28 - Unexpected

416 77 54
                                    

Di dalam sebuah ruangan berukuran kecil, ada dua orang laki-laki di sana. Ruangan tersebut sepertinya hanya untuk tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai.

"Kita batalin aja rencana ini," ucap laki-laki yang menyenderkan punggungnya pada dinding.

"Gak bisa," balas laki-laki yang sedari tadi duduk di depan layar monitor.

"Ini berlebihan," kini laki-laki itu berjalan mondar-mandir, ia cemas.

"Kita udah kehabisan waktu, dua hari lagi."

"Tapi gue gak bisa..."

"Lo tenang aja, dosisnya dikit kok."

Laki-laki yang berjalan mondar-mandir itu tidak merespon temannya, perasaannya semakin cemas.

"Gak, gak bisa gini."

Setelah berkata begitu, laki-laki itu buru-buru mengambil jaketnya yang ada di atas kursi lalu hendak pergi dari sana.

"Lo mau kemana?"

Laki-laki itu bangun dari duduknya, berjalan cepat menyusul laki-laki yang kini sudah berada di luar ruangan.

"Lo gak boleh pergi dari sini!" ucap laki-laki itu sembari mencengkeram lengan laki-laki yang hendak pergi.

BUG – Laki-laki yang lengannya dicengkeram itu melepaskan tangan temannya lalu memukul wajah temannya itu.

"Gue gak setega itu!" teriaknya.

BUG – Laki-laki yang terkena pukulan pada wajahnya membalas dengan memukul balik hingga terjatuh.

Laki-laki yang jatuh itu bangun, lalu mencengkeram kaos yang digunakan temannya yang mendorong dan memukulnya itu.

"Lo br*ngs*k!"

"Terserah apa kata lo! Selain lo punya hutang ke rentenir lintah darah itu, lo juga punya hutang puluhan juta sama gue. Inget itu!"

Saat mendengarnya, laki-laki itu melepaskan cengkeramannya dengan kasar. Ia mulai frustrasi dan beberapa kali menjambak rambutnya sendiri.

*

*

*

Ryujin membuka pintu depan setelah mendengar bel rumahnya berbunyi, ternyata Asahi sudah sampai.

"Besok pagi ayah sama bunda juga pulang loh."

"Tapi lo sendirian kan di rumah?"

"Kak Jihoon pulang kok nanti malem."

"Enggak, pokoknya lo gak boleh sendirian."

"Gue bukan anak kecil Asahi!" balas Ryujin dengan nada lebih tinggi.

Bukannya marah karena Ryujin berteriak, Asahi malah tersenyum sembari mengangkat paper bag yang sedari tadi ia pegang.

"Kue tar rasa red velvet," ucap Asahi.

"Serius? Pas banget nih buat ngemil."

"Nah gitu dong, jangan cemberut lagi ya nona Ryujin."

"Apaan sih Sa."

Asahi hanya tersenyum membalas perkataan Ryujin. Tak dipungkiri, senyuman Asahi mampu meluluhkan kesal Ryujin.

"Ayo masuk," ajak Ryujin. 

Kini Asahi dan Ryujin sudah berada di ruang makan yang letaknya dekat dengan dapur.

"Mau minum apa?"

"Apa aja," balas Asahi sembari menyimpan paper bag itu di atas meja makan.

"Mau jus stroberi?"

Uncontrollable - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang