"Paman tangkap Ino ya" kata anak itu sambil berlari dengan cepat. Lino lalu mengejarnya dari belakang.
"Rasakan ini" kata Lino saat menggendong pria itu sambil tertawa. Setelah puas bermain, mereka berdua duduk di sebuah kursi taman.
Lino memeriksa kening si manis kecil untuk mengetahui suhu tubuhnya.
"Gak panas" kata pria itu. Ino lalu terkekeh pelan.
"Besok kita main lagi yuk ke sini" kata Ino sambil menatap pria itu. Lino menganguk dengan cepat.
"INO!" Seseorang memanggil mereka dari jauh. Mendengar itu kedua pria itu menoleh.
"Ayah" panggil Ino saat melihat pria dengan pakaian rapi itu. Melihat pria itu membuat Lino menjadi kesal.
"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Chan lalu duduk di samping Ino."Kita tadi main ayah, asik banget" jawab anak itu sambil memegang tangan sang ayah. Chan lalu menatap Lino, dengan cepat Lino langsung memalingkan wajahnya dari Chan.
Chan lalu memangku Ino dipahanya, lalu menatap ke arah depan sambil mengusap rambut putranya itu.
"Kamu tau gak?" Tanya Chan. Lino nampak diam tak menjawabnya.
"Aku ngomong sama kamu Lino" kata Chan kemudian.
"Hmm" jawab pria itu.
"Dulu di sini aku ngelamar ibunya Ino, saat itu dia masih sangat muda dan masih kekanak-kanakan" kata Chan sambil tersenyum. Dua juga mengusap kursi itu, dia mulai mengenang masa lalunya.
"Lino" kata Chan lagi.
"Ngomong aja Tuan, saya akan mendengarkannya " kata Lino.
"Maaf ya pasti kamu gak nyaman sama aku" kata Chan.
"Jangan ingat-ingat lagi, lupain aja" jawab Lino.
"Tapi aku gak bisa lupain itu, jadinya pengen lagi" kata Chan berusaha menggoda pria itu. Hal itu membuat Lino bersemu.
"Sama istri Tuan aja" kata Lino.
"Kamu kan istri aku" kata Chan kemudian. Mendengarnya Lino ingin sekali melempar pria itu dengan panci bekas.
"Udah saya pulang aja" kata Lino lalu dia bangun dari kursi itu.
"Paman jangan pergi" kata Ino tiba-tiba, hal itu membuat Lino terdiam.
"Ino mau pulang sama paman atau ayah?" Tanya Lino.
"Sama keduanya" kata anak kecil itu.
"Nah kamu disuruh duduk lagi" kata Chan sambil menepuk tempat kosong di sampingnya. Lino memutar bola matanya kesal lalu dia berdiri di sana.
"Kalau misalnya kamu beneran ibunya Ino gimana?" Tanya Chan tiba-tiba.
"Gak mungkin lah" jawab Lino dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY | BANGINHO ✔
FanficNOTE: Sebelum membaca wajib follow akun author dulu!! BANGINHO FANFICTION Orang-orang mengatakan bahwa, cinta sejati bukanlah bagaimana kamu memaafkan, tetapi bagaimana kamu melupakan, bukan apa yang kamu lihat tetapi apa yang kamu rasakan, bukan ba...