'Jangan khawatir, berkat informasi dari kakekmu kami berhasil menelusuri setiap orang yang ada di dalam daftar termasuk orang orang yang ada di dalam Asahi.' apanya... Kiranya dengan informasi tersebut akan memudahkan mereka untuk melewati satpam atau semacamnya sampai ke jajaran tertinggi. Alih alih informasi tersebut tak berguna karena kini Sang In di jadikan tumbal menyamar menjadi alih laboratorium mengantarkan dua ekor kucing yang ngumpet di dalam tasnya! Pergi ke titik titik yang sudah dijelaskan sebelumnya bermodal kertas bergambar peta yang harus dihafalkan dalam sekejap mata memandang. Kalau misi ini sampai berhasil ia akan mentraktir dirinya dengan berbagai macam makanan enak dan berbagai kemewahan yang disajikan kapitalis!
Sang In memasuki lift menuju lantai paling atas. Pergi ke pintu darurat mencari tangga yang bisa ia pijaki sampai mentok dan tibalah dirinya pada pintu yang di nanti. Pintu yang memberinya pemandangan kota Tokyo di malam hari berkelap kelip apik. Haaaa kalau saja Cleo membawanya kencan di malam hari bukan aksi jurit malam... ah sudahlah, pikirkan itu nanti saja.
Kini Sang in membuka tasnya memberikan cela untuk Cleo dan Lu Xifur melompat keluar. Berubah menjadi manusia dan 'Ewwww! Teripang Tuan Lu menggantung!' Sang In langsung segera membuang wajah sampai kedua siluman itu selesai berpakaian. Memijat kening masih belum tersadarkan dari keterkejutan, dan tangan hangat Cleo menangkup sebelah pipinya menenangkan.
"Ayo."
Sejak kapan suara Cleo bisa terdengar semerdu ini? Sang In menutup tasnya. Menengadah ke langit mencari tangga mengalihkan perhatian isi kepalanya yang mulai terlena. Akhirnya ia bertanya bagaimana mereka semua bisa memanjat sampai ke ujung titik yang di maksud.
Dengan senang hati Lu Xifur menunjukkan jalan menubrukan diri ke tempat yang sudah dibuatkan tempat teleportasi. Tahu tahu sampai di titik yang di maksud dan mendadak menghilang di telan udara.
"Pegang tangan ku kalau kau khawatir."
Sang In memegang tangan Cleo lebih mirip disebut mencengkram. Sangkin eratnya sampai sampai buku buku jarinya memutih apa lagi yang ia lihat adalah jalanan sibuk dibawahnya. Meski tidak berlama lama karena begitu ditelan udara dirinya bisa merasakan pijakannya kembali. Disambut oleh Tuan Lu dan wanita yang ia duga adalah penyihir karena duduk di bantal besar mengambang di udara.
"Jadi ini anak yang kau maksud?"
"Ya."
"Sayang sekali dia cocok untuk disebut sebagai kalangan vampir."
"Bukan itu masalahnya! Tidak hanya dia saja yang jadi korban!"
"Sayang sekali bukan urusan ku."
Dikala Tuan Lu bertarung lidah dengan penyihir Sang In lebih tertarik dengan pemandangannya akan rak botol berwarna warni menjulang tinggi bagai menara tak berkesudahan yang di tengah tengahnya terdapat pot besar yang sepertinya digunakan untuk membuat ramuan ditemani dengan stand yang menopang buku besar bertuliskan entah apa tak bisa di baca. Dirinya... seakan masuk kedalam negeri dongeng! Bertemu dengan penyihir keras kepala yang tak mau nurut dan pahlawan yang berusaha memenangkan hati penyihir... di temani oleh komplot, ini terlalu nyata untuk di sebut cuma sekedar mimpi.
"Bagaimana kalau kita bertarung? Kau menang kita akan pergi."
"Ide bagus!"
"Oh tidak, semoga sungai Styx memberikan pencerahan untuk mereka berdua."
"Tunggu... hah? Kalian para makhluk gaib bisa berdoa juga?"
Belum sempat Cleo menjawab pertanyaan sarkas Sang in, tiba tiba kabut ungu muncul memenuhi ruangan tanda Oracle akan bertitah. Kali ini suara kakek kakek yang terdengar. Memerintahkan sang penyihir untuk segera membuat serum manusia sebelum dijatuhkan perjanjian sepihak. Begitu titah telah dideklarasikan kabut ungu perlahan memudar dan mereka kini tinggal sisa ber empat lagi.
"Oracle! Tidak ada sopan santun!"
Sang penyihir segera terbang ke atas membawa berbagai macam botol. Memasukkannya ke dalam pot aduk masih tak kunjung henti ngedumel. Tak hanya penyihir saja, Lu Xifur yang mengharapkan adanya baku hantam juga ikutan ngedumel.
'Oracle, benar benar luar biasa.' pikir Cleo dalam hati menahan tawa yang tak kuasa ingin meledak.
.
.
.
Pooft! Suara dari pot aduk memenuhi ruangan tanda ramuan telah jadi. Sang penyihir menawarkan Sang In untuk menjadi uji coba nya. Inilah, momen yang mendebarkan jantung Sang In lebih dari apapun. Apakah ia akan berhasil kembali jadi manusia? Yang artinya akan berpisah dengan Cleo, atau...
Akan tetapi dari belakang Cleo menepuk punggung Sang In isyarat dunia sedang bergantung padanya. Mengesampingkan pergulatan personal dalam benak Sang In. Sang In kini berani melangkah maju menjadi kelinci percobaan. Mencicipi cairan berwarna pink terang bersinar yang rasanya sama sekali tidak bisa di telan.
Tiba tiba sekujur tubuh Sang in mulai merasa kebas lagi meski tak bertahan lama dirinya sudah pulih seperti sedia kala. Mungkinkah ramuannya berhasil?
Tak yakin akan apa yang mereka lihat, Cleo memunculkan buku daftar arwahnya mencari nama Sang In di sana sudah muncul kembali. Cleo menutup buku sumringah mengucapkan selamat Sang In telah berhasil kembali jadi manusia. Dan Sang penyihir pun segera menyiapkan jarum suntik kosong untuk di masukkan ramuan.
Tapi Sang In sama sekali tidak gembira malahan sedih. "Apa kita akan berpisah?" tanyanya pelan ketika sudah berdiri di samping Cleo.
"Tidak, kenapa kita harus berpisah?" mengernyitkan dahi.
"Karena aku sekarang adalah manusia biasa?"
Cleo malah terkekeh. "Aku akan meninggalkanmu ketika kontrak kita habis. Jadi santai saja untuk sekarang ini."
Sama sekali tidak bisa santai. Nanti pulang ia akan mengobrak abrik berkas untuk melihat kapan kontrak mereka habis. Dan sampai saat itu tiba ia akan berusaha menghabiskan sisa waktunya kencan dengan Cleo. Semoga saja bisa begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Pleasure
Vampire*Note : Buku ke 13 O Yen [search : mencret9x] Wejangan ada banyak misteri di dunia ini yang tidak diketahui oleh manusia tampaknya memang benar, salah satunya adalah spesies manusia jadi jadian yang rupanya hidup berdampingan di tengah lautan manusi...