47 - Seratus miliar rupiah

319 66 59
                                    

Pagi ini sekitar pukul 09.30, Yuna baru sampai di kantor. Baru saja masuk ke ruang kerjanya, ternyata di dalam sudah ada seorang wanita yaitu asisten pribadi Yuna.

"Ada apa ibu datang ke sini? Bukannya hari ini ibu izin ya?"

"Iya nona, tadi tuan Minkyu mendadak menghubungi saya untuk menyerahkan ini pada nona," balas asisten Yuna sembari menyerahkan sebuah map.

Yuna menerima map tersebut lalu langsung membaca isinya. Betapa terkejutnya Yuna saat membacanya, suasana hatinya seketika berubah menjadi buruk.

"Minkyu sialan!" umpat Yuna sesaat sebelum ia keluar dari ruangannya.

Dengan langkah tergesa-gesa dan perasaan kesal, Yuna berjalan menuju ruangan Minkyu. Sebelum masuk ke dalam ruangan, Yuna menarik kedua lengan bajunya sampai sikut.

Saat mendengar suara pintu terbuka, Minkyu tidak memedulikannya. Ia sudah mengira, orang yang datang itu pastilah Yuna. Jadi dengan santai, Minkyu duduk di kursinya sembari membaca beberapa berkas.

"Ini apa maksudnya?" tidak ada tanggapan apapun dari Minkyu.

Yuna menghembuskan nafas kesal, "Apa maksud surat pemecatan ini Minkyu?!"

Tubuh Minkyu sedikit terperanjat karena map yang dibawa oleh Yuna itu dilempar kearahnya dan mengenai dahinya.

"Lo udah lulus SD? Bisa baca kan? Gue gak perlu jelasin lagi," balas Minkyu dingin.

"Jangan mentang-mentang lo jadi direktur utama, bisa seenaknya mecat gue ya!"

"Bentar lagi gue harus ikut rapat, lo bisa keluar dari ruangan gue!"

Yuna memangku kedua tangannya di depan dada, "Kalau merasa tersaingi dan takut posisi lo direbut sama gue, bilang! Main fair dong, dari dulu lo itu emang gak pernah berubah Minkyu, lo licik!"

"Jaga ucapan lo!" kini Minkyu bangun dari duduknya.

"Kenapa? Mirror please! Gue tau sifat lo, keliatannya aja sok polos, ramah tapi aslinya busuk."

"Yuna!"

"Lo itu pecundang! Lo gak pernah mau tersaingi. Dari jaman sekolah, lo selalu panik kalau ada temen yang lebih unggul dari lo. Parahnya, lo pernah nyingkirin si anak jenius itu kan? hello, tanpa kakek Lo bukan apa-apain Minkyu!"

"Gue bisa jadi direktur utama dan itu tanpa kakek!"

"Iya, tapi dengan menghalalkan segala cara, bener kan? Gue tau surat pernyataan kak Asahi pasti palsu. Malam itu gue liat kak Asahi pergi diam-diam dari rumah, gak mungkin dia bisa dan mau bikin surat itu."

"Surat itu sah, ada tanda tangan dan cap Asahi."

"Minkyu lo lupa atau gimana? Perusahaan kita perusahan teknologi, semua serba canggih dan lo bisa aja memanipulasi itu semua. Gimana ya kalau kakek sampai tau perbuatan lo itu?"

"Yuna! Lo bikin gue tambah emosi! Sampai kapanpun, sekalipun kakek minta lo balik ke perusahaan, gak akan pernah gue biarin itu terjadi!"

"Hahaha, kalau kayak gini gue rela keluar dari perusahaan. Satu lagi..."

Yuna menghentikan ucapannya, lalu melihat kearah meja kerja Minkyu bagian depan yang mana terdapat papan nama Minkyu di sana sebagai direktur utama.

PRANG – Papan nama berbahan kaca dan tebal itu dilempar ke lantai oleh Yuna sampai pecah.

"Makan tuh direktur utama!"

Setelah berkata begitu, Yuna mulai berjalan pergi namun sebelum keluar ruangan ia sempat membalikkan badannya dan melihat kearah Minkyu.

Uncontrollable - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang