Infinity ♾ - Episode 37

516 67 6
                                    

Minho memejamkan matanya saat suruh tubuhnya masuk ke dalam air. Pria itu mengusap perutnya untuk menenangkan diri.

Chan berada jauh di samping Minho, dia tidak ingin mengusik pria itu. Namun melihat Minho entah kenapa dia menjadi sangat gemas saat itu.

"Minho" panggil Chan.

"Hmmm apa?" Tanya si manis masih memejamkan matanya.

"Ayo ke sini, aku tahu pinggang mu pasti nyeri. Aku ingin memijat mu" kata Chan. Minho membuka matanya lalu melihat pria itu.

"Kau yang ke sini" kata Minho, mendengar itu Chan langsung mendekat ke arah pria itu.

"Ayo duduk di sini" kata Chan sambil menepuk pahanya yang terendam di dalam air. Minho memincingkan matanya, sepertinya ada motif lain Chan.

"Aku hanya akan memijat mu" kata Chan sambil terkekeh. Minho lalu menurut dan naik ke panggung pria itu.

🔞

Chan memeluknya dari belakang dengan sayang, lalu memijat pinggang si manis. Minho memejamkan matanya, jujur pijatan Chan sangat enak. Dia sampai menyandarkan tubuhnya pada pria itu.

Melihat Minho seperti itu, membuat Chan tidak tahan.

"Tolong jangan" batinnya, saat dia merasa bagian bawahnya mulai mengeras di bawah bokong si manis. Dia benar-benar tak ingin mengacaukan  kegiatannya bersama Minho.

Minho terlihat terkekeh, dia tahu Chan saat ini pasti bergairah dan terangsang.

"Kenapa? Punya mu keras sekali" kata Minho. Chan terlihat tersipu, lalu dia mengheleng pelan.

"Masuk saja" kata Minho tiba-tiba. Mendengar ucapan Minho membuat Chan terkejut.

"Tidak-Tidak, aku tidak mau mengacaukan kegiatan kita" kata Chan sambil menggeleng.

"Tapi apa kau tahan?" Tanya si manis. Chan nampak terdiam, dia berusaha menahan namun karena sentuhan bokong hangat itu membuat dirinya menjadi semakin bergairah.

"Mumpung aku sedang mood" kata Minho kemudian. Chan lalu memegang wajah Minho dan mengarahkannya mendekat ke wajahnya. Dia melumat bibir pria manis itu dengan cinta. Minho nampak menikmati sentuhan itu.

"Aku akan masuk" bisik Chan lalu dia kembali membalikan tubuh Minho ke depan. Kemudian dia memasukan batangnya ke lubang milik si manis.

Minho nampak mengerang saat benda tumpul besar itu memasuki dirinya.

"Sedikit lagi Minho" kata Chan, dia lalu mencium leher pria manis itu.

"Hmmm hmmm" Minho berusaha menahan desahannya saat pria itu menggenjot lubangnya. Chan seperti bisa melakukannya dengan sangat lembut dan penuh cinta membuat Minho terbuai.

"Jangan di tahan, lepaskan saja" kata Chan sambil memeluk pria itu dari belakang.

Semakin lama semakin nikmat, Minho sambil menyandarkan dirinya di badan Chan sambil mendesah dia dan memejamkan matanya.

"Ngghhh Ahhh lagihh Chan" desahan itu terdengar, membuat Chan semakin bergairah. Minho lalu menoleh dan mencium leher milik suaminya itu sambil mendesah.

Chan memejamkan matanya, dia juga menikmati sentuhan dari istri manisnya itu.

"Sudah Minho" kata Chan pada si manis, mereka berdua sebuah beberapa mengalami pelepasan tadi.

"Arh" Minho merasakan tendangan itu, Chan lalu mengusap perut pria itu dengan sayang.

"Ayo kita istirahat sayang" kata Chan lalu dia menggendong Minho keluar dari sana.

♾♾♾

"Tutup laptop mu, lalu tidur" kata Minho kesal karena Chan masih memainkan benda itu.

"Sebantar lagi" kata Chan, karena  itu membuat Minho kesal. Kemudian dia langsung merebahkan diri di kasur itu.

"Padahal aku ingin mencoba berubah seperti dulu" kata Minho. Chan samar-samar mendengar itu. Dia lalu menutup laptopnya dan pergi mendekati Minho.

"Kau sepertinya ingin dipeluk ya?" Tanya Chan lalu dia merebahkan diri di samping si manis. Dia ingat dulu saat Minho mengandung, Ino. Pria itu sangat manja terutama pada Chan. Mungkin saat ini dia juga begitu, tapi masih agak malu-malu.

Minho nampak diam saja, dia lalu menutup wajahnya dengan selimut. Chan tahu dia itu malu, karena itu dia yang memeluk Minho dan membawanya mendekat pada dirinya.

"Ayolah jangan marah Minho, aku sudah di sini sekarang" kata pria itu berusaha membujuk Minho. Pria manis itu lalu memeluk Chan dengan manja.

"Apa kau muak dengan sikap ku?" Tiba-tiba Minho bertanya seperti itu.

"Kenapa mengatakan itu, bagaimana pun sikap mu pada ku aku selalu mencintai dan menyayangi mu" kata Chan sambil mengusap punggung si manis.

"Maafkan aku, sangat sulit untuk kembali seperti diri ku yang dulu. Jujur saja aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang kalian semua" jelas Minho.

Chan tersenyum, dia senang Minho bisa mulai terbuka padanya.

"Tidak masalah, yang penting kau sudah kembali pada kami. Jadi kita bisa mulai semuanya dari awal" kata Chan.

"Dulu aku orang seperti apa?" Tanya Minho tiba-tiba.

"Dulu kau itu orangnya sangat manja, apalagi dengan ku. Kau sangat kekanak-kanakan dan itu membuat ku menjadi sangat gemas. Kau orang yang lambut dan penyayang sama seperti sekarang. Dan dulu saat kau diejek memiliki pacar yang tua seperti aku, kau selalu membela ku dan memarahi teman-teman mu" jelas Chan sambil tersenyum.

"Memangnya umur mu berapa?" Tanya Minho. Si makin itu merasa umur Chan tak jauh berbeda dengannya. Karena wajah Chan sangat awet muda.

"Aku 8 tahun lebih tua dari mu, jadi sekarang umur ku hampir 35 tahun" jelas Chan.

"Pantas saja" jawab Minho.

"Ayo ceritakan lagi" kata Minho, Chan lalu menceritakan semua tentang Minho dulu. Sampai saat di mana dia sadar si manis itu terlelap di pekukannya.


♾♾♾

"Ayo coba, aku memasak ini untuk mu" kata Minho pada pria itu. Chan melihat makanan itu sekilas, sepertinya itu makanan laut.

"Kenapa diam?" Tanya Minho. Chan tersenyum lalu dia mengangguk. Tangannya dengan ragu mengambil sendok dan garpu untuk makan makanan itu.

"Aku juga akan makan" kata Minho sambil melahap bagian punyanya. Chan tak ingin membuat Minho kecewa, sepertinya dia tidak ingat jika Chan memiliki alergi dengan makanan itu.

"Tidak enak ya?" Tanya Minho lagi. Chan lalu melahapnya dan makan dengan banyak. Melihat itu membuat si manis tersenyum tipis lalu mereka lanjut makan.

"Minho aku yang mencuci piring ya" kata Chan saat mereka selesai makan. Pria manis itu mengangguk dengan cepat.

Saat Minho tengah menonton TV di sana, dia mendengar suara piring pecah dari dapur.

"Chan!" Panggil Minho dari sana. Namun tidak ada jawaban sama sekali. Pria itu lalu bangun dengan hati-hati dan berjalan ke sana.

"CHAN!!" Teriak Minho saat melihat pria itu duduk di lantai sambil memungut pacaran piring. Minho melihat wajah pria itu benar-benar pucat dan ada darah yang keluar dari hidungnya.

"Kau kenapa?" Tanya Minho lalu dia menghampiri pria itu. Chan tersenyum tipis sambil mengisap hidungnya.

"Aku baik-baik saja" kata pria itu kemudian dia pingsan di pelukan Minho.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INFINITY | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang