Suatu ketika - ep 2

18 4 0
                                    

Di pesta, sesuai dugaan Sang In. Begitu kakinya menampakkan diri pada ruangan berkarpet merah, dinding dinding berhias pilar diberi gorden berwarna coklat keemasan dengan sofa sofa megah di taruh dan lampu gantung nan besar menerangi setiap sudut ruangan membawahi meja meja bundar yang menopang berbagai macam sajian. Suara murmur beserta tatapan tak nyantai datang dari berbagai macam penjuru.

Haaaa... Sang In menghela nafas pelan. Mau bagaimana? Dirinya bisa bertarung, dan sumber murmur rata rata berasal dari orang orang yang pernah ngajak berantem dan berujung kalah. Dan ia tidak bertanggung jawab atas perasaan seseorang! Sekali lagi Sang In menghela nafas mulai berpikir, tak ada gunanya ia datang mewakilkan Sang Ki. Ditambah lagi, relasi macam apa yang dibuat oleh Sang Ki kalau isi acaranya hanya anak anak pembuat onar?! Lebih baik dirinya diam diam ke toilet lalu pulang entah melalui jalan apa.

Tetapi sangat disayangkan idenya harus menemui interupsi. Sang penyelenggara pesta menyambutnya penuh penghinaan yang elegan. Menaikkan gelasnya lalu menyesap dengan angkuh, salah mengira bahwa Cleo adalah pembantu.

Membuat dahi Sang In mengernyit memperhatikan penampilan Cleo sekali lagi. Cheongsam navy bermotif ranting berwarna putih dengan satu belahan panjang sepaha... disebut pembantu? Well, entah mengapa sebagian kecil dirinya merasa senang melihat mata wanita itu menajam siap menyerang. "Dia pengawal baru ku."

"Hmmm? Mungkin pengawal mu yang dulu sudah lelah berurusan dengan temperamen mu. Mengingat ada banyak sekali teman ku yang menjadi samsak..."

"Dan tidak membenarkan sikap kurang ajar mu sekarang." Cleo menimpali sambil merangkai kata dalam kepala ingin membalas lebih pedas. Lalu mengangkat kedua pundak merendahkan. "Haaa... kemana perginya jiwa ksatria pada pria? Yang kulihat sekarang hanya jiwa patriarki sampah yang ketinggalan zaman dan itu tergambar jelas di dirimu."

Geram dibuat Cleo, penyelenggara pesta hanya bisa memaksakan diri tersenyum sambil mencengkam tangkai gelasnya kencang. Yakin betul kalau dirinya memprovokasi lebih dari ini maka akan berujung samsak, ia mengangkat gelas sekali lagi untuk Cleo. "Well, ku rasa temperamen mu cocok dengan majikan mu." Lalu bergumam melanjutkan "Dasar alpha female, menjijikkan!"

"Terima kasih atas pujiannya."

Penyelenggara pesta membungkuk pergi meninggalkan mereka dalam diam, kembali pada kumpulannya. Sejenak Sang In melirik kembali Cleo dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu mengejek dengan santainya mengulang kalimat. "Kemana perginya jiwa ksatria pada pria... kau hidup di zaman apa huh?"

"Zaman dimana hukum pancung masih legal." menjawab asal.

.

.

.

Rupanya, di tengah tengah lautan manusia disana, tersisipkan beberapa wartawan yang menyamar sebagai tamu. Mengintai beberapa orang menunggu momen yang panas untuk diperbincangkan diabadikan sebagai bukti. Salah satu targetnya adalah Sang In tentu saja. Begitu wanita itu masuk kedalam toilet cuma untuk mencuci tangan, dan Cleo yang seharusnya berjaga di luar malah ikut masuk kedalam lantaran paranoid dengan peristiwa di toilet tempo hari memilih menunggu di dalam. Wartawan yang menjadikan Sang In sebagai target membuka pintu toilet mengambil gambar.

Sadar raut wajah Sang In berubah marah, Cleo langsung meminta wartawan tersebut menghapus foto yang baru saja diambil dan menganggap kejadian pria itu membuka pintu toilet wanita tidak pernah terjadi. Akan tetapi wartawan tersebut menolak memeluk kameranya dan begitu Cleo keluar dari toilet mendekati wartawan di hadapannya ia merasakan sosok manusia tak biasa yang ternyata adalah pengawal yang diutus untuk mencari keributan dengan Sang In. Bagaimana Cleo bisa tahu? Mudah saja, Sang In memiliki banyak musuh disini dan pengawal itu meminta wartawan tersebut tetap mempertahankan foto yang ditangkap apapun resikonya. Apa lagi namanya kalau bukan salah satu diantara para tamu atau malah penyelenggara pesta sendiri yang mengirim manusia bertubuh jangkung kekar dan berkulit gelap mirip mafia sebagai hadiah?

Blooming PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang