Bel istirahat berbunyi, semua murid langsung berhamburan keluar kelas. Termasuk Yeeun dan Liz, mereka berencana pergi ke kantin bersama namun tiba-tiba seorang murid laki-laki menghampiri Yeeun.
"Ke ruang OSIS sekarang ya," ucap murid laki-laki itu.
"Loh ada apa?"
"Rapat dadakan, baru dapet infomarsi dari guru."
"Yah kita gak jadi ke kantin deh Liz, gapapa?"
"Iya gapapa, kamu rapat aja Yeeun."
"Oke deh, sampai ketemu di kelas nanti ya Liz."
Yeeun dan murid laki-laki itu mulai berjalan bersama menuju ruang OSIS. Sedangkan Liz memutuskan untuk berjalan menuju taman belakang sekolah, tidak jadi ke kantin.
Sesampainya di taman, Liz mendengar suara rintihan seseorang. Saat Liz berjalan mendekati sumber suara, sepertinya di sana sedang terjadi pertengkaran.
"Siapa di sana? Kalian berkelahi? Aku lapor guru ya, hentikan! Aku beneran mau lapor loh ya," teriak Liz.
Teriakan Liz tentu terdengar oleh beberapa murid yang terlibat pertengkaran tersebut, sontak mereka menghentikan aktivitasnya lalu langsung berlarian pergi dari sana.
"Hei kamu, kamu gapapa?" tanya Liz sembari berjalan mendekat.
"Gue sebelah sini," jawab seorang laki-laki.
"Haruto?"
Liz terkejut saat mendengar suara Haruto lalu ia langsung membalikkan badannya karena salah arah dan berusaha menghampiri Haruto.
"Sebelah kiri lo, maju tiga langkah," lanjut Haruto.
Haruto mulai berdiri sembari membersihkan seragam sekolahnya yang kotor terkena tanah, ia juga mengelap darah yang keluar dari ujung bibirnya.
"Kenapa kamu berkelahi?"
"Gue korban, kalau gak bisa liat jangan sok tau!"
"Maaf Haruto, ya udah aku lapor guru ya."
"Percuma, mereka bukan murid sekolah ini."
"Kok bisa? Kamu punya musuh sama murid sekolah lain?"
Pertanyaan Liz tidak dijawab oleh Haruto dan ia berniat untuk pergi dari sana namun langkahnya terhenti.
"Tunggu! Biar aku bawain kotak p3k."
Tanpa menunggu persetujuan Haruto, Liz berjalan memasuki sekolah menuju ruang UKS. Tak lama ia sudah kembali dengan membawa kotak p3k dan satu botol minuman.
"Kamu dimana Haruto?"
"Kursi."
Liz mendekat pada kursi lalu duduk di samping Haruto sembari membuka kotak p3k. Ia mengeluarkan obat merah, sebelumnya Liz sempat memastikannya satu persatu melalui indera penciumannya.
"Lo beneran buta?"
Pertanyaan Haruto membuat Liz terdiam lalu berkata,"Sini mana yang luka?"
"Gue tanya, lo beneran buta?"
"Kenapa? Heran ya? Selama aku sekolah di sini, aku menghapal semuanya karena aku gak mau merepotkan orang lain. Aku belajar lebih mandiri dan berusaha peka dengan situasi sekitar walau aku gak bisa melihat."
Haruto tidak menanggapi namun harus ia akui kalau Liz memang semandiri itu. Awalnya Haruto hendak mengobati sendiri luka yang berada di lengannya, namun Liz tetap ingin membantunya.
"Semoga lukanya cepat sembuh. Ini, diminum ya. Aku beli itu sebelum datang ke sini."
"Thanks," balas Haruto sembari menerima minuman yang Liz berikan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollable - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ Kisah cinta antara seorang laki-laki bernama Asahi, calon penerus perusahaan teknologi ternama dengan seorang perempuan pemilik toko bunga, Ryujin. Awal mulanya, pertemuan Asahi dan Ryujin telah direncanakan sebelumnya. Tanpa sepengeta...