Satu jam lamanya Yuri sibuk memasak di dapur, membuat bekal makan siang untuk Asahi. Yuri tidak merasa kesulitan saat memasak karena sudah terbiasa melakukannya, ia tinggal sendiri di Jakarta.
Yuri asli orang Bali, kedua orang tuanya juga tinggal di sana. Perempuan ini mulai merantau ke Jakarta saat ia kuliah, di sanalah Yuri bertemu dengan Minkyu.
Orang tua Yuri mengelola bisnis mereka sendiri di bidang property yaitu tempat penginapan seperti guest house yang berpusat di bali dan memiliki cabang di Jakarta, Bandung dan Bogor.
Oleh sebab itu, Yuri juga termasuk orang berkecukupan dan sedari kuliah ia belajar mengelola guest house milik orang tuanya yang di Jakarta.
"Oke cukup."
Setelah selesai dengan semua persiapannya, Yuri langsung bergegas pergi. Yuri sedang berjalan menuju basemen apartemen sembari menghubungi Asahi.
"Kok gak di angkat?" gumam Yuri dan kini ia mencoba menelepon kembali.
Hingga panggilan ketiga pun, Asahi tidak mengangkat panggilan telepon tersebut.
Saat ini Yuri sudah sampai di basemen lalu langsung masuk ke dalam mobilnya. Sebelum ia menyalakan mobil, Yuri mengirimkan pesan text terlebih dahulu pada Asahi.
Sekitar dua puluh menit kemudian, Yuri sampai di kantor Asahi. Ia keluar dari lift dan berjalan menuju ruangan Asahi namun sebelum itu seperti biasa menyapa resepsionis.
"Halo mbak gimana kabarnya?
"Kabar baik bu Yuri."
"Gak usah panggil ibu ya."
"Saya harus berlatih dari sekarang bu, soalnya ibu kan calon istri pak Asahi."
Yuri tersenyum mendengarnya, "Doain aja ya. Oh iya, Asahi ada di ruangannya kan?"
"Ada bu."
"Oke," balas Yuri sembari tersenyum sebelum ia berjalan menuju ruangan Asahi.
Pintu ruangan direktur utama diketuk oleh Yuri sembari ia masuk ke dalam ruangan tersebut. Ternyata saat itu Asahi sedang bersiap-siap untuk pergi.
"Loh mau pergi? Aku mohon jangan pergi, aku bawa bekal makan siang buat kamu."
Asahi tidak menanggapi perkataan Yuri namun kini ia berjalan menghampiri kekasihnya itu. Asahi dapat melihat dua paper bag yang dibawa oleh Yuri.
"Simpen di atas meja aja," titah Asahi.
"Duduk dulu ya Sa."
Yuri menggandeng lengan Asahi dan kini mereka berdua sudah duduk di sofa dengan saling berhadapan. Setelahnya, Yuri membuka isi paper bag itu dan memperlihatkannya pada Asahi.
"Aku mau minta maaf soal pembicaraan kita di restauran waktu itu. Aku ingin menemuimu tapi sudah satu minggu ini kamu gak ada kabar."
"Gue sibuk."
"Iya aku tau, makanya aku siapin makan buat kamu. Kamu gak boleh kecapean ya, jangan sampai sakit. Acara peresmian itu juga penting kan buat kamu, kamu harus tetap jaga kondisi biar tetep fit."
Tidak ada tanggapan, itu membuat Yuri sedih. Bahkan Asahi tidak menyinggung soal makanan yang ia bawa sama sekali.
"Dimakan ya Sa."
"Nanti."
"Iya gapapa yang penting kamu tetep makan ya. Oh iya, besok ada acara gak Sa?"
"Kenapa?"
"Kita jalan-jalan ke luar kota yuk."
"Lo gak liat kalau gue lagi sibuk?"
"Ya tapi besok kan hari sabtu dan kita bisa pulang malam senin, sama kayak dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollable - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ Kisah cinta antara seorang laki-laki bernama Asahi, calon penerus perusahaan teknologi ternama dengan seorang perempuan pemilik toko bunga, Ryujin. Awal mulanya, pertemuan Asahi dan Ryujin telah direncanakan sebelumnya. Tanpa sepengeta...