Prolog

184 6 0
                                    

Seminggu yang lalu... hari dimana Sang In meninggalkan identitasnya sebagai manusia normal. Hari yang tentram usai ujian kelulusan sekolah menengah atas. Sang In baru saja membasuh diri dan mengenakan pakaian santai hendak rebahan saja di kamarnya yang super luas.

Tak lama setelah seluruh tulangnya me-renggang tiba tiba saja pintu kamarnya di ketuk. Archie, si pengawal dari kecilnya membawa pesan masih menggunakan air wajah datar andalannya, bahwa kakeknya menunggu di ruang keluarga. Separuh enggan Sang In menarik diri dari ranjang. Menerima panggilan melewati pintu yang dipersilahkan.

Siapa sangka rupanya hari itu adalah hari terakhir Archie menjadi pengawalnya. Alasan? mencari kebenaran keluarganya yang telah mati. Kalian bingung? Simak kisah Lucy Bell si iblis berambut hitam yang sukses menemukan sisa peninggalan orang tua Archie yang terbakar. Dan kakek mengiyakan begitu saja?!

Well, meski di balik wajah dingin andalan Sang In, ia menyimpan sedih. Sang In tidak bisa berbuat banyak, yang bisa ia lakukan hanya mengucapkan "Semoga berhasil." dan "Sampai jumpa." Ia memang tipikal yang tidak banyak bicara. Harap maklum saja.

"Kalau begitu kita akan mencari pengawal baru sekalian kakek ingin bertemu seseorang. Kau temani kakek, oke?" Yang di tanya mengangguk. Pria tua itu puas pergi dari sana meninggalkan Sang In dan Archie yang saling berdiam diri cukup lama.

Hingga Archie membuka suara. "Aku akan kembali setelah kebenaran semua ini terkuak."

"Pekerjaanmu adalah pengawal, kau tak perlu berjanji pada majikan mu."

Meski terdengar tak bersahabat, Archie tahu majikannya ini tidak seperti kedengarannya. Namun saat ia hendak membalas, Sang In sudah berdiri pergi meninggalkan ruangan. Berpikir mengejar tidak akan ada hasilnya, Archie memutuskan bersiap meninggalkan kediaman Yoon. Mengecek kamar Sang In sekali lagi untuk yang terakhir kalinya, tetapi ruangan itu kosong. Dan Archie betulan pergi dari sana.

Sang In, yang rupanya berada di halaman terpencil penuh tanaman hias masih menyatu dengan bangunan disana duduk di pojokan tempat sebongkah kayu sudah di semir rapi di taruh. Memandang langit biru kemerahan kosong lalu tiba tiba saja mengerutkan alis. Sebagian dari isi kepalanya menyambar berbisik 'Seperti kau mengharapkannya saja' emmmm... memang tidak... sedikit? Ah sudahlah, dirinya bukan hidup di dunia dongeng dimana seorang putri bisa bersanding bersama rakyat jelata.

Ditengah tengah pikirannya saling berdialog, kakeknya datang entah sejak kapan memintanya bersiap. Sang In menoleh, diamnya ditangkap sebagai tanda tanya.

"Tempatnya lumayan jauh, datang lebih awal lebih baik."

Kalau kakek sudah berkata seperti itu... Sang In menurut saja masuk melewati kakeknya. Memutar separuh tubuh bagian atasnya menerima kalimat berikutnya.

"Kakek langsung ke parkiran ya."

"Baik."

—-

Lumayan jauh didalam kepala Sang In sepertinya perlu menerima perspektif baru. Melewati liku bukit yang diapit pepohonan rimbun terawat memang sengaja dibuat begitu untuk para pendaki, ditambah masuk kedalam entah jalan apa sudah bisa disebut hutan. Sepertinya lumayan jauh menurut kakeknya bentulan jauh di tambah kata sekali. Tempat macam apa yang sampai dibangun di dalam hutan? Apakah pemerintah telah menyetujui pembangunan tempat itu? Terlebih lagi, kakek mempercayai orang yang entah bagaimana ceritanya membuat usaha di tempat emmmmm kurang bisa di percaya? Ketimbang mencari pengawal lebih bisa disebut berurusan dengan Jojik-Poklyeokbae, sebutan lain untuk Yakuza yang biasa disingkat Jo-Pok.

Ditengah pikiran negatif Sang In semakin menjadi jadi, sebuah bangunan bernuansa tropis menyita perhatian hingga seluruh pikirannya berganti menjadi takjub. Terbuat dari batu alami berwarna gading di padukan dengan aksen kayu dan bentuk bentuk organik dari jendela hingga fitur lainnya, ditambah tumbuhan menjalar yang sengaja tidak dibereskan menjuntai pada genteng yang keluar dari tema diambil dari bentuk genteng negara matahari. Bangunan itu terkesan menyatu dengan pepohonan sekitar seakan tempat tersebut adalah tempat untuk para orang penyendiri yang tak ingin di ganggu. Tempat parkirnya saja cukup jauh dari bangunan tersebut, butuh waktu untuk jalan melewati setapak yang telah di aspal untuk tiba di pintu utama. Tapi... parkiran yang lapang dipenuhi kendaraan mewah. Beberapanya adalah mobil sport elit yang pasti mengundang perhatian bila melaju sekalipun di jalanan kota, sisanya tetap mobil elit seperti mobil eksekutif pada umumnya.

Blooming PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang