"Ibu mu kenapa tidak datang" gumam Minho sambil membawa kotak sarapan Chan.
"Kenapa kau sangat cemas, panggil saja aku sayang. Aku akan langsung membuka mulut" kata Chan. Minho nampak kesal, tapi sepertinya dia harus mencoba.
"Cepatlah Minho sebelum Ino bangun" kata Chan mendesak pria itu.
"Berubahlah menjadi manis, jangan galak seperti singa. Setidaknya kau perhatian pada ku saat sakit" kata Chan.
"Iya sayang, ayo makan" kata Minho dengan senyuman manisnya pada pria itu.
"Cium aku sayang" kata Chan lagi. Minho lalu berdiri dan mencium bibir pria itu sekilas.
"Bibir mu bau sayang, ayo buka mulut mu" kata Minho dengan sangat lemah lembut. Chan menurut lalu dia membuka mulutnya saat itu dia seperti anak kecil.
"Teruslah seperti ini sayang, manjakan aku setiap hari" kata Chan. Jika saja Chan tak sakit, mungkin saat itu dia akan memarahi pria ini.
"Iya sayang, aku akan memanjakan mu sampai kau gila nanti. Jadi ayo makan yang banyak ya, agar kau bisa cepat pulang dan kita bisa manja-manja di rumah" kata Minho. Chan nampak senang mendengarnya dia lalu makan dengan lahap.
♾♾♾
"Minho sayang" panggil Chan sambil memeluk pria itu dari belakang. Saat itu dia sudah sehat dan bugar seperti biasa.
"Menjauh aku alergi dengan mu" kata Minho mengusir pria itu. Sebenarnya dia sangat kesal saat Chan memanggu waktu luangnya. Apalagi perutnya sudah semakin besar membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
"Kau sudah janji kan di rumah sakit akan memanjakan aku" kata Chan.
"Iya kenapa Chan?" Tanya Minho sambil menghela napas.
"Ayo tidur siang Minho" kata pria itu.
"Aku tidak ingin tidur" kata Minho berusaha menolak.
"Aku akan memijat punggung mu pasti sakit kan?" Tanya Chan. Pria itu sepertinya bisa membaca pikiran Minho.
"Iya sakit sekali" kata si manis.
"Baiklah ayo" ujar Chan.
"Mau digendong" kata Minho dengan manja tiba-tiba. Mendengar itu membuat Chan tersenyum lalu memeluk pria itu dan mencubit pipinya gemas.
"Iya sayang iya" kata Chan dia lalu menggendong Minho ala bridal dan membawanya naik ke kamar atas.
"Aku ingin membawa Ino pulang besok" kata Minho sambil memeluk pria itu.
"Biarkan saja dia dulu di rumah ibu, kau sedang hamil besar. Saat adiknya sudah lahir kita akan membawanya pulang" kata Chan. Mendengar itu Minho nampak mendegus kesal.
"Bilang saja kau tidak mau diganggu kan?" Kata Minho sambil memukul pria itu.
"Iya itu juga alasannya, saat dia akan tahu punya adik. Dia semakin manja pada mu, jadi aku iri" kata pria itu.
"Pokoknya Ino harus pulang besok" kata Minho. Chan menggela napas, dia tidak ingin tekanan darah Minho naik lagi karena terus marah-marah.
"Okey Okey, sambil menunggu kita manja-manja dulu ya" kata Chan sambil membawa pria manis itu kembali ke pelukannya.
"Chan ayo kita jemput Ino" kata Minho dengan semangat. Chan saat itu masih memakai pakaian santai rumahnya dan menonton berita di TV.
"Tunggu" kata Chan. Minho menghela napas, lalu tanpa menjawab dia keluar dari rumah. Mendengar pintu depan di buka, Chan langsung menoleh dan berlari terbirit-birit mengejar istrinya itu.
"Minho mau ke mana?" Tanya pria Bang.
"Cari anak ku" kata Minho. Chan lalu memeluk pria itu dari belakang.
"Baik-Baik kita cari Ino sekarang, kau jangan marah-marah seperti ini ya" kata Chan sambil mencium pipi pria itu.
"Kau yang membuat ku kesal" kata si manis sambil melepaskan tangan Chan.
"Ayo manis, uhh kau manis sekali" ujar Chan sambil merayu Minho dan membawanya ke mobil.
"Ayo jalan" kata Minho, namun Chan nampak menatap si manis dengan senyuman nakal.
"Ayo cium aku dulu" kata Chan. Minho menghela napas dan mendekat dan mengecup bibir si manis.
Saat Minho ingin melepaskannya, Chan tiba-tiba menarik tengkuk pria itu dan kembali melekatkan bibir mereka. Chan melumatnya dengan lembut sambil mengigit bibir bawah si manis agar dia bisa masuk ke dalam sana.
"Ahh" desahan itu terdengar saat Chan dengan nakal meremas bokong milik istri manisnya itu. Dia benar-benar terkekeh melihat reaksi Minho, akhir-akhir ini pria itu sangat sensitif saat Chan menyentuhnya.
Saat Minho menikmatinya Chan tiba-tiba melepaskan ciuman mereka.
"Sepertinya kita harus berangkat" kata Chan sambil mengusap rambut Minho.
"Aiss apa kau tadi mempermainkan aku?" Tanya Minho sambil memukul bahu Chan, padahal dia tadi sudah sangat menikmati permainan itu.
Chan tiba-tiba terkekeh pelan, dia lalu memencet pipi milik Minho yang sudah menggembul itu.
"Terus apa yang kau mau?" Tanya Chan, Minho nampak diam saja. Dia benar-benar kesal saat itu.
"Mau main sebelum menjemput Ino?" Tanya Chan berusaha merayunya, Minho yang sudah tidak tahan kemudian menatap pria itu.
"Mau" jawabnya dengan malu-malu. Wajah Minho terlihat merah padam saat ini dan itu membuatnya menjadi sangat menggemaskan menurut Chan.
"Baiklah sayang, ayo ke kamar" kata Chan lalu mereka menghabiskan waktu bersama.
♾
"IBU!" Teriak Ino dari lantai atas saat melihat Chan dan Minho sampai di sana.
Anak kecil itu langsung berlari dan memeluk ibunya.
"Aku rindu ibu" kata Ino, Minho tersenyum lalu dia mengusap rambut si manis kecilnya itu.
"Kalian akan membawa Ino?" Tanya Nyonya Bang mendekat ke arah mereka. Minho nampak tersenyum pada mertuanya itu.
"Minho tidak bisa tidur tanpa Ino, jadi kami akan membawanya pulang ibu" kata Chan. Wanita itu lalu mengangguk pelan.
"Ino nanti jangan membuat Ibu mu sibuk ya? Kasihan dia masih membawa adik mu" kata wanita itu. Mendengarnya membuat Ino menjadi cemberut.
"Kenapa terus mengatakan adik, Ino tidak mau punya adik. Nanti kalian sayangnya sama adik daripada sama Ino" katanya. Mendengar itu membuat mereka menggeleng pelan, sepertinya Ino sudah mulai cemburu saat ini.
"Ino kenapa mengatakan itu? Kemarin Ino kan senang punya adik" kata Minho sambil menenangkan anaknya itu.
"Ino takut" kata nya dengan mata berkaca-kaca. Minho menggeleng lalu dia menggendong pria kecil itu.
"Ibu sepertinya kita harus pulang" kata Chan pada wanita itu.
Seharian itu Ino terus menempel pada Minho, dia sama sekali tidak membiarkan sang ibu pergi darinya.
"Ino biarkan ibu istirahat ya" kata Chan berusaha membujuk si manis kecil. Ino menggeleng dan memeluk sang ibu lebih erat.
"Biarkan saja" kata Minho kemudian dia mengusap rambut si kecil. Chan nampak mendengus kesal, dia lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Ayah tidur di kamar ku saja, sekarang ibu punya ku" kata anak itu dengan posesif. Mendengar itu membuat Chan tercegang, apakah anaknya saat itu tengah mengusirnya dari sana?
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY | BANGINHO ✔
FanficNOTE: Sebelum membaca wajib follow akun author dulu!! BANGINHO FANFICTION Orang-orang mengatakan bahwa, cinta sejati bukanlah bagaimana kamu memaafkan, tetapi bagaimana kamu melupakan, bukan apa yang kamu lihat tetapi apa yang kamu rasakan, bukan ba...