51 - Bukan hari pertunangan tapi hari pembalasan

398 72 46
                                    

Jihoon dan Mark berjalan bersama hendak menemui seseorang. Tak lama mereka sampai di depan sebuah ruangan lalu keduanya masuk ke dalam dan di sana sudah ada orang yang akan mereka temui.

"Apa kalian bawa filenya?"

"Iya kami membawanya, tapi tunggu sebentar pak Kim," balas Jihoon.

Seseorang yang Jihoon dan Mark temui adalah Pak Kim. Sebelumnya mereka sudah berkenalan dan bertemu di tempat lain.

"Mark, apa lo yakin? Kalau file ini ditayangin, ada kemungkinan lo juga terseret."

"Seratus kali yakin," balas Mark sembari menganggukkan kepalanya dan menyentuh pundak Jihoon.

"Gue pengen hidup tenang dan bertanggungjawab atas perbuatan gue Ji. Gue juga udah salah ngasih tau informasi ke cewek j*lang Yuri itu. Ini juga sebagai permintaan maaf gue buat lo, Ryujin dan Asahi. "

"Makasih bro," kini Jihoon menyentuh pundak Mark.

Mark menyerahkan file itu kepada pak Kim. Disaat itu pula, mereka mendengar suara seseorang yang mereka kenali.

"Ryujin," ucap Mark.

"Benar, itu suara nona Ryujin."

"Dengan senang hati, saya kembalikan cek senilai seratus miliar rupiah ini kepada bapak. Rasa sayang dan cinta saya pada cucu bapak yaitu Asahi Deo Dharmendra tidak bisa tergantikan oleh uang tersebut, terimakasih."

"Itulah Ryujin."

"Lo bener Mark, harus gue akui kalau keberaniannya emang tinggi. Gue bangga sama adik gue sendiri."

Kini Jihoon dan Mark berjalan mengikuti pak Kim menuju area belakang panggung. Sedangkan semua orang mulai gaduh membicarakan Ryujin.

"Saya permisi," pungkas Ryujin sembari menyerahkan cek itu lalu membungkukkan badannya pada Seunghyun.

Benar, perempuan yang hadir dan berbicara dengan lantang di hadapan Seunghyun adalah Ryujin dan ia juga yang menemui Yuri. Balas dendam? Ya, ini cara Ryujin membalas sifat mereka yang angkuh dan sombong.

Seunghyun kesal, namun ia menahannya. Dia berusaha bersikap tenang, walau ia mengkhawatirkan pandangan para tamu terhadapnya.

Kini Ryujin berjalan menuju pintu keluar, namun sebelumnya ia sempat menatap dan tersenyum pada laki-laki yang tadi sempat ia temui itu.

"Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Baiklah, saya Yeonjun selaku MC acara. Dimohon para hadirin semuanya untuk tetap tenang dan kondusif karena acara akan segera dimulai."

Seorang panitia menemui Asahi yang sedari tadi berdiri di dekat tempat minuman lalu memintanya untuk mengikutinya.

Sesampainya di tempat, Yuri sudah menunggu Asahi di sana. Namun terlihat jelas sekali, ekspresi wajah Yuri yang murung. Yuri mendengar semua perkataan Ryujin, tentu saja itu membuat suasana hatinya semakin buruk.

"Silahkan kak Yuri untuk menggandeng lengan kak Asahi. Setelah mendapatkan aba-aba dari saya, kalian bisa masuk ke ruangan bersama-sama," ucap panitia itu.

Setelah mendapatkan aba-aba, kini Asahi dan Yuri mulai berjalan memasuki tempat acara dengan diiringi alunan musik. Mereka berjalan sampai menuju panggung, sesampainya di sana semua orang langsung bertepuk tangan walau sebagian dari mereka masih tidak menyangka dengan kejadian sebelumnya itu.

Changkyun dan istrinya yang duduk di meja bundar berdekatan dengan meja para anggota keluarga Dharmendra, mereka memandangi putri mereka. Walau terlihat biasa saja, sejujurnya Changkyun sedang menahan rasa kesalnya setelah mendengar apa yang dikatakan Ryujin tadi.

Uncontrollable - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang