Selain berimbas pada perusahaan, Haruto dan Yeeun mengalaminya juga. Mereka menjadi bahan pembicaraan seluruh siswa di sekolah. Tak Jarang, Yeeun menerima perlakuan tidak baik seperti dilempari tepung, telur mentah, air kotor dan lainnya.
Demi keamanan Haruto dan Yeeun, pak Kim membantu keduanya untuk pindah sekolah. Pak Kim akan memastikan Haruto dan Yeeun terhindar dari tindakan bullying.
"Maaf Yeeun, aku gak bisa nolongin kamu. Aku sedih saat kamu bilang mau pindah sekolah."
"Gak perlu minta maaf, justru cuma lo yang selalu ada buat gue. Makasih atas semua perhatiaan lo Liz, maaf gue harus pergi."
Sore ini sepulang sekolah Liz, Haruto dan Yeeun datang berkunjung ke rumahnya. Yeeun ingin berpamitan dengan sahabatnya.
"Kamu gak akan melupakanku kan Yeeun?"
"Buat apa? Gue gak akan pernah lakuin itu. Lo satu-satunya sahabat gue Liz. Gue janji, gue bakal sering main ke rumah lo."
Yeeun mulai memeluk Liz, dengan senang hati Liz membalasnya. Sedangkan Haruto hanya diam memperhatikan keduanya. Selepas berpelukan, Yeeun mengajak Liz untuk berfoto bersama menggunakan kamera polaroid miliknya.
"Satu dua tiga," ucap Haruto yang bertugas memotret Yeeun dan Liz.
"Hasilnya bagus loh. Ini, simpan ya Liz!"
"Iya, akan selalu aku simpan. Makasih Yeeun."
"Iya sama-sama. Um, kalau gitu kita pamit ya Liz."
Suara Yeeun terdengar pelan, tak terasa air matanya mengalir keluar. Ia berusaha menahannya karena tidak ingin disadari oleh Liz, dengan buru-buru Yeeun menghapus air matanya.
"Biar aku antar sampai depan."
Liz mengantar Haruto dan Yeeun sampai teras rumah. Sebelum benar-benar pergi, Yeeun dan Liz kembali berpelukan lalu tak lama Yeeun berjalan lebih dulu menuju mobil.
"Um, Haruto?" tanya Liz menebak saja.
Haruto tersenyum, menurutnya Liz luar biasa. Benar, Haruto masih berdiri di hadapan Liz.
"Kamu masih di sini kan Haruto?"
"Iya."
"Ada apa?"
Bukannya membalas perkataan Liz, Haruto mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Awalnya ragu, namun akhirnya tetap ia lakukan juga.
"Ini apa? Jepit rambut?" tanya Liz saat merasakan sesuatu yang menempel pada rambutnya.
"Sekarang senyum," pinta Haruto.
Walau tidak mengerti, Liz tetap mengikuti arahan Haruto. Kini ia tersenyum, pada saat itu pula terdengar suara jepretan kamera.
"Simpan, jangan sampai hilang!"
Haruto menaruh foto tersebut pada jemari tangan Liz. Dalam beberapa detik, tidak ada pembicaraan. Entahlah, berat rasanya bagi Haruto untuk pergi.
"Makasih Liz," pungkas Haruto sebelum ia mulai berjalan pergi.
"Haruto!"
Mendengar namanya dipanggil, Haruto membalikkan badannya. Dapat ia lihat, Liz tengah tersenyum padanya dengan melambaikan tangannya. Seketika, Haruto ikut tersenyum.
"Jaga diri lo baik-baik Liz," ucap Haruto dalam hatinya.
*
*
*
Hari Minggu sekitar pukul 10.00 pagi, Asahi sudah sampai di rumah Ryujin. Sengaja ia datang dari pagi karena ingin menghabiskan banyak waktu dalam rangka pendekatan dengan Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollable - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ Kisah cinta antara seorang laki-laki bernama Asahi, calon penerus perusahaan teknologi ternama dengan seorang perempuan pemilik toko bunga, Ryujin. Awal mulanya, pertemuan Asahi dan Ryujin telah direncanakan sebelumnya. Tanpa sepengeta...