Part 28

2.6K 254 4
                                    

28. Anak?

~°•°~

"Apapun sakitnya, penyebab utamanya adalah hp. Itulah kata Ibu-ibu plus Alca."

"Heh?!"

Naka menatapnya. "Kenyataannya begitu. Gue sakit gara-gara di tabrak mobil, bukan di tabrak hp." Naka mendengus.

"Tapi cahaya radiasinya gak baik buat mata lo." balas Alca tidak mau kalah, "Lo gak boleh main hp kalo udah jam sembilan malem."

"Gak peduli."

"Naka! Gak dengerin suami dosa."

"Gue juga suami lo."

Alca terdiam. Lah iya bener juga. Mereka ini 'kan sama-sama cowok. Jadi posisinya juga sama-sama suami.

"Lo trans--"

"Brengsek!" Naka menendang betis Alca keras sampai si pemiliknya menahan teriakannya. "Dengerin gue yang, sialan. Gue gak ganti jadi cewek aja buat lo bucin mampus nyaris gila, gimana kalau gue jadi cewek hah? Tapi gak usah ngarep gue bakalan jadi cewek atau nurutin otak udang lo itu."

Alca tertawa. Mengusap kakinya sebentar. "Emang otak gue gimana? Perasaan baik-baik aja."

"Nyeh!" Naka mendengus. Tangan kanannya mendorong pintu alpa lalu masuk.

Alca berlari mengikutinya. Mengekori Naka dari belakang. Melihat apa saja yang suaminya ini beli.

"Na,"

"Hah?"

"Lo mau beli kondom gak?"

Naka langsung menatapnya. "Gak!" jawabnya singkat. Mengambil nabati lalu berjalan meninggalkan Alca sendiri.

Alca menatapnya. Menghembuskan napasnya pelan. Naka ini emang sinis sih. Tapi Alca memang selalu mengganggunya. Tidak heran kalau Naka selalu sinis padanya. Bukan tanpa alasan Alca mengganggunya, dia ingin cari perhatiannya Naka. Kalau gak di pancing, Naka gak bakalan ngasih dia perhatian.

Ralat! Naka kasih cuman gak langsung. Diem-diem. Kalau terang-terangan, Naka tidak akan melakukannya. Entah malu atau apa. Alca juga tidak tau.

Melihat Naka yang kesusahan, Alca mengambil semua belanjaan Naka agar ia saja yang membawanya.

Naka tersenyum melihatnya. Dia memberikan good time ke Alca. Alca membalas senyumnya.

"Al, lo emang suami terbaik." pujinya membuat Alca mendadak besar kepala.

"Iya lah, gue emang suami terbaik." ucap Alca bangga.

Naka menepuk kepala Alca pelan. "Kalo gitu, lo bayar. Gue mau ke depan, beli cilor."

Senyum Alca pudar. Dia menatap Naka dan belanjaannya bergantian. Alca mendengus. Dia di tipu ternyata.

"Dasar kelinci licik." Alca menggerutu. Dia berjalan menuju kasir. Meletakkan semua belanjaannya di atas meja. Naka sudah keluar lebih dulu. Beli cilor yang dia inginkan.

Tatapan Alca turun ke sebuah rak. Ada kondom. Alca melirik ke luar alpa, dia mengambilnya dan meletakkannya di atss meja. Kasirnya menatap Alca sambil mengerjap pelan.

"Ayo, mbak. Nanti suami saya masuk lagi." suruh Alca membuat penjaga kasir langsung melanjutkan tugasnya menghitung belanjaan Naka.

Alca beli kondom tidak akan memakainya kok. Tau dia kalau Naka masih memiliki keluhan. Dia hanya ingin ngisengin Naka. Tidak peduli kalau nanti dia kena tampol yang penting liat wajah kesalnya Naka yang selalu jadi favoritenya.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang