17 - Deep talk

481 73 34
                                    

Asahi dan Ryujin sudah sampai di bandara, mereka tidak pergi berdua namun ditemani oleh pak Kim. Kini ketiganya berjalan menuju salah satu pesawat jet pribadi milik keluarga Dharmendra, pesawat tipe bombardier global 7000 adalah pesawat jet pribadi yang biasa digunakan oleh Asahi.

"Biar saya yang mengurus koper nona. Silahkan naik nona," ucap pak Kim sembari mempersilahkan Ryujin untuk menaiki pesawat.

Selain koper Ryujin, tentunya pak Kim juga mengurus seluruh barang bawaan Asahi. Datang berkunjung ke tempat saudara tidak mungkin tidak membawa oleh-oleh.

"Wah."

Ryujin terkagum-kagum saat masuk ke dalam pesawat, baru pertama kalinya bagi Ryujin menaiki pesawat jet pribadi sebagus ini. Tak heran, pesawat tersebut berkisar seharga $73 juta.

"Saya akan mengajak nona untuk melihat-lihat, mari."

Kini Ryujin mengikuti pak Kim untuk melihat isi pesawat tersebut, sedangkan Asahi sudah duduk santai di kursinya.

"Dikarenakan perjalanan menuju london bisa menghabiskan waktu hingga 16 sampai 17 jam, kamar ini bisa digunakan oleh nona untuk beristirahat."

"Ya? Gak usah pak, saya tidur di kursi aja."

"Tuan muda yang memerintahkannya nona."

Ryujin tak percaya, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya. 

"Mari nona."

Setelah memeriksa isi kamar, Ryujin dan pak Kim melihat ruangan lainnya. Kini mereka sudah berada di ruang makan lalu berlanjut pada ruang teater multimedia dan setelahnya mereka kembali ke tempat duduk bagian depan.

"Silahkan duduk nona, pesawat akan segera berangkat."

"Gimana? Lo suka?"

"Pesawatnya bagus banget Sa," balas Ryujin sembari duduk di kursi samping kursi Asahi.

Pesawat mulai lepas landas dan Ryujin langsung memanjatkan doa dalam hatinya. Ia memiliki prinsip untuk selalu berdoa dalam berkendara baik saat ia membawa atau menjadi penumpang.

Saat ini pukul 18.45 malam, Asahi dan Ryujin sedang makan malam di satu meja yang sama. Sedangkan pak Kim di meja satunya, awalnya pak Kim akan makan setelah mereka namun Ryujin meminta pak Kim untuk ikut bergabung.

"Sa, Tom Holland aslinya gimana sih?" tanya Ryujin disela-sela makannya.

"Gue gak terlalu akrab sama dia karena cuma ketemu beberapa kali. Dia baik dan gampang berbaur."

"Ya ampun kok gue udah grogi dari sekarang ya, gue gak bisa bayangin pas liat dia besok."

Asahi menatap Ryujin yang duduk di hadapannya itu sekilas sembari menggelengkan kepalanya lalu ia melanjutkan makannya.

"Kalau diliat langsung pasti Tom ganteng banget, iya kan Sa?"

"Hmm."

"Aaaa ya ampun, gak bisa gini. Jantung gue udah berdebar padahal baru ngebayangin doang."

Ryujin memegang pipinya dengan kedua tangan, ia sudah tersipu. Senyumannya selalu terhias di wajah cantiknya, ia sudah tidak sabar untuk bertemu aktor kesukaannya itu.

"Omong-omong hidup lo enak ya Sa, semua yang lo mau pasti bisa lo dapetin. Apalagi bentar lagi lo bakalan resmi jadi direktur utama."

Perkataan Ryujin membuat Asahi menghentikan aktivitas makannya. Bukan hanya Asahi, pak Kim pun begitu bahkan kini pak Kim melihat ke arah Asahi.

Selain menghentikan makannya, tiba-tiba saja Asahi bangun dari duduknya dan berjalan dari sana tanpa menghabiskan makannya.

"Apa gue salah ngomong ya?"

Uncontrollable - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang