Lima ratus tahun lalu tepatnya di kisaran tahun dua ratus enam sebelum masehi sampai dua ratus dua puluh masehi. Tahun dimana dinasti Han berjaya.
Tahun dimana semua orang masih memanggil Cleo sebagai nona Zhao Yan. Seorang putri tunggal dari panglima elit yang dibesarkan memang tujuannya untuk dijadikan senjata kerajaan meneruskan kedudukan ayahnya.
Di suatu senja, tepatnya usai latihan. Berusaha membunuh bosan Zhao Yan memutuskan membiarkan kakinya menapak tanpa arah yang pasti hingga membawanya ke tepi danau lumayan jauh dari kediamannya.
Danau tersebut membentang luas berwarna hijau di bawah kaki gunung berwarna putih tertutup kabut samar samar akibat hempasan air terjun sana sini menabrak bebatuan saling tumpang tindih tak beraturan. Terpisahkan oleh hutan bambu dengan tanah tertutup daun kering berguguran yang jarang dilalui oleh penghuni sekitar.
Tempat yang sunyi terlalu sunyi untuk satu orang berjalan apa lagi kalau di malam hari terutama wanita. Namun pas untuk menyendiri menikmati udara segar bercampur tanah ditambah suara daun saling berbenturan sana sini memberikan sensasi dingin setiap kali angin jahil menghembus manja.
Akan tetapi ini Zhao Yan yang mengarungi hutan bambu tersebut. Dan namanya cukup terkenal dengan keagresifannya dalam bela diri. Siapapun yang hendak mendekat mengadu baku hantam akan berpikir dua kali bila tidak memiliki rencana yang jelas kecuali ingin sekarat atau mati di tempat. Maklum saja dirinya bukan prajurit biasa.
Dan dikala senja itu, siapa sangka ketika angin berhembus entah yang keberapa kalinya kali ini lumayan kencang menarikan dedaunan yang tergeletak mengalihkan pandangan Zhao Yan pada seorang pria tengah asik melukis pemandangan di hadapannya tak sadar ada kuas yang jatuh tergeletak di sampingnya.
Zhao Yan membantu mengambilkan kuas tersebut tanpa basa basi. Mengembalikannya dan mata mereka saling beradu. Awalnya, Zhao Yan hanya ingin menjauh untuk berteduh. Namun siapa sangka bahwa pemandangan yang telah di improvisasi dengan sentuhan jembatan mencuat di tengah danau menjadikan momen tersebut apik. Rasa bosan Zhao Yan berubah menjadi penasaran dan dari sana lah perkenalan mereka dimulai dari perbincangan santai seputar jembatan tersebut.
Bukan karena lukisan tersebut buruk, hanya saja tidak biasa. Alih alih menggambar berdasarkan objek yang diamati, bukannya menambahkan ini dan itu meski tidak buruk juga malahan lukisan danau tersebut jadi terlihat seakan dari dunia magis.
Pria yang bernama Gui Yin itu benar benar mengambil ketertarikan Zhao Yan sepenuhnya. Meski ya, tetap terasa ada jarak diantara mereka karena Gui Yin kini mengamati pedang yang masih tenang berada di dalam selongsongnya di pinggang Zhao Yan.
Detik itu juga Zhao Yan menaruh pedangnya di tanah lalu rebahan di samping peralatan Gui Yin berusaha memecahkan jarak tak kasat mata diantara mereka. Dan ia berhasil, Gui Yin tersenyum manis menaikkan sebelah alis tanda berterima kasih lalu kembali melukis memberikan warna kemerahan pucat pada daun bambu mengimprovisasi. Memberikan pemandangan hangat yang jarang ditemukan oleh Zhao Yan apalagi sinar senja berandil besar mengapikkan, perasaannya kini mendapat gejolak tak biasa yang patut dipertanyakan alih alih selalu tenang.
Sejenak Zhao Yan ingin bertanya apa yang telah diperbuat Gui Yin hingga dirinya merasa janggal, namun dirinya mengurungkan niat menganggap pertanyaan yang akan dilontarkan akan terdengar bodoh karena yang ditanya dari tadi asik melukis sama sekali tidak mengindikasikan sebuah ancaman. Zhao Yan membalikkan tubuh sibuk dengan pikirannya sendiri.
—-
Sejak saat itu setiap kali ada kesempatan Zhao Yan pasti pergi ke tepi danau untuk bertemu Gui Yin. Kadang kala mereka bertemu kadang kala tidak. Yang membuat pertemuan tersebut menjadi obsesi untuk Zhao Yan hingga dirinya mengorbankan waktu latihan lebih banyak menunggu Gui Yin menampakkan diri. Dan tanpa terasa pertemuan mereka menjadi lebih sering terjadi seakan sudah ada jadwalnya. Menyulut murka panglima Zhao yang akhirnya mengirimkan mata mata sebagai perwakilan. Semakin tak terkendali saat tahu apa yang tengah terjadi dengan putrinya dan kini Zhao Yan dalam masalah, dirinya terpaksa terkurung dalam waktu latihan tak berkesudahan hingga tak ada lagi yang bisa dipikirkan selain tidur memulihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Pleasure
Vampire*Note : Buku ke 13 O Yen [search : mencret9x] Wejangan ada banyak misteri di dunia ini yang tidak diketahui oleh manusia tampaknya memang benar, salah satunya adalah spesies manusia jadi jadian yang rupanya hidup berdampingan di tengah lautan manusi...