Part 1

11.7K 613 9
                                    

01. Suami

~°•°~

"Kenapa lo gak suka anak kecil?"

"Karena gue gak seberuntung mereka. Mereka bahagia sama orang tua mereka masing-masing. Gak kayak gue."

"Tapi gak semua anak bahagia sama orang tua."

"Ya gue tau."

"Dan itu gak bisa buat lo benci anak kecil."

Naka menoleh, menatap Alca yang berdiri di sebelahnya. "Emang kenapa?" tanya Naka lalu tersenyum sinis.

"Jangan samain semua anak kecil."

"Gue gak peduli." balas Naka, "Gue benci liat anak kecil bahagia. Termasuk lo."

Alca menatapnya. "Kenapa?" tanyanya.

Naka menggendong tasnya dipundak kanan, bangkit dari posisi duduknya membuat kursi yang tadi ia duduki terdorong kebelakang.

"Karena waktu lo kecil, lo bahagia. Dan gue benci itu." Naka berdecih, dia berjalan meninggalkan Alca. Berjalan keluar dari cafe yang mereka singgahi.

Alca menghela napas. Ikut bangkit dan sedikit berlari mengejar Naka. Tasnya tidak lupa ia bawa.

"Mana kunci motor?" tanya Naka saat keduanya berada di parkiran.

"Gue yang bawa."

"Enggak. Gue yang bawa. Lo kelamaan."

"Dan lo nantang maut."

Naka menggerutu. "Gak papa, biar cepet mati. Gak ada gunanya juga gue hidup lama." jelas Naka yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Alca.

"Mulut lo perlu gue sumpal apa gimana?" tanya Alca datar.

Naka takut? Oh tentu tidak. Dia sudah terlalu biasa menghadapi Alcander yang seperti ini. Naka benar-benar tidak takut dengan Alca.

"Al, lo tau kalo gue gak takut sama lo." Naka merebut kunci motornya dengan paksa.

Alca menatapnya. Dia tidak mengatakan apapun. Memilih mengikuti langkah Naka. Saat cowok yang lebih muda darinya itu naik ke atas motor, Alca ikut. Duduk di belakangnya.

"Nggak usah peluk-peluk, setan!" Naka memukul tangan Alca yang dengan seenaknya memeluk perutnya. "Pegangan noh di belakang!"

"Gak mau. Nanti gue jatoh. Lo tega biarin gue jatoh?" tanya Alca memelas.

"Ya tega lah. Gue malah bersyukur. Siapa tau kalo lo jatoh, otak lo itu bisa sedikit waras." balas Naka tidak peduli.

"Jahat banget lo, Na."

"Gak peduli gue."

Alca menarik napasnya dalam-dalam. Dia sabar kok. Udah biasa ngadepin Naka yang selalu sinis padanya.

Kedua tangan Alca kembali melingkar di pinggang Naka. Naka berdecak, dia menyikut Alca dan mengenai dada kirinya.

"Jangan gitu, Na. Di sini ada hati yang selalu cinta sama lo walaupun lo nyakitin gue berkali-kali." jelas Alca berlebihan.

Naka mendengus malas. "Salah sendiri lo jatuh cinta sama gue." Naka menjalankan motornya.

Alca menumpu dagunya di pundak Naka, menatap tangan kekasih atau bahkan suami? Ya entahlah. Alca tidak tau mau menyebut Naka dengan sebutan apa. Yang jelas, Alca akan menyebut nama Naka sebagai orang yang paling ia cinta--selain sang Ibu tentunya.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang