Sudah lama Sang In tidak merasakan pegal akibat begadang, dan sialnya ia ada kelas pagi yang harus di kejar. Sang In membalikkan tubuh mendapati Cleo sudah tidak ada disampingnya. Terkejut hingga tubuhnya terbangun sepenuhnya, rupanya wanita itu sudah berpakaian rapi tengah sibuk berkutat dengan laptop lagi di temani dengan satu cup ramen rasa kecap asin. Menggeser trackpad kesana kemari seakan tengah mencari lokasi.
Dari kejauhan Cleo yang mirip pekerja di balik meja terlihat begitu memukau di mata Sang In. Siapa sangka wanita yang piawai dalam beladiri meluluhlantakkan musuh yang menghadang bisa menunjukkan sikap duduk berjam jam begini? Alih alih lebih memilih pekerjaan yang tak jauh dari kegiatan fisik.
Tiba tiba saja Sang In teringat akan tekadnya yang sudah hancur semalam. Segera merapikan diri tak ingin mencermati Cleo lebih saksama dari yang semestinya, ia muncul dalam riasan ringan dan blouse putih dipadukan dengan rok panjang mata kaki berwarna coklat. Siap sarapan dan usai dua kantong darah habis Cleo masih tetap tidak bergeming. Diputuskannya mendekat mencoba memahami bagaimana proses wanita itu bekerja, mengusik siluman jadi jadian yang sepertinya tak suka diganggu jika sedang berkutat dengan laptop, Cleo menoleh menutupi rasa risih-nya dengan bertanya.
"Apa sudah waktunya kita berangkat?" jelas terasa kaku.
"Bukan ide buruk. Tapi kita bisa naik taxi kalau pekerjaanmu masih belum kelar. Aku akan memperhatikan dari belakang, jadi hiraukan aku dan kembali bekerja."
Cleo malah terkekeh mengejek. Menyatakan dirinya sudah selesai bekerja lalu mematikan laptop. Menaikkan sebelah alis Sang In yang merasa dejavu sepertinya hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya.
Sang In menanyakan apa yang Cleo cari tadi di peta basa basi. Tapi pertanyaannya malah di balas oleh pertanyaan yang sama sekali tak ada hubungan dengan pekerjaan. Sang In menyeringai mengejek.
"Kau suka beer? Aku menemukan bar gaya barat dan kedai es krim dicampur Baileys tak jauh dari stasiun Tokyo."
"Kau benar benar anak Jo-pok, pagi pagi sudah mengkonsumsi alkohol."
"Aku tak bilang kita akan mengkonsumsinya di pagi hari tapi itu ide bagus untuk tidur di kelas."
Menggeleng saja Sang In pergi dari sana mengambil tas yang sudah disiapkan, pergi menuju ruang sepatu. Memilih menggunakan sneakers putih, membuka pintu utama mendapati ada yang menjatuhkan telepon genggam jadul. Sang In yang hendak mengambil benda tersebut di tahan oleh Cleo. Tak lama kemudian telepon genggam itu berdering menunjukkan nomor tak dikenal. Dengan hati hati Cleo menekan tombol angkat lalu memilih mode pengeras suara. Namun yang berbunyi adalah meongan seekor kucing dari seberang. Cleo memutuskan sambungan lalu meremukkan benda tersebut dalam satu genggaman kencang. Membuangnya ke tong sampah dekat lift, tetap tersenyum sumringah seperti biasa seakan tak ada yang pernah terjadi.
"Itu anak buah ayah yang punya misi sama dengan ku." seakan bisa membaca pikiran Sang in. "Hmmm... dunia benar benar cepat berubah."
"Tanpa konteks, kau terdengar seperti orang tua mengenang masa muda."
"Tidak salah, mengingat umur ku sudah lebih dari lima abad."
Ting! Daun pintu lift terbuka. Sang In menggeleng masuk kedalam duluan tak habis pikir bagaimana jadinya kalau Cleo sudah hidup entah berapa ribu tahun dan masih membandingkan masanya dengan masa yang ada. Sungguh tidak relevan.
.
.
.
Sesampainya mereka di kelas, anak anak tengah sibuk menonton siaran langsung yang dibawakan oleh penghibur virtual. Bertemakan karakter buatan yang bisa mendeteksi gerakan ekspresi si pembawa siaran, kontennya tak pernah jauh dari permainan atau menggambar atau menyanyi. Sama sekali tidak menarik minat Sang In namun tidak untuk Cleo. Wanita itu tampak jelas penasaran dengan penghibur virtual tersebut. Ikut nimbrung nonton dan ada yang merekomendasikan siaran ala gothic yang membahas sejumlah konspirasi teori salah satunya yang sedang tayang adalah membahas cara manusia berubah menjadi vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Pleasure
Vampire*Note : Buku ke 13 O Yen [search : mencret9x] Wejangan ada banyak misteri di dunia ini yang tidak diketahui oleh manusia tampaknya memang benar, salah satunya adalah spesies manusia jadi jadian yang rupanya hidup berdampingan di tengah lautan manusi...