Infinity ♾ - Episode 22

464 72 19
                                    

"Dia kenapa?" Tanya Chan pada dokter.

"Sepertinya dia pernah mengalami benturan keras dan membuat beberapa saraf otaknya rusak" gumam sang dokter.

"Jadi bagaimana dok?" Tanya Chan semakin cemas.

"Apa dia pernah mengalami kecelakaan atau apa sebelumnya?" Tanya Dokter. Chan lalu mengangguk dengan cepat.

"Pernah dulu sekitar empat atau lima tahun yang lalu" kata Chan. Dokter itu mengangguk pelan.

"Mungkin karena itu, karena benturan yang keras itu bisanya pasien akan mengalami hilang ingatan" jelas dokter itu. Chan lalu terdiam sejenak.

"Mungkin karena itu dia tidak bisa mengingat kami" kata Chan sambil menatap pria itu yang berbaring di atas kasur.

"Apa ada masalah dokter?" Tanya Chan.

"Tidak hanya itu, tapi saraf-saraf itu sudah kembali terbentuk dengan yang baru jadi tidak usah khawatir" kata dokter. Chan menjadi lega mendengarnya.

"Dan satu lagi" kata dokter itu.

"Kenapa dok?" Tanya Chan panik.

"Pasien tengah hamil muda saat ini" mendengar itu membuat Chan terdiam. Dia lalu menatap ke arah Lino.

"Selamat tuan" kata dokter itu. Chan lalu mengangguk dan duduk memberi hormat pada dokter itu.

Pria Bang itu menangis sambil memegang tangan Lino.

"Aku sudah yakin pasti ini kau Minho, aku benar-benar merindukan mu" kata pria itu sambil memeluk tangan Lino.

Beberapa saat kemudian, pria itu membuka matanya. Dia terkejut saat melihat Chan ada di sampingnya.

"Kenapa aku ada di sini?" Tanya Lino  sambil menarik tangannya.

" Ini aku Chan suami mu Minho" kata pria itu sambil menangis.

"Jangan bicara sembarangan" kata Lino sambil melepaskan infus itu.

"Jangan lakukan itu, kau kasih lemah" kata Chan.

"Kenapa ku selalu menganggu ku?" Tanya pria itu. Chan lalu berusaha membawa Lino kembali tidur. Lino lalu memunggungi pria itu.

"Hyunjin sudah tahu semuanya, dia melihat di CCTV" kata Lino.

"Biarkan saja" kata Chan. Mendengar itu membuat Lino naik darah.

"Kau gila ya? Kau itu ketahuan selingkuh oleh istri mu, kenapa kau tenang-tenang saja seperti ini?" Tanya pria itu kesal.

"Aku tidak selingkuh" jawab Chan sambil menatap pria itu.

"Lalu apa? Hubungan gelap?" Tanya Lino lagi.

"Bukan" jawab pria itu.

"Terus kenapa? Aku tidak mengerti kenapa ada pria seperti mu" kata Lino dengan penuh amarah.

"Aku tidak melakukan apapun, aku hanya berhubungan dengan istri pertama ku saja" kata Chan dengan berkaca-kaca. Mendengarnya membuat Lino menjadi semakin kesal.

"Hai! Aku bukan istri mu, aku tidak ingat kita pernah menikah" kata Lino.

"Kau melihat foto pernikahan kita kan? Itu buktinya" jawab Chan.

"Dulu kau pernah kecelakaan, saat....." Chan menceritakan semuanya pada Lino.

"Jadi maksud mu aku hilang ingatan?" Tanya Lino. Chan langsung menganguk kemudian dia kembali memegang tangan si manis.

"Tolong Minho jangan seperti ini, aku masih mencintai mu" kata Chan sambil menangis.

"Apa kau bisa diam? Aku menjadi pusing" kata Lino sambil memegang kepalanya.

"Aku tidak akan membiarkan mu pergi lagi" kata Chan sambil mengengam tangan pria manis itu.

"Aku tidak mau kembali ke sana, sebaiknya kau lepaskan aku" kata Lino saat Chan memasukannya ke dalam mobil.

"Terus mau ke mana?" Tanya Chan.

"Pulang" jawab Lino. Chan langsung menggeleng, dia tak ingin nelayan itu mencuci otak pria itu lagi.

"Kenapa tidak mau pulang, itu rumah mu juga" kata Chan sambil mengusap rambut pria itu. Dengan cepat Lino langsung menepisnya dengan kasar.

"Jangan sentuh" kata Lino. Chan lalu berhenti lalu dia baik ke kursi pengemudi.

"Chan! Akhirnya kau datang" kata wanita itu sambil tersenyum pada menantunya. Hampir sejak kematian Minho, Chan tidak pernah ke sana. Dia malu dengan keluarga pria itu, karena tidak bisa menjaga putra mereka dengan baik.

"Aku membawa seseorang" kata Chan. Pria itu menarik tangan Lino dari mobil.

Melihat itu membuat wanita itu terkejut dan langsung berkaca-kaca.

"Minho" panggil wanita itu sambil mendekat ke arah pria manis itu. Lino nampak agak risih dengan wanita yang tak dia kenal itu.

"Minho kamu kenapa? Ini ibu nak? Kenapa kamu menatap ibu seperti itu?" Tanya wanita itu. Lino terlihat mundur saat pria itu mendekat.

"Ibu, Minho hilang ingatan saat kecelakaan itu. Jadi dia tak mengingat siapapun di masa lalunya" kata Chan. Mendengar itu membuat wanita itu menangis dengan keras.

"Minho ini ibu nak, ibu yang melahirkan kamu" kata wanita itu namun Lino nampak mundur.

"Anda bukan ibu saya, ibu saya ada di kampung" kata Lino sambil mendorong tubuh wanita itu. Hal itu membuat Nyonya Lee sangat sedih.

"Maafkan ibu tidak bisa menjaga mu dengan baik nak, sehingga kau bisa seperti ini" kata wanita itu. Chan menjadi merasa bersalah.

"Tidak ibu, ini semua kesalahan ku" kata pria itu.

"Apa boleh aku menitipkan Minho sebentar di sini? Kalian adalah orang tua kandung Minho, jadi aku ingin memberikan waktu untuk kalian bersama dengannya" kata Chan. Wanita itu mengangguk pelan lalu dia memegang tangan Lino.

"Tidak, aku tidak mau brengsek" kata Lino berusaha melepaskan diri.

"Chan" panggil Nyonya Bang saat mendengar pria itu berkata kasar pada Chan.

"Tidak apa ibu, tolong jaga dia sementara ya" kata Chan sambil membantu memasukan Lino ke dalam rumah.

"Ayo nak kita masuk ke dalam" kata wanita itu.

Dengan pasrah, Lino hanya diam saja di ruang tamu, dia sama sekali tidak mengatakan apapun.

"Minho ini makanan kesukaan mu" kata wanita itu membawa makanan.

"Aku tidak lapar" jawab Lino.

"Baiklah ibu tahu pasti kau merasa asing, tapi kami bersumpah bahwa kau adalah putra kami, Minho" kata pria itu.

"Tapi aku tidak mengenal kalian" kata Lino dengan berkaca-kaca.

"Kau ingin tes DNA? Kami akan melakukannya untuk mu" kata wanita itu.

"Walaupun dengan tes DNA aku belum pasti putra kalian, kalian ini orang kaya jadi pasti mudah untuk memanipulasi sesuatu" kata pria itu. Mendengarnya itu membuat Nyonya Lee benar-benar sakit hati.

"Kenapa kau mengatakan itu pada keluarga mu?" Tanya wanita itu.

"Kalian bukan keluarga ku, aku sama sekali tidak mengenal kalian. Kalian hanya memanfaatkan aku kan, karena aku mirip dengan putra kalian" jelas Lino.

Wanita itu menunduk, dia lalu menatap pria itu.

"Naikkan baju mu, anak ku pernah operasi usus buntu saat kecil. Bekas operasi tidak akan pernah hilang" kata wanita itu.

"Kenapa kau diam?" Tanya wanita itu. Lino lalu menaikan bajunya, dan benar saja ada bekas operasi di sana.

"Nah ini bekas operasi caesar, kau lihat ini? Ini bekas operasi saat kau melahirkan Ino" kata wanita itu. Lino lalu merabanya.

"Apa kau masih belum percaya?" Tanya wanita itu. Lino langsung menggeleng.

"Kau ini sudah pernah hamil dan menikah, Chan dan Ino adalah suami dan anak mu" kata wanita itu. Mendengarnya membuat Lino menjadi pusing. Sebenarnya siapa yang berbohong di sini?



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INFINITY | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang