Si tak diundang

17 3 0
                                    

Esok hari, pagi pagi buta lagi lagi Sang Ki berulah membangunkan Sang In dari tidur nyenyaknya menderingkan telepon pintar yang di taruh di atas buffet di sebelah ranjang menemani lampu tidur disana. Cuma untuk memberikan informasi tak penting namun tidak untuk Cleo. Wanita itu kini menatap Sang in lembut sambil mendengarkan saksama ucapan Sang Ki akan teman temannya yang satu persatu mulai menghilang entah kemana dan sisanya mulai menggilai kencan satu malam usai menancapkan jarum berisikan cairan narkotika berwarna hijau. Mengernyitkan dahi Sang In yakin betul kalau jarum yang dimaksud adalah serum vampir, baru saja ia hendak menekan mode pengeras suara agar Cleo lebih mudah mendengar Sang Ki sudah mewanti wanti agar lebih berhati hati dan sambungan diputuskan.

Ditolehkan lah kepalanya mengunci mata Cleo. Wanita itu tampak serius pasti tengah memikirkan sesuatu. Well, sepertinya keadaan mulai di luar kendali, itulah yang Sang In baca dari air wajah tersebut. Ia menepuk lengan atas Cleo mengisyaratkan semua akan baik baik saja berusaha suportif, mengembangkan bibir Cleo yakin seutuhnya wanita itu cuma menutupi rasa risaunya.

Cleo mengajak Sang In pergi ke toko yang bernama Definitely buy the way.

Toko macam apa yang memiliki nama seabsurd itu? Tunggu tunggu tunggu... mungkinkah ini kencan? Huh? Sejak kapan dirinya mulai peduli dengan kencan bersama Cleo? Bukankah hubungan mereka tak lebih dari surat diatas kertas dan majikan dengan pengawal? Sang In teringat akan masa masa dimana dirinya masih berstatus kekasih dengan wanita itu. Teringat hari hari dimana Cleo datang atau mengirim pesan mengajaknya pergi makan atau duduk santai di suatu tempat. Teringat akan dirinya yang tidak pernah berani membalas mengajak duluan lantaran terlalu pemalu untuk memulai langkah duluan. Tanpa sadar Sang In menghela nafas panjang, sakit kepala akan dirinya sendiri.

Dan Cleo tiba tiba saja bangun dengan posisi duduk mengusap kepalanya. Mendaratkan kecupan ringan disana, puas dengan semu padam di wajah Sang In. "Aku istrimu, aku diperbolehkan berlaku lebih manis dari pada mu karena aku istrimu." beralasan.

'... itu harusnya jadi taktik ku...' masih dalam mode tertegun. "Etto..." Sang In menanyakan kapan mereka akan pergi ke Definitely buy the way, separuh berharap akan ada kesempatan dimana dirinya membalas mengajak Cleo duluan pergi ke suatu tempat. Namun sayangnya Cleo sudah menetapkan waktu setelah mereka pulang dari kampus. Mengecewakan Sang In yang berpikir dirinya sudah gagal meski baru pertama kali mencoba. Kali ini Cleo mengusap punggung telapak tangannya.

"Kau tidak tertarik detailnya seperti apa Definitely buy the way?"

Aku lebih tertarik dengan cafe atau restoran tapi... "Aku tertarik, aku malah sedang menunggu kau menceritakan tempat apa itu karena namanya yang terdengar absurd."

Sejenak Cleo mengusap dagu, lalu memulai dari bagaimana mereka bisa tiba ke toko tersebut. Mengetuk dinding di gang kosong nan buntu, dinding yang diketuk akan memberikan akses ke gang lain yang penuh deretan berbagai macam toko kecil tampak kumuh saling berdempetan.

Di dalam kepala Sang In cuma bisa berseru 'Harry pottah!' Plesetan dari judul buku Harry Potter. 'Bla bla alley!' ia tak ingat sama sekali nama nama tempat pada seri tersebut. "Mengapa kau membawa ku ke tempat seperti itu? Seperti bukan dirimu saja."

"Karena aku ingin kau melihat berbagai macam keajaiban? Mengingat duniamu sekarang bukan lagi sekedar bermain dengan uang. Pegang janjiku ini akan lebih menarik."

Tiba tiba gemuruh dari perut Sang In terdengar. Sang in menghela nafas panjang sekali lagi. Saatnya minum satu kantong darah karena kemarin malam dengan bodohnya ia mencoba melewati jadwal minum terkutuknya. Ia bangkit keluar dari kasur. Pergi ke dapur mendekati lemari pendingin khususnya, lalu terbesitlah pikiran akan mungkin saja di dalam toko absurd tersebut ada serum yang bisa menjadikannya manusia kembali. Pasti ada kan? Atau belum dibuat saja? Mengingat bagaimana cara Cleo memperlakukannya dengan baik, kalau serum manusia ada tentulah wanita itu akan segera membawanya. Lantas mengapa hatinya terasa berat barang hanya memikirkan kemungkinan dirinya kembali menjadi manusia? Apakah manusia tidak bisa berteman dengan siluman? Tidak... lebih tepatnya ia lah yang tak ingin Cleo pergi meninggalkannya untuk yang kedua kali.

Blooming PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang