Infinity ♾ - Episode 29

465 63 5
                                    

Hyunjin hanya diam saja saat itu, hatinya sangat sesak dan sedih saat mengetahui kenyataan bahwa Lino adalah Minho. Apalagi saat ini pria itu tengah hamil.

"Hyunjin turun" panggil Chan saat mereka sampai. Pria itu lalu terkejut dan menatap suaminya.

"Kau menghamili dia?" Tanya pria itu. Chan tak bisa mengelak lagi, dia lalu menghela napas kemudian mengangguk.

"Kenapa kau tidak bisa melupakan dia? Aku ada bersama mu? Aku menghabiskan hampir dua tahun untuk mu, apa kau tidak bisa menghargainya?" Tanya Hyunjin dengan berkaca-kaca.

"Maafkan aku Hyunjin" jawab Chan. Hyunjin kemudian menyeka air matanya dengan kasar lalu dia keluar sambil membawa Ino yang tidur di pangkuannya.

Kedua pria itu sudah di kamar saat ini, Hyunjin nampak mendiamkan pria itu.

"Aku tidak bermaksud menyakiti mu" kata Chan tiba-tiba. Hyunjin memutar bola matanya lalu dia mengambil handuk dan pergi mandi.

"Padahal beberapa waktu yang lalu kau berkata akan menerima jika Minho kembali, kenapa sekarang begini?" Tanya Chan. Hyunjin lalu memutar kepalanya dan menatap ke arah pria itu.

"Apa kau sama sekali tidak mencintai ku? Sedikit saja Chan?" Tanya pria itu. Chan menunduk.

"Maafkan aku mengatakan ini, tapi jujur saja aku tidak memiliki perasaan pada mu" jawabnya.

"Jadi kenapa kau mau berhubungan dengan ku? Sebaiknya kau tidak mau menikah dengan ku" kata Hyunjin.

"Maaf Hyunjin tapi mereka memaksa ku, dulu aku berpikir saat bersama mu aku bisa melupakan Minho dan mulai membuka hati pada mu. Namun tak semudah yang aku pikirkan, aku benar-benar tidak bisa mencintai mu" jelas Chan. Hyunjin menghela napas mendengarnya lalu dia mengangguk dan berjalan ke kamar mandi.

Hyunjin menangis di kamar mandi, hatinya serasa remuk saat ini. Dia baru menyadari sikap manis Chan selama ini ternyata hanya akting saja. Hyunjin pernah berpikir jika Chan memiliki sedikit cinta untuknya, namun sepertinya itu hanya perasaan Hyunjin saja.

Pria itu lalu mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

"Aku ingin bertemu dengan mu"

"Kenapa menangis?"

"Tolong aku ingin bertemu dengan mu"

"Baiklah, kita bertemu di tempat biasa"

"Kau mau ke mana?" Tanya Chan saat melihat pria itu perpakaian rapi. Hyunjin tersenyum kemudian dia menatap pria Bang itu.

"Aku ingin bertemu dengan teman ku, dia berulang tahun saat ini" jawabnya dengan manis. Tanpa curiga Chan lalu mengangguk.

"Hati-hati, maafkan aku Hyunjin" ujar pria itu. Hyunjin kemudian mengangguk lalu dia pergi dari sana dengan senyuman.



"Manis kau kenapa?" Tanya Jeongin saat melihat pria itu penuh dengan air mata. Hyunjin lalu memeluk pria itu dan menangis di pelukannya.

"Dia tidak mencintai ku" katanya, Jeongin berusaha menenangkan pria itu.

"Tolong temani aku, aku merasa sendirian sekarang" katanya. Jeongin lalu melepaskan pelukan Hyunjin dan menatap pria itu.

"Sudahlah, lupakan dia. Aku ada di sini untuk mu" kata pria itu sambil mengusap air mata si manis.

Setelah mereka bercinta di hotel itu, Hyunjin terbangun. Pria itu terlihat menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Kenapa?" Tanya Jeongin yang menyadarinya.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa sekarang" jawab pria itu. Jeongin lalu memeluk pria itu dari belakang.

"Jangan sedih, kau membuat ku juga sedih" katanya dengan manis, Hyunjin sempat terkekeh pria itu berwajah sugar daddy tapi sikapnya sangat manis.

"Ayo menikah dengan ku saja" katanya lagi. Hyunjin dan lalu menatap wajah pria itu.

"Kau mulai aneh" katanya.

"Aku sebenarnya tidak nyaman berhubungan dengan pria bersuami. Aku seperti selingkuhan mu" katanya. Mendengar itu Hyunjin terkekeh, memang benar kan saat ini Jeongin selingkuhannya.

"Terus apa mau mu?" Tanya Hyunjin sambil memegang wajah pria itu.

"Aku ingin kau" katanya.

"Berapa orang yang kau tiduri selama ini?" Tanya Hyunjin.

"Banyak, tapi kau yang paling istimewa" jawab pria itu. Seketika Hyunjin memutar bola matanya.

"Buaya selalu berkata-kata manis" ujar Hyunjin. Jeongin kemudian mencium bibir pria itu.

"Baiklah jika kau menganggap ku begitu, tapi hmmm sepertinya aku jatuh cinta pada mu" katanya. Hyunjin tersenyum mendengar itu, dia tak yakin dengan ucapan Jeongin namun dia senang ada orang yang mencintai dirinya.

"Jika misalnya kita menikah, kau mau punya anak?" Tanya Hyunjin. Jeongin langsung mengangguk mantap.

"Tentu kita bisa punya anak banyak, berapa yang kau mau?" Tanya pria itu.

"Tapi aku tidak bisa hamil, dokter mengatakan ada masalah di dalam diri ku" katanya. Mendengar itu membuat Jeongin terkejut.

"Aku bukan orang yang kau cari, jadi terima kasih sudah menemani ku" katanya. Dia lalu bangun dari sana, namun Jeongin langsung menarik tangannya dengan cepat.

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin kau. Tidak apa jika aku tidak punya anak" katanya lagi dengan tatapan serius. Hyunjin meneguk salivanya saat pria itu mereka lalu menautkan bibir mereka. Dia melumatnya dengan lembut dan penuh cinta, membuat Hyunjin seketika lemah dan ikut bermain.

"Aku tidak masalah menjadi pelampiasan mu, aku ingin menemani mu. Apa kita bisa bersama? Tinggalkan dia dan datanglah pada ku" kata Jeongin setelah mencumbui pria itu.

"Pergilah darinya, kau terlalu baik untuk dia sakiti. Cobalah mulai menyukai ku" kata Jeongin. Hyunjin masih menatap pria itu, dia berusaha untuk mencari sebuah kebohongan.

"Aku takut, aku tersakiti karena cinta. Aku sangat takut menerima mu, lagipula kau " Hyunjin tak melanjutkan kata-katanya sepertinya jika dia melanjutkannya Jeongin akan tersinggung.

"Aku suka tidur dengan orang lain dan aku suka mencari para sugar baby. Seperti itu yang kau ingin katakan?" Tanya Jeongin. Hyunjin langsung mengangguk sambil menunduk.

"Baiklah aku akan membiarkan mu berpikir, ini kartu nama ku. Aku akan menunggu keputusan mu di sini. Kau juga bisa berhenti bekerja dengan suami mu dan bekerja pada ku jika kau mau" kata pria itu.

Hyunjin mengambilnya, dia lalu membacanya sekolah.

"Maknae On Top Company" nama Hyunjin lalu menatap pria itu. Dia terkejut ternyata pria ini pemilik perusahaan besar itu.

"Aku akan menunggu ku sayang" katanya.

♾♾♾

Minho terkejut saat melihat banyak sekali makanan di atas meja makan rumahnya.

"Makan ya nak, agar bayi mu sehat" kata sang ibu. Minho menghela napas, dia benar-benar tidak nafsu makan.

"Kenapa? Kau tidak suka?" Tanya wanita itu.

"Bukan begitu, saat aku melihat ini aku menjadi mual" kata Minho. Wanita itu menghela napas.

"Apa aku perlu memanggil Chan ke sini?" Tanya wanita itu, mendengarnya membuat Minho langsung menggeleng.

"Jangan, aku belum mau menemui dia" kata pria itu. Wanita itu berjalan ke arah anaknya, dia benar-benar pucat dan kurus saat itu.

"Jadi makan ya" katanya sambil mengusap rambut sang anak.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INFINITY | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang