Ingatan itu sendiri

13 2 0
                                    

Sudah dua hari sejak kepulangan mereka dari Definitely Buy The Way. Dan setiap kali Sang In berpapasan dengan Cleo detak jantungnya memacu lebih cepat dari biasanya. Mungkinkan ini efek dari memiliki dua ingatan di tubuh yang sama? Atau memang Cleo terlihat lebih menawan dari sebelumnya? Jujur Cleo jauh lebih manis bila berambut hitam panjang, namun berambut putih keperakan pendek membuat wanita itu terkesan lebih fresh dan keren. Bagaimana bila berambut hitam pendek? Sang In benar benar membayangkannya lalu memilin jemari berusaha membubarkan isi di dalam kepalanya. Mengundang perhatian dari Celo yang kini baru beranjak dari depan layar laptop mengambil secangkir air setelah hampir empat puluh dua jam tak bergeming. Mengubah memilin menjadi meremas tanda Sang In kehabisan ketenangannya dalam mencari alasan. "Emmm... tidak ada?" Jelas sebuah kebohongan besar.

Di putuskanlah Cleo duduk di samping Sang In. Menyesap airnya sejenak sebelum membongkar kebohongan tersebut. Cleo menaruh cangkirnya di atas meja rendah. Menyandarkan punggungnya yang berterima kasih akhirnya menyentuh medan empuk. Cleo tersenyum lebar menatap Sang In gamblang menunggu pengakuan.

Memberikan tekanan tersendiri kepada Sang in yang akhirnya memilih mengalihkan percakapan ke urusan warna rambut. "Kau tidak berencana kembali ke rambut hitam mu?" Yup, sebuah langkah yang salah.

Cleo kini mengedipkan mata dalam, mencoba mencerna apa yang sudah terjadi kepada istri diatas kertasnya itu. Lalu sebuah pertanyaan muncul dari dalam kepalanya. Dari mana Sang In tahu kalau rambutnya dulu berwarna hitam? Lalu menutup mulut menebak. "Jangan bilang padaku... bagaimana mungkin?"

"Well, tidak sengaja menyentuh bola kristal?" mengasumsikan reaksi Cleo adalah menanyakan cara Sang In tahu tentang masa lalu mereka. "Tidak buruk buruk amat kok memiliki... Cleo?" Sang In mencermati Cleo menunduk menyembunyikan wajahnya yang merona parah. Ikutan merona tak kuasa menghadapi sikap yang tiba tiba tersebut. Sungguh siapa sangka makhluk paling bengis yang pernah ia temui bisa bersikap manis seperti ini. Sangat tidak Cleo yang biasanya.

"Jadi... kau melihat gambar yang pernah kau buat?"

Haruskah ia jahil sesekali? Kapan lagi melihat Cleo bersikap malu malu seperti ini. "Gambar yang mana?"

"Gambar yang kau buat... gambar yang saat aku sedang membuka... pakaian..."

Kawaii! "Oh yang itu, kenapa? Kau ingin aku membuat replikanya?"

"Oh! Tidak! Tentu saja tidak! W-well, aku akan kembali bekerja."

"Hmmm... aku belum mendapatkan jawaban ku." Menghentikan niatan Cleo yang hendak beranjak.

Cleo memilin poninya sejenak sebelum menjawab. "Dia tidak akan kembali ke warna asalnya... kau suka aku yang berambut hitam hmmm?"

"Ya, tapi aku suka juga yang putih keperakan. Jadi hiraukan saja."

"Oke." Cleo benar benar menghiraukan Sang In. Mengambil gelas separuh penuh kembali bercokol di depan laptop.

Mengernyitkan dahi Sang In yang penasaran serumit apa pekerjaan mencari data pribadi seseorang hanya berdasarkan nama sampai sampai dirinya di nomor duakan. Sang In mencoba memotong buah kiwi dan strawberry untuk di suguhkan. Diam diam mengintip dari belakang dan layar yang ditampilkan adalah pencarian menggunakan Google. Sungguh mengecewakan. Kiranya akan seperti yang digambarkan film Hollywood semacamnya. Hacker dengan layar laptop hitam penuh kotak kotak berwarna hijau atau gambar penuh angka angka entah apa lah pokoknya keren. Tanpa sadar Sang In kelepasan berdengus ke pundak Cleo. Dan wanita itu menoleh kebingungan. "Hiraukan aku, silahkan kembali bekerja."

"Oke?" Cleo berusaha kembali bekerja mencari kata kunci. Akan tetapi sosok di belakangnya tak kunjung pergi membuat keringat mulai bercucuran. Salah mengartikan rasa penasaran Sang In sebagai permintaan afeksi, Cleo menutup laptop. Membawa piring penuh buah ke atas ranjang. Mengajak Sang In menghabiskannya bersama. Ada jeda yang panjang sebelum akhirnya Sang In ikutan naik ke atas ranjang. Duduk dengan lutut dirapatkan menarik lirikan Cleo yang kini mencermati pakaian Sang In. Hanya dirinya kah yang kalau di rumah mengenakan busana rumah? Sang In terlampau rapi untuk di sebut diam di rumah. Cleo mengambil buah kiwi terlebih dahulu. Masih sibuk berpikir apakah besok dirinya akan berusaha berpakaian rapi meski berada di rumah atau tetap memakai pakaian ala kadar.

"Kau tahu aku tidak sepenuhnya tidak berguna?"

"Hmmm?"

"Aku tidak keberatan untuk diajak bicara... maksudku... kau terlihat kusut..." ikut mengambil buah kiwi.

"Jangan khawatir, pekerjaanku tidak sesulit yang kau kira."

"Lalu mengapa alis mu mengkerut sampai mirip ulat bulu?"

Kali ini Cleo mengambil buah strawberry. Berpikir keras menimbang untuk bertanya meskipun dirinya ragu lantaran takut menyinggung. Namun akhirnya ia memutuskan untuk bertanya dan rahang bawahnya kini menganga. Berpikir kalau alasan Sang In tetap berpakaian rapi di dalam rumah adalah sebuah candaan. Peraturan rumah macam apa yang mewajibkan berpakaian rapi di setiap event? Cuma di rumah keluarga Yoon saja sepertinya.

"Aku tahu ini terdengar gila, tapi karena peraturan di rumah cukup ketat pula aku jadi sering kabur."

"Contohnya?"

"Kabur kuliah di Jepang, Kabur ke Amerika nginep di villa sepupuku. Kabur untuk kencan."

Cleo terkekeh. "Kau terdengar lebih bermasalah dari kelihatannya."

"Iyakah?"

"Ya, meski tidak terkejut pula mengingat lingkunganmu seperti itu." dibalas senyum masam. "Ku harap sebelum kau kembali hidup mu bisa tentram di sini."

"Ku harap juga seperti itu. Bagaimana dengan mu? Bagaimana lingkungan mu sebelum di asuh oleh Tuan Lu." rupanya pertanyaan Sang In tidak di indahkan Cleo. Wanita itu berdengus pelan menelan ingatan pahit yang bermunculan.

Cleo menggelengkan kepala. "Tidak banyak, pekerjaanku cuma latihan beladiri setiap hari... ngomong ngomong, kau juga pakai parfum kalau di rumah?"

Sontak Sang In menggeleng lalu mencium pakaiannya sendiri. Berpikir kalau yang di cium Cleo adalah pengharum pakaian, namun membaca dari raut wajah wanita itu nampaknya tidak seperti itu yang terjadi. Wanita itu tampak pucat pasi mencari akal seakan pengharum pakaian adalah momok terbesar. Lalu mendeklarasikan bahwa Cleo akan tidur di kamar tamu. Mengernyitkan dahi Sang In yang merasa tiba tiba sekali dan ketika di tanya malah tidak mendapatkan jawaban melainkan sebuah ancaman. Sesuatu akan terjadi pada dirinya bila berani masuk ke kamar tempat Cleo bersemayam? Ini semacam candaan para siluman kucing kah? Tentu saja dirinya mengiyakan sebatas bibir saja. Entah bagaimana caranya nanti pasti akan ada momen yang membuat mereka berpapasan atau salah satu masuk ke kamar yang lain.

Blooming PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang