Part 30 ⚠

5.6K 258 9
                                    

30. Dokter Anak

~°•°~

Pantai Suluban atau Blue Point beach adalah destinasi pertama yang keluarga Savian kunjungi. Mereka benar-benar menyewa villa yang ada di daerah Uluwatu. Dan untuk kali ini, Naka yang menyewanya. Selama dia tinggal dengan keluarga Alca, dia benar-benar tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali. Makanya Naka inisiatif untuk menyewa villa selama lima hari di Bali.

Walaupun memerlukan usaha ekstra untuk mencapai bibir pantai karena harus berjalan kurang lebih dua ratus meter dari areal parkir kendaraan apalagi mereka juga harus menuruni anak tangga. Selama menuruni tangga, mereka melihat banyak cafe, kios yang menawarkan wisata kuliner yang berpadu dengan keindahan pantai Blue Point.

Ada juga matras bagi pengunjung yang ada di atas tebing untuk beristirahat bagi para pengunjung karena lelah melewati anak tangga. Belum lagi, sekitar lima puluh meter mereka harus melewati anak tangga yang sempit, kecil dan tangga yang di apit batu karang putih. Harus antre juga lagi.

Bahkan sejak tadi Naka mengeluh lelah. Padahal dia udah keluar nyaris dua bulan dari rumah sakit.

"Biarin gue duduk." Naka menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas pasir putih. Napasnya ngos-ngosan. Naka emang kayaknya gak boleh terlalu lelah.

Mungkin karena musim liburan, makanya banyak pengunjung yang datang walaupun masih bisa di katakan sepi juga. Ada turis asing juga yang sedang melakukan surfing karena ombaknya cukup besar.

"Capek?" tanya Mama sambil menyodorkan botol air minum ke Naka.

"Capek. Hehe," Naka tertawa pelan.

"Gak papa. Mama juga capek. Encok nanti." Mama ikut tertawa. Menatap tangan Naka yang sudah bebas dari gips karena setelah pemeriksaan rutin, tangan Naka sudah sembuh. Ternyata tidak separah apa yang mereka bayangkan. Tapi tetap saja, tangan Naka patah.

"Tangannya masih suka nyeri?" tanya Mama setelah Naka selesai minum.

Naka menatap tangan kirinya, "Enggak sih. Cuman agak gimana karena lemes. Lama gak di gunain sih."

Mama mengangguk, "Mau main air?"

"Enggak. Gak suka main air."

"Loh?" Mama mengernyit, "Kenapa gak bilang? 'Kan kita bisa ke tempat lain."

Naka tersenyum. Kepalanya menggeleng. "Gak papa. Kali-kali juga ke pantai."

"Yakin?"

"Iyaa." Naka mengangguk yakin, "Gak papa. Di sini pemandangannya indah juga. Jadi gak nyesel."

"Nanti kalo udah bosen, bilang ya? Biar nanti kita pulang."

"Eh? Hari ini cuman ke sini aja?" tanya Naka sedikit tidak percaya.

Mama mengangguk. Menatap suaminya yang lagi di tarik Lia biar ikut basah. "Di Uluwatu banyak destinasi menarik. Liburan kita masih panjang juga, jadi santai aja dulu. Villa yang di sewa juga private, jadi nikmati liburan dengan baik."

Naka tersenyum. Membenarkan letak rambutnya yang berantakan karena angin. "Mama kayaknya suka liburan."

"Suka banget," Mama tertawa. "Dulu waktu pdktan sama Papa, sukanya liburan karena emang sama-sama suka traveling. Terus sebelum ada Alca sama Lia juga masih suka liburan. Alca mending karena lahirnya di rumah, Lia lahir di Lombok."

"Jadi, Mama sama Papa liburan ke Lombok bawa Alca sama lagi hamil juga?" tanya Naka tidak percaya. "Ribet gak sih, Ma?"

"Ribet." Mama terkekeh, "Apalagi Alca dulu punya adik baru umur setahun juga. Lagi ribet-ribetnya terus kecolongan Lia hadir. Makin ribet lah. Tapi itu seru banget."

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang