49 - Menginginkan pertunangan sebelum pernikahan

336 63 44
                                    

Asahi dan pak Kim duduk di kursi ruang tamu, Changsub kembali dari dapur dengan membawa dua gelas air minum yang kini ia simpan di atas meja.

"Maaf hanya seadanya," ucap Changsub.

"Langsung aja, bapak menyaksikan kejadian itu kan? Kenapa bapak harus melarikan diri?" tanya Asahi tanpa berbasa-basi.

"Ke-ke-kejadian ap-apa tu-tu-tuan muda?" Changsub gugup.

"Gak usah mengelak! Kalau saja bapak mengatakan yang sebenarnya, saya tidak akan menderita. Selama bertahun-tahun saya dicap sebagai pembunuh Sullyoon."

Changsub terdiam, ia tidak sanggup berkata apapun. Sorot matanya terlihat sayu, ia juga sangat gelisah.

"Biarkan saya yang bertanya tuan muda."

Pak Kim mengambil alih, ia mengerti kalau Asahi kesal namun ia juga tidak ingin membuat Changsub tertekan.

"Maafkan kami yang tidak memberitahu bapak sebelumnya. Maksud kedatangan kami ke sini ingin menanyakan soal kejadian itu, kematian nona Sullyoon."

"Saya tidak tau, saya tidak bersalah."

"Anda memang tindak bersalah pak, namun apakah benar bapak menyaksikan kejadian itu? Menurut keterangan yang diberikan oleh teman bapak, anda bertingkah aneh setelah kejadian tersebut. Apabila benar, kami ingin mendengar kebenarannya pak."

"Tidak, tidak, tidak, saya tidak bersalah."

Changsub mengucapkan kalimat yang sama terus menerus sembari memegangi kepalanya, tubuhnya pun tidak bisa diam.

"Mohon tenang pak Changsub."

"Saya...saya..."

"Bapak hanya perlu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Selama bertahun-tahun pelaku yang sebenarnya hidup dengan tenang pak, coba pikirkan soal nona Sullyoon," ucap pak Kim.

"Saya...saya...argh!" Changsub berteriak histeris.

"Pak Changsub, tenanglah!" pak kim berusaha menenangkan Changsub.

"Nona Sullyoon meninggal dicekik oleh tuan Hanbin. Tuan muda Asahi diberi obat oleh nyonya Lisa sampai tuan muda seperti orang linglung. Nona sullyoon juga sempat jatuh dari tangga saat dikejar oleh tuan Hanbin. Darah...darah....tubuhnya penuh darah aaaaaaaaa!"

Setelah berkata begitu, Changsub kembali berteriak. Sehingga mau tidak mau pak Kim harus kembali menenangkan Changsub yang kini sudah berdiri sembari loncat-loncat.

Butuh waktu lima belas menit lamanya bagi pak Kim bisa menenangkan Changsub. Sepertinya kejadian kelam itu memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental Changsub. 

"Maafkan saya, maafkan saya tuan muda. Saya memang menyaksikan kejadian itu tapi saya tidak memiliki keberanian untuk menolong tuan saat itu, maafkan saya tuan muda," ucap Changsub sembari berlutut di hadapan Asahi.

Benar, seseorang yang menjadi saksi mata atas kematian Sullyoon adalah Changsub. Saat itu, seharusnya ia membantu para pekerja untuk sebuah acara. Namun tiba-tiba kepalanya sakit, ia izin untuk beristirahat sebentar. 

Baru saja memasuki rumah, secara tidak sengaja Changsub melihat Sullyoon yang dikejar oleh Hanbin lalu terjatuh dari tangga. Dikarenakan penasaran, ia mengikuti Hanbin dan berakhirlah ia menyaksikan semua kejadian itu.

"Sebentar tuan muda."

Changsub berjalan menuju satu ruangan lalu kembali dengan membawa sebuah kotak kecil dan memberikan kotak tersebut pada Asahi. Setelah menerima kotak tersebut, Asahi langsung membuka dan melihat isinya.

"Itu foto-foto nona Sullyoon."

Untung saja Changsub sempat memotret kejadian itu dengan ponselnya, walau dengan kualitas kamera yang biasa saja. Oleh sebab itu, hasil foto tersebut tidak terlalu jelas namun wajah Sullyoon dan Hanbin tetap terlihat. 

Uncontrollable - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang