Tetap misteri - ep 2

20 3 0
                                    

Sesuai dugaan Sang In, di dunia perkuliahan Cleo juga akan menjadi anak tenar, menarik jalinan pertemanan dengan sikapnya yang ramah. Dalam waktu singkat usai kelas, meja Cleo sudah dikerumuni banyak orang kontras dengan dirinya yang pendiam. Yang kadang kala suka disalah artikan bahwa dirinya jutek yang padahal ia sendiri juga ingin memiliki teman tapi... untuk apa ya punya banyak teman? Yang kalau diingat ingat kembali Cleo juga lebih sering menolak ajakan teman temannya lebih sering menyendiri. Sang In melirik ke arah Cleo masih sibuk dengan isi kepalanya.

Tak lama kemudian pandangannya terhalau oleh seorang pria yang memiliki ketertarikan padanya. Bagaimana ia bisa tahu? Dari sinar yang dipancarkan pria itu. Pria itu melambaikan sebelah tangan sok akrab ingin menyita perhatian Sang In. Seketika itu pula Sang In ingin memanggil Archie, namun ia teringat pengawalnya sekarang adalah Cleo yang membuat urat di kepalanya mengencang lantaran Cleo masih asik disana tidak memperhatikan.

"Tidakkah disana terlalu berisik? Aku suka tempat yang tenang, mau pergi bersama ku? Ada mesin minuman dekat sini." Tetapi yang diajak ngomong acuh tak acuh masih memasang wajah datar. "Ayolah, jangan bermain sulit didapat dengan ku."

Tangan pria itu ingin menjamah pipi Sang In, sayang belum sempat Sang In menampik pergelangan pria itu sudah di cengkram oleh Cleo. Dan apa apaan ekspresi wanita itu?! Tersenyum manis?! Sang In tak dapat membedakan apakah Cleo cemburu atau sekedar menjalankan tugas, yang ia tahu pasti dirinya merasa tak sia sia Cleo menyamar menjadi anak kuliahan. Dirinya tak perlu repot turun tangan sendiri.

"Tidakkah kau bisa membaca situasi kalau dia tidak nyaman dengan mu?"

"Urus saja urusanmu dengan kumpulan berisikmu!"

"Uhu? Bagaimana kalau ku katakan dia juga kumpulan ku? Kami dari SMA yang sama loh, kami bahkan duduk di kelas yang sama tiga kali." Cleo mengencangkan cengkramannya hingga pria itu kesakitan. Terlihat senang mengernyitkan dahi Sang In yang merasa kegaduhan ini akan membawa bencana lain, barulah Cleo melepaskan pria yang kini meringis memegangi pergelangan tangan yang sudah merah.

"Aku cuma mengajaknya membeli minuman kau sialan! Tangan ku mau patah memangnya kau mau tanggung jawab?!"

"Oh? Harusnya kau bilang dari tadi, ku kira niatan mu jahat. Ayo kita minum bersama! Hari ini kan hari pertama kita jadi murid perguruan tinggi."

"Serius Cleo-San? Kau mau mengajak orang seperti ini minum bersama?" Protes salah satu orang dari kumpulan Cleo.

"Oh ayolah, semua orang pantas mendapat kesempatan sekali lagi."

"Kau terlalu ramah jadi orang."

"Iya, kau terlalu ramah."

"Tapi itu yang membuat Cleo-San jadi orang yang menyenangkan."

Cleo tiba tiba menjentikkan jari tersenyum penuh arti kepada Sang In. "Kau juga ikut kan? Jangan bilang kau akan melewatkan momen yang satu ini."

Meski Sang In enggan, ia mengiyakan ajakan tersebut sadar betul dirinya sudah masuk kedalam permainan Cleo sejak disebut bagian dari kumpulannya.

Dan saat mereka melewati lorong, Cleo merangkul pundak Sang In sok dekat lalu berbisik "jangan meremehkan kekuatan massa."

Menjawab tatapan tak suka yang dilayangkan kepada pria di hadapan mereka, cepat atau lambat pria itu akan menjadi bahan bullyan satu kelas atau satu angkatan, Sang In yakin. Tapi Sang In lebih yakin lagi kalau Cleo bisa membuat keadaan menjadi lebih buruk lalu cuci tangan. Dasar anak Jo-Pok.

"Jadi ini alasanmu selalu jadi anak tenar?" Balas berbisik.

"Tidak, terjadi begitu saja dan aku hanya memanfaatkan potensi yang ada. Salah?" Yang ditanya menggeleng pelan. "Ingat ucapan ku yang satu ini, karena kau sudah jadi bagian dari kelompok berisik ku aku jadi lebih mudah mengawasi mu. Jadi jangan pernah keluar dari lingkaran yang sudah ku buat."

'Cleo kau!' Baru saja Sang In hendak melayangkan protes pada cara kerja Cleo, salah satu dari kelompok berisik tersebut kembali mempertanyakan keputusan Cleo untuk minum dengan pria yang kini wajahnya merah merasa tidak nyaman padahal pembullyan baru saja dimulai. Ditambah murmur dari yang lain merasa jijik terutama para wanita, pria itu menghentakkan kaki meledak juga lalu pergi meninggalkan mereka bersungut sungut. Mengundang makian tentu saja dan Cleo masih tetap tersenyum sumringah.

"Yah, sayang sekali dia pergi."

"Begitu lebih baik. Yoon-San, kau jangan sering menyendiri ya, salah salah kau bisa jadi korban lagi. Apalagi kau memiliki tampang, orang seperti itu pasti lebih sering mengincarmu duluan."

"Terima kasih atas saranmu." Entah mengapa pipi Sang In bersemu padam, tidak biasanya ada orang lain yang khawatir akan dirinya kecuali dibayar. Ia menyukai perasaan hangat ini... tapi ia tidak ingin berterima kasih kepada Cleo yang sudah menjadi jembatan. Wanita itu terlalu licik, terlalu manipulatif, terlalu... menyebalkan... terlalu... sekarang ia tidak tahu apa tujuan Cleo melakukan semua ini dan ia benci akan ketidak tahuan. Tapi melihat wanita itu tenang tenang saja masih merangkulnya akrab... mungkin untuk satu kali ini saja ia akan memberikan kesempatan kepada wanita itu sekali lagi. Paling tidak kalau tidak bisa menjadi pasangan mereka bisa menjadi teman baik.

Blooming PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang