Part 15 ⚠

5.9K 319 11
                                    

15. Fakta

~°•°~

Naka membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Menyalip kendaraan lain yang membuat Naka mendapatkan teguran keras.

Setelah dia mendengar percakapan kedua orang tua Alca, Naka tidak bisa untuk tetap diam saja. Dia harus mencari taunya sendiri. Dia bahkan rela harus sampai pergi ke rumah keluarganya.

Motor ia parkiran sembarangan saat sudah sampai di rumah keluarganya. Keadaan yang sudah jam setengah delapan, membuatnya terlihat sepi. Tapi Naka tau, mereka baru saja selesai makan malam.

"Mau apa kau ke sini?!" Seorang pria bertanya dengan nada kesal.

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu." jawab Naka tidak peduli. Dia berjalan menuju lantai dua.

Ayah langsung berjalan mengikuti Naka. Si bungsu itu benar-benar keras kepala. Membuatnya repot.

"Apa yang kau lakukan?!" Ayah menahan tangan Naka yang akan berjalan menuju ruang kerja mendiang sang kakek.

"Aku hanya ingin membuktikan sesuatu." balas Naka, dia menepis tangan Ayahnya. "Dan kenapa, anda terlihat sangat takut?"

Ayah menatapnya tajam, napasnya memburu. Ingin melampiaskan amarahnya.

Keributan dua orang itu membuat penghuni lain keluar. Nenek yang melihat Naka langsung merasa kesal.

"Mau apa anak sialan sepertimu datang ke sini?!" tanya Nenek.

Naka tidak menjawab, dia kembali berjalan menuju ruang kerja Kakeknya. Ruang kerja Kakek itu tidak pernah di masuki oleh siapapun. Dan lagi, membukanya memakai sidik jari juga scan wajah.

Kakek pernah menyuruhnya untuk melakukan ini itu kepadanya. Waktu itu, Naka tidak tau kenapa dia melakukannya sedangkan dua saudaranya yang lain tidak melakukan hal yang sama.

"Kau--!"

Naka meletakkan ibu jarinya di alat yang terpasang di pintu.

Ayah dan Nenek yang melihatnya, menggeram kesal. Mereka ingin menahannya tapi terlambat saat pintu terbuka. Naren dan Yuno yang tidak tau apa-apa hanya diam.

Naka masuk. Dia langsung berjalan menuju meja kerja Kakeknya. Ada satu map berwarna putih di sana. Naka membukanya. Tidak peduli kalau tempat itu berdebu karena memang tidak pernah di bersihkan.

Ayah dan Nenek sudah sempat ingin merusak sistem pintu, tapi seseorang datang dan menggagalkan semuanya. Alhasil, mereka tidak pernah membukanya karena mendapatkan peringatan keras.

Lembar demi lembar Naka buka sampai gerakan tangannya terhenti karena salah satu kertas dengan cap resmi perusahaan keluarga.

"Pewaris resmi perusahaan akan di turunkan langsung ke Naka Adrian Oliver dengan atau tanpa persetujuan dari pihak keluarga."

Naka menegakkan tubuhnya. Cowok itu menatap namanya yang tepat di atasnya ada cap tiga jarinya.

Jadi, ucapan kedua orang tua Alca adalah kebenaran?

Sial. Mereka ingin menyingkirkan Naka karena harta. Sialnya double. Kurang ajar.

Kertas-kertas itu ia balikkan kembali sampai menemukan amplop dengan logo rumah sakit. Naka mengambilnya. Membuka amplopnya lalu mengeluarkan isinya. Membaca setiap kata yang ada di dalamnya.

Ekspresi wajah Naka mengendur. Dia mendongak, menatap Ayahnya.

"Ah jadi, kak Yuno itu kakak tiriku?"

Tubuh Ayah menegang, begitu juga dengan yang lainnya.

"Di sini, gak ada kecocokan kak Yuno dengan Bunda. Kak Yuno hanya cocok dengan Ayah dan wanita bernama Salsabila." Naka meletakkan kertasnya. Ada buku kecil di dalam map.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang