Infinity ♾ - Episode 16

445 64 16
                                    

"Lino" Suara itu membuat Lino membuka matanya. Ternyata itu Hyunjin yang datang sambil membawa kantong plastik untuk Lino.

"Hyunjin maafkan aku, aku ketiduran" kata Lino dia lalu mencoba melepaskan diri dari pelukan Ino tanpa membangunkannya.

"Ini kamar mu ya" kata Hyunjin sambil membawa Lino ke kamar tamu. Lino benar-benar terkesima melihatnya sangat luas dan bagus.

"Karena kau saudara ku, kau tidur saja di sini" kata Hyunjin.

"Aku tidur di kamar pembantu saja Jin, tidak apa kan aku di sini untuk bekerja" kata pria itu.

"Tidak Lino, kau di sini ya. Taruh saja dulu koper mu kita makan dulu pasti kau lapar kan? Aku membelinya di luar karena tidak sempat memasak tadi" kata Hyunjin.

Lino lalu memeluk pria itu, Hyunjin sangat baik padanya.

Hyunjin mengajak Lino mengelilingi rumahnya itu. Dia juga menjelaskan apa saja yang Lino lalukan di sana.

"Akan cukup sibuk Lino, jika kau misalnya lelah kau bisa istirahat ya jangan paksakan diri mu" kata pria itu. Lino mengangguk pelan dia lalu tersenyum.

Hampir satu minggu Lino bekerja di sana. Dia sangat senang bisa menggunakan dirinya tidak hanya diam seharian.

"Ino makan yang banyak ya, setelah itu kita akan bermain sepuasnya" kata Lino sambil memberikan anak itu makanan. Ino nampak sangat senang dengan kehadiran pria itu. Karena ada Lino dia menjadi terurus dan nampak lebih berisi sekarang.

"Kata Ibu ayah akan datang nanti paman" kata anak itu. Lino nampak tersenyum sambil mengangguk mendengarnya.

"Baiklah setelah itu kita mandi ya, nanti saat Ino bertemu dengan ayah, Ino bersih dan wangi" kata Lino sambil menyentil pipi si manis kecil.

Karena kehadiran Lino pun membuat Hyunjin menjadi lega dan bisa fokus dengan pekerjaan kantornya. Karena itu dia sekarang bisa beristirahat yang cukup karena Lino yang mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus Ino dengan baik.

♾♾♾

Chan turun dari taksi, dia lalu menarik kopernya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Ruang tamu sudah gelap hanya ada satu kamar yang hidup di sana yaitu kamarnya dengan Hyunjin.

Sebelum naik ke atas, dia akan menengok anaknya terlebih dahulu. Pria itu melihat kamar milik anaknya yang terlihat remang, sepertinya dia sudah tidur.

Chan lalu membukanya dengan hati-hati. Pria itu melihat punggung seorang pria yang berbaring di sana sambil memeluk anaknya dari belakang.

Chan tersenyum melihat pemandangan itu, rupanya Hyunjin tidur di sana.

Chan lalu berjalan dan menatap sang anak yang terlelap di pelukan pria itu. Karena kamar itu remang-remang membuat Chan tak bisa melihat dengan jelas. Chan lalu menyentuh bahu pria itu.

"Hah" tiba-tiba pria itu terkejut dan langsung bangun dari sana. Namun dengan hati-hati agar Ino tidak terusik.

"Siapa kau?" Tanya Chan pada pria itu, hal itu membuat Lino terkejut dan menunduk. Dia lalu bangun sambil menunduk.

"Maafkan saya, tadi saat menidurkan Ino dan saya ketiduran di sini. Maafkan saya Tuan, saya akan pergi" kata Lino lalu dia menunduk memberi hormat dan pergi dari sana.

Chan terdiam seketika melihat pria itu, suaranya sangat tidak asing.

"Tidak mungkin" gumam Chan. Dia lalu dengan cepat menepis pikirannya. Dan menatap sang anak yang sudah tidur dengan sangat terlelap.

Setelah memastikan keadaan Ino, Chan langsung keluar dari sana. Dia tak ingin menganggu putranya itu.

Dia langsung menarik kopernya naik ke kamar. Saat dia membuka pintu, ternyata Hyunjin sudah terlelap juga. Dia menatap wajah istrinya itu, sepertinya sangat kelelahan.

INFINITY | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang