Setelah berhasil lepas dari cengkraman wanita itu Lino berlari ke arah orang tuanya.
"Ayo kita pergi dari sini" kata Lino sambil menarik mereka.
"Maafkan kami, tapi benar apa yang Tuan Bang katakan. Kau bukan anak kami, anak kami sudah meninggal di rumah sakit dua hari sebelum kami menemukan mu di sungai. Dia meninggal karena kanker yang dia alami menyebar walaupun sudah dioperasi.
Seharusnya saat menemukan mu di sungai, kami langsung menghubungi polisi. Namun karena gelap mata kami membawa mu pulang dan menjadikan mu Lino anak kami yang sudah meninggal. Kami berusaha menutupi semua ini. Tolong maafkan kami, kami tidak bermaksud melakukannya" kata pria paruh itu sambil menangis.
Mendengar itu membuat Lino diam, dia tak bisa berpikir lagi. Hal itu membuatnya runtuh ke lantai.
"Minho tolong maafkan kami, jangan penjarakan kami" kata mereka sambil memegang bahu Minho.
(Kita ganti lagi ya, Minho)
Minho menatap ke depan dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian kesadarannya menghilang dan dia pingsan.
"Minho" panggil Nyonya Lee pada putranya. Mata pria manis itu lalu terbuka perlahan.
"Aku di mana?" Tanya Minho sambil memegang kepalanya.
"Ini rumah Ibu, tadi kau tiba-tiba pingsan" kata Nyonya Bang sambil memegang tangan menantunya itu.
Minho terlihat diam saja, dia sebenarnya belum bisa menerima apa yang terjadi.
"Kau ingat tempat ini? Ini kamar Chan saat dia masih kecil" kata wanita itu. Minho langsung menggeleng, kamar itu masih asing baginya.
"Tidak apa yang penting kau sudah kembali, lama-kelamaan pasti kau akan ingat kembali Minho" katanya.
"Minho" Chan datang sambil duduk di sampingnya.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan.
"Di mana mereka?" Tanya Minho kemudian.
"Aku sudah menyuruh mereka untuk kembali, mereka sekarang tidak akan bisa menganggu mu. Karena aku sudah melaporkan mereka ke polisi. Jika mereka menganggu mu, mereka akan di tangkap" jelas Chan sambil memegang tangan pria manis itu.
Minho menghela napas berusaha untuk berpikir jernih.
"Paman" suara itu membuatnya teralihkan. Rupanya itu Ino yang tengah digendong oleh Hyunjin. Minho lalu menatap mereka.
"Ino jangan panggil paman, dia ibu mu. Ibu kandung mu" kata Nyonya Bang.
"Apa? Bukannya ini ibu ku?" Tanya anak itu dengan polosnya. Minho terlihat tersenyum mendengar itu.
"Apa benar aku istri mu?" Tanya Minho tiba-tiba pada pria itu. Chan langsung menganguk dan memeluk pria itu.
"Aku benar-benar merindukan mu" kata Chan.
"Apa aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Minho dengan cepat Chan mengangguk.
"Apa yang kau inginkan? Aku akan memberikannya untuk mu" kata Chan lalu dia melepaskan pelukannya.
"Aku ingin bercerai dengan mu" mendengar itu semua orang yang ada di kamar itu terkejut.
"Minho apa kau katakan?" Tanya Chan dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku ingin bercerai dengan mu, aku tidak ingin menikah atau punya anak" jawabnya. Chan nampak diam, jujur hatinya sangat sakit mendengar itu.
"Tapi aku mencintai mu" kata Chan sambil memegang wajah pria itu.
"Tapi aku tidak, tolong ceraikan aku" kata pria itu sambil melepaskan tangannya dari Chan. Mendengar itu membuat Chan membeku. Di sisi lain Hyunjin terdengar bahagia mendengar itu.
"Kau mengatakan akan memberikan semuanya untuk ku kan? Jadi aku meminta itu, tolong" kata Minho. Chan nampak diam saja tak bisa menjawab, tiba-tiba tetesan bening itu mengalir dari matanya.
Mendengar itu membuat Nyonya Lee bangun dan berjalan ke arah putranya itu.
"Hai! Kenapa kau meminta itu pada suami mu? Apa kau tahu? Ia menunggu mu dan berharap-harap kau kembali. Tapi saat kau kembali, permintaan itu yang dia dapatkan? Kau ini kenapa?" Tanya wanita itu dengan kesal.
"Aku tidak bisa menerimanya" kata Minho.
Plakkk
Tamparan itu mengenai pipinya, membuat Minho menunduk sambil memegang pipinya.
"Anak kurang ajar, aku malu memiliki anak seperti mu. Bahkan kau tidak mengakui suami dan anak mu. Ibu macam apa ini?" Tanya wanita itu lalu dia kembali ingin memukuli sang anak.
"Ibu cukup, sekarang Minho masih belum ingat apapun" kata Chan sambil melindunginya.
"Ayo! Pulang kau sekarang!" Wanita itu menarik Minho dengan kasar. Minho terlihat meneteskan air mata saat itu. Pasangan Nyonya dan Tuan Bang hanya bisa diam saja dan menyaksikan, mereka tak ingin mencampuri urusan ibu dan anak itu.
"Tolong jangan kasar seperti itu, Minho kan sedang hamil" kata Tuan Lee pada istrinya. Mendengar itu membuat semua orang terkejut termasuk, Minho dan Hyunjin.
"Apa?" Tanya Nyonya Bang sambil menatap ke arah Minho yang juga terkejut.
"Minho" wanita itu ingin menghampiri Minho, namun Chan dengan cepat mencegahnya.
"Biarkan Minho pergi dengan orang tuanya, aku akan menjelaskan semuanya" kata pria itu.
♾♾♾
Minho nampak diam saja di mobil, tadi dia benar-benar syok mendengar fakta bahwa dia adalah istri pertama Chan dan Ibu Ino. Lalu fakta saat ini dia tengah hamil? Apa ini anak Chan?
"Omong kosong apa ini?" Gumamnya.
"Jangan berbicara kau membuat ku emosi" kata wanita itu yang berada di kursi penumpang dengan Minho. Wanita itu terlihat lebam dan dia sepertinya sakit kepala.
"Maafkan aku Ibu dan ayah" tiba-tiba pria itu mengatakan itu. Mendengarnya membuat wanita itu tersenyum dan memeluk putranya itu.
"Baiklah kami akan memaafkan mu, tapi jangan jadi anak keras kepala lagi? Kau membuat ku pusing" katanya sambil mencupit pipi kurus pria itu.
"Apa benar aku hamil?" Tanya pria manis itu. Sang ibu tersebut kemudian dia memegang perut Minho.
"Sekarang aku tanya, kau pernah berhubungan dengan seseorang?" Tanya wanita itu. Minho nampak diam, lalu dia mengangguk ragu.
"Siapa?" Tanya wanita itu.
"Bang Chan, dia memperkosa ku saat itu" kata Minho. Mendengar itu membuat Ayah Minho tertawa.
"Ganti kata itu, kau membuat Chan terdengar jahat" katanya. Tapi menurut Minho dia sudah menggunakan kata yang tepat. Saat itu benar-benar Chan yang memaksanya melakukan itu.
"Dia suami mu jadi dia memiliki hak untuk itu" jelas wanita itu sambil mengusap rambut Minho.
"Jangan khawatir Minho, Chan itu pria yang sangat baik. Dulu dia menjaga mu dengan sangat baik, tapi karena sebuah takdir kalian terpisah dalam beberapa waktu dan sekarang kembali lagi" jelas wanita itu.
"Dia sangat mencintai mu, Minho. Padahal saat itu orang-orang mengatakan kau sudah meninggal dan dia benar-benar tidak bisa melupakan mu" jelas wanita itu.
"Jika memang begitu, kenapa dia menikah lagi?" Tanya Minho.
"Dia dijodohkan, saat kau pergi. Chan menjadi berubah, dia sering minum dan mabuk-mabukan. Pria itu pernah pergi ke psikiater berkali-kali karena merasa kehilangan mu. Dia mengalami depresi, dari sana kau bisa tahu, pria itu sangat mencintai mu" jelasnya.
"Tapi kenapa dia menikah, jika dia memang masih cinta dengan ku" Tanya Minho lagi.
"Kalau itu, kau bisa tanyakan langsung padanya nak" jawabnya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: Sebelum membaca wajib follow akun author dulu!! BANGINHO FANFICTION Orang-orang mengatakan bahwa, cinta sejati bukanlah bagaimana kamu memaafkan, tetapi bagaimana kamu melupakan, bukan apa yang kamu lihat tetapi apa yang kamu rasakan, bukan ba...