Pagi ini seperti biasa sebelum seluruh penghuni rumah melakukan aktivitas rutinnya yaitu berangkat bekerja, mereka akan sarapan bersama.
"Kenapa sama bibir kamu nak?" tanya Sowon heran karena ia melihat luka pada bibir bawah Ryujin.
"Ah ini..."
"Kemarin Jihoon ajak Ryujin makan makanan pedes, Ryujin gak bisa tahan pedesnya sampe-sampe dia lukai bibirnya sendiri," ucap Jihoon bohong.
"Oh pasti pedes banget ya, lain kali jangan makan itu lagi ya."
"Iya bunda," balas Ryujin sembari tersenyum, sungguh ia tidak bermaksud untuk berbohong.
"Omong-omong gimana bisnis kamu kak? Lancar kan?"
"Lancar kok ayah."
"Syukurlah, ayah selalu promosiin loh barang kamu ke temen-temen ayah."
Jihoon tidak menanggapi Jeonghan, ia menghentikan makannya lalu menyeruput habis minumannya. Jihoon bohong lagi, bisnisnya sedang sepi dan mengalami penurunan penjualan. Dalam satu bulan ini, hanya ada satu atau dua pelanggan saja.
Ryujin menatap Jihoon, ia tahu persis keadaan kakaknya itu. selain bisnisnya yang tidak berjalan baik, banyak hal yang sedang Jihoon kerjakan sehingga ia membutuhkan banyak uang.
"Bunda hari ini ke cafe kan?"
"Enggak nak, bunda mau jenguk teman lama bunda."
"Ya udah bunda bawa mobil Ryujin aja, atau mau aku antar?"
"Gak usah nak, bunda berangkat sama ayahmu."
Ryujin menganggukkan kepalanya pertanda mengerti lalu setelahnya melanjutkan makannya, begitupula yang lainnya.
Tiga puluh menit kemudian, Jeonghan dan Sowon sudah berangkat. Sedangkan Jihoon dan Ryujin masih di rumah, kini keduanya duduk di sofa ruang keluarga.
"Sorry," ucap Jihoon pelan.
"Gak perlu minta maaf kak, bukan salah lo juga."
"Kita bisa berhenti."
"Loh kok berhenti? Gue beneran gapapa kak, ya walau gue kesel sama cowok br*ngs*k itu."
"Gue gak bisa liat lo dapet luka kayak gini Jin."
"Ya ampun kak, lo tau kan sebelumnya pernah lebih parah. Gue baik-baik aja kok."
"Berarti kita ganti rencana."
"No, gak usah. Kita lanjutin aja rencana itu sampe bener-bener berhasil. Gue akan balas perlakuan dia kak, gue gak akan lepasin dia gitu aja."
"Bagi gue, lo lebih penting dibanding uang."
"Kak Jihoon tenang aja, gue pastiin kalau dia bakalan bertekuk lutut dihadapan gue," pungkas Ryujin yakin.
*
*
*
Asahi baru selesai mandi dan ia masih menggunakan handuk kimono. Sebelum mengganti pakaiannya ia menatap dirinya terlebih dahulu di hadapan cermin wastafel berukuran besar yang ada di kamar mandi.
"Menarik," monolog Asahi saat ia teringat kejadian kemarin.
"Apa luka di bibirnya udah sembuh?" lanjut Asahi sembari terkekeh.
Setelah berkata begitu, Asahi mengecek kembali luka yang ada pada pipi sebelah kiri, rahang kanan dan beberapa goresan di dekat matanya. Tiba-tiba Asahi tersenyum saat teringat satu tamparan yang ia terima di pipi kirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollable - Asahi Ryujin
Hayran Kurgu[COMPLETED] ✓ Kisah cinta antara seorang laki-laki bernama Asahi, calon penerus perusahaan teknologi ternama dengan seorang perempuan pemilik toko bunga, Ryujin. Awal mulanya, pertemuan Asahi dan Ryujin telah direncanakan sebelumnya. Tanpa sepengeta...