Part 44

3.2K 237 21
                                    

44. Baper

~°•°~

Alcander

| Mengalay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Mengalay. Tapi ini kenyataan. Dan kenyataan lain, aku download di pinterest')

Naka meletakkan kaki kanannya di atas kaki kiri. Berapa umurnya sekarang? Tiga puluh? Tidak tau. Pokoknya sudah tua. Bukan waktunya baper-baperan gak jelas.

Apalagi Naka bapernya ini cuman di kirimin foto yang Alca unduh di pin. Lalu dikirim ke Naka.

Kok keliatan abgnya ya? Padahal sekarang Naka lagi duduk di ruangannya. Pakai snelli sama celana bahan hitam. Sepatu juga. Tapi kok cuman dapat chat gitu baper?

Kayaknya Naka gila deh.

"Dokter."

Naka langsung menyimpan ponselnya. Dia pura-pura mengecek hasil rekap pasiennya.

"Masuk aja."

Pintu terbuka. Seorang perawat wanita seumuran dengannya masuk. Dia berjalan mendekat, memberikan kertas ke Dokter Na. Sapaan akrab bagi orang yang tau nama aslinya. Dia tetep pakai nama Dilan soalnya.

"Dokter, jangan lupa buat ngecek Dava."

Naka mendongak, "Dava?" Keningnya terlipat tipis, "Oh! Yang muntah dan diare berat, ya?"

"Iya. Dokter jangan pelupa dong."

Naka bangkit. Merapihkan snellinya. Dia baru sekitar empat jam di rumah sakit. Makanya masih rapih.

"Saya gak pelupa," Naka membantah. Berjalan keluar ruangan di ikuti oleh suster pribadinya itu.

"Tadi Dokter lupa." Perawat itu, Salma menatap Naka sedikit kesak.

Naka terkekeh pelan. Dia melangkah santai.

"Dokter, kenapa Alle gak di bawa?" tanya Salma memecah keheningan.

"Lagi ikut Ayahnya," jawab Naka. Salma ini tau tentang hubungannya dengan Alca. Soalnya Salma pernah tidak sengaja memergoki keduanya tengah ciuman.

"Kenapa gak ikut Papanya aja?"

"Ya terserah Alle dong. Kok malah kamu yang sewot sih?"

Salma berdecak, "Alle lucu. Gak kayak Dokter. Dokter Na 'kan aneh."

Naka menoleh. Menatap Salma yang pura-pura tidak melihatnya. Naka mendengus. Dia menggeleng tidak peduli.

"Papa!"

Senyum Naka terlihat. Melihat Alle yang berlari kearahnya. Naka sedikit berjongkok. Menggapai tubuh mungik Alle untuk ia gendong.

"Kenapa kesini? Katanya mau sama Ayah?" tanya Naka sambil melanjutkan langkahnya.

"Katanya Ayah bosen kerja terus. Makanya kesini," jawab Alle. Dia melambaikan tangannya ke Salma yang tentu saja langsung di balas.

Keduanya cukup dekat.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang