Infinity ♾ - Episode 5

704 80 22
                                    

Chan meringis saat mendapatkan jambakan itu. Dia tak mengira jika Minho akan segalak itu saat hamil.

"Benar kan Minho, jika aku tidak mesum bagaimana caranya aku bisa menghamili mu" kata Chan. Minho terlihat diam saja, moodnya sedang tidak baik saat itu.

"Sayang" panggil Chan lagi untuk membujuk pria manis itu. Namun Minho nampak masih mengacuhkannya, dia berjalan ke kasur dan merebahkan dirinya di sana.

"Minho sayang" Chan menyusul pria manis itu ke tempat tidur. Pria itu memeluk Minho dari belakang.

"Maafkan aku ya, tidak kau sangat manis dan cantik" kata Chan. Minho nampak tidak merespon juga.

"Jangan peluk!" Tiba-tiba pria manis itu melepaskan tangan Chan dari dirinya.

"Tidak, aku akan memeluk kalian sepuasnya malam ini" kata Chan.

"Minho" panggil Chan lagi.

"Apa kau mau tinggal dengan ibuku untuk satu minggu ini?" Tanya Chan tiba-tiba. Minho membuka matanya mendengar itu.

"Aku ada pekerjaan di luar negeri, ini sangat penting" kata Chan. Minho menghela napas, dia kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pria itu.

"Jadi kau akan meninggalkan aku?" Tanya pria manis itu dengan mata yang berkaca-kaca. Chan mengusap wajah pria manis itu dan mengecup bibirnya singkat.

"Hanya satu minggu Minho" kata Chan. Minho lalu memeluk pria itu dengan erat.

"Aku ingin ikut dengan mu" kata pria itu. Chan tersenyum mendengarnya, tapi karena Minho tengah hamil jadi sangat beresiko untuk pergi ke tempat yang jauh.

"Sebenarnya aku ingin mengajak mu, tapi ibu tidak mengizinkannya. Dia bilang kau bisa kelelahan nanti" kata Chan. Minho nampak menggeleng, dia tidak mau berpisah dengan pria itu sekarang.

"Satu minggu saja sayang, setelah itu aku akan menemani mu di rumah" kata Chan. Setelah lama dibujuk akhirnya Minho setuju walaupun air matanya menetes deras.

"Sudah jangan menangis, tersenyumlah Minho dan ciumlah aku sepuasnya dulu" goda Chan hal itu berhasil membuat Minho tersenyum kembali.

"Hati-hati Chan" kata sang ibu sambil melambai ke arah putranya. Minho nampak tersenyum tipis tidak rela pria itu untuk pergi.

Minho menatap mobil itu melaju menjauhinya. Dia benar-benar menyesal merah dengan pria itu kemarin.

"Ayo Minho kita masuk!" Kata wanita itu sambil memegang tangan menantunya masuk ke dalam.

Saat berada di rumah mertuanya, Minho benar-benar diperlakukan dengan baik. Dia bahkan tidak diizinkan untuk mengambil pekerjaan apapun dan hanya beristirahat saja.

"Aku bosan" kata Minho sambil duduk di sofa kamar itu. Dia tidur di kamar Chan saat pria itu masih tinggal serumah dengan keluarganya.

"Kapan dia akan pulang?" Tanya Minho sambil menatap ke arah foto Chan yang terpajang di sana saat masih muda.

"Kau sudah siap nak?" Tanya sang ibu sambil mengetuk pintu kamar Minho.

"Tunggu sebentar ibu" kata Minho, dia kemudian membuka pintunya. Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan rutinnya.

Minho hanya diam saja saat berada di mobil, karena Chan masih di luar negeri jadi sang ibu mertua yang mengantarnya ke dokter kandungan.

"Kau sudah tahu jenis kelamin bayi mu?" Tanya sang ibu mertua. Minho nampak menggeleng pelan.

"Ibu apa melahirkan itu sakit?" Tanya pria manis itu tiba-tiba. Mendengar itu ibu Chan terkekeh pelan. Pasti Minho tengah cemas saat itu.

"Minho bukannya aku menakuti ku, tapi melahirkan itu sangat sakit bahkan sakit sekali. Tapi kau tidak usah khawatir, karena kau laki-laki jadi tidak akan sesakit itu" jelas wanita itu. Minho meneguk salivanya mendengar itu, jujur dia sangat takut. Apalagi hanya beberapa minggu lagi bayinya akan lahir.

Minho meringis saat dokter memeriksa perutnya, gel dingin itu dia rasakan di perutnya. Dan pada layar monitor terlihat gambar USG bayinya.

"Tuan bayi anda sepertinya laki-laki dan sehat" kata sang dokter sambil melihat ke arah monitor. Minho tersenyum melihatnya, dia senang bayinya sehat.

"Ini vitaminnya, jika anda merasakan nyeri kontraksi, langsung saja datang ke sini ya" kata dokter itu. Minho mengangguk pelan.

"Terima kasih dokter" kata ibu Chan lalu mereka pergi dari sana.

"Chan pasti sangat senang mendengarnya" kata sang ibu sambil mengemudikan mobilnya. Wanita itu terus tersenyum sejak tadi menandakan dia sangat bahagia.

Minho tersenyum, dia lalu mengusap perut buncitnya itu. Tiba-tiba pria manis itu merindukan sang ayah dari bayinya.

"Minho Chan mengatakan dia akan pulang lebih lambat karena pesawatnya delay karena cuaca buruk di sana" kata wanita itu. Minho terlihat kecewa mendengarnya.

"Jadi untuk sementara, kau tinggal dulu di rumah ibu ya" kata wanita itu. Minho hanya bisa mengangguk mengiyakannya saja.

Malam itu Minho benar-benar tidak bisa tertidur, hari ini adalah hari keenam kepergian pria itu. Minho benar-benar merindukannya, apalagi Chan sama sekali tidak pernah menghubungi Minho secara langsung, dia hanya menelepon ibunya untuk mengetahui keadaan istrinya itu.

"Sampai di rumah aku akan menjambak rambutnya" geritu pria manis itu. Dia memejamkan matanya mencoba untuk terlelap.

♾♾♾

Samar-samar Minho mendengar suara pintu dibuka, karena terlalu mengantuk jadi dia tak memerdulikannya. Mungkin itu ibu Chan yang tengah memeriksa keadaan Minho.

Tiba-tiba sesuatu menaiki ranjang, karena lampu mati Minho jadi tak bisa melihat apapun saat itu. Aroma parfume itu dapat Minho hirup saat itu. Tapi mustahil itu Chan, karena ibu Chan mengatakan dia akan pulang terlambat karena cuaca buruk.

"Sayang" panggil pria itu sambil memeluk Minho dari samping. Dia mengecup leher pria itu singkat lalu mengusap perut buncit milik pria manis itu.

"Apa ini mimpi?" Batin Minho.

Minho lalu memegang tangan pria itu, ternyata itu benar dan nyata.

"Chan?" Tanya Minho, tiba-tiba pria itu menautkan bibirnya ke bibir tipis milik pria manisnya itu. Dia melumatnya untuk melepaskan kerinduannya.

"Kenapa kau pergi sangat lama?" Tanya Minho dengan mata yang berkaca-kaca. Chan menghidupkan lampu tidur yang berada di nakas.

"Aku terpaksa sayang" kata Chan sambil melepaskan jasnya. Minho lalu duduk, dia menatap pria itu lekat.

"Jangan menangis, aku kan sudah pulang" kata Chan sambil tersenyum. Minho lalu memeluk pria itu dengan erat, sungguh dia sangat merindukan Chan.

"Aku tidak bisa tidur tanpa mu" kata Minho. Chan mengusap air mata pria manis itu, dia lalu mengangguk dan merebahkan Minho dengan hati-hati di kasur.

"Ayo tidur Minho lagi" kata Chan sambil mengusap rambut pria itu.

"Aku merindukan ini" Minho memasukan tangannya ke dalam kemeja Chan. Dia meraba larut berotot milik suaminya itu.

"Kau mulai nakal ya" kata pria Bang itu, lalu dia kembali mencium Minho sampai puas.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INFINITY | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang