari kamar mereka. Chan berjalan di lorong rumahnya. Saat sampai di sebuah pintu dia mengeluarkan kunci dan membukanya.
Pria itu tak lupa mengunci tempat itu saat sudah masuk agar tak ada seorang pun yang bisa masuk ke sana.
Mata Chan berkaca-kaca menatap kamar itu. Kamarnya dulu dengan Minho. Dia sengaja tak membiarkan siapapun masuk ke sana. Ini kamar hanya milik mereka berdua.
Chan menatap foto pernikahan mereka yang masih terpasang di dinding kamar. Pria itu menunduk sambil memegang dadanya, dia lalu menjongkok di depan foto itu sambil menatap wajah sang istri.
"Minho aku tidak sanggup lagi, aku tidak bisa berpura-pura lagi. Jika bukan karena Ino, aku pasti sudah mengakhiri hidup ku dari dulu" kata Chan sambil meneteskan air mata.
"Aku tidak bisa mencintai Hyunjin sama seperti aku mencintai mu. Rasanya sangat tersiksa saat aku mencoba memaksakan diri untuk mencintainya. Saat berhubungan aku hanya melihat mu saja. Katakan apa salah ku? Kenapa aku tidak bisa melupakan mu" kata pria itu sambil memegang dadanya yang sangat sesak.
"Bodohnya aku masih berharap suatu saat nanti kau akan kembali pada ku" kata pria itu. Chan menghela napas, dia lalu duduk di ranjang itu.
Pria itu menangis saat menatap ranjang itu, tempat di mana mereka bercinta dulu. Apalagi aroma tempat itu masih sama seperti dulu. Aroma pria itu masih melekat di sana.
TBC
Segitu bucinnya bapak Chan sama dek Ino. So sweet kan? Kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: Sebelum membaca wajib follow akun author dulu!! BANGINHO FANFICTION Orang-orang mengatakan bahwa, cinta sejati bukanlah bagaimana kamu memaafkan, tetapi bagaimana kamu melupakan, bukan apa yang kamu lihat tetapi apa yang kamu rasakan, bukan ba...