Part 14

3.1K 282 2
                                    

14. Orang Terdekat 

~°•°~

"Gak boleh makan sembarangan." Alca meletakkan sebotol air mineral juga sari roti di depan Naka.

"Masa gue makan mie ayam gak boleh."

"Gak boleh."

"Ya udah, gue gak mau makan."

Alca menatapnya. Ya memang aneh. Naka aneh. Naka ini 'kan bukan pemilih makanan, apapun akan ia makan kecuali stroberi. Tapi kenapa sekarang Naka menolak roti yang ia berikan?

"Tumben?" ucap Alca bingung.

Naka mendengus, dia bangkit lalu berjalan menuju penjual batagor. Alca langsung mengejarnya. Ini anak kok makin ngeyel sih.

"Gak usah ngelarang-larang gue. Makanan gak sehat versi lo apaan sih? Semua yang beli di luar rumah?" tanya Naka heran.

Alca menipiskan bibirnya, "Menurut gue, paling aman masakan Mama sih. Paling sehat." jawabnya cukup pelan.

Naka memutar bola matanya mendengar jawaban Alca. "Terserah. Gue mau beli batagor. Gak usah ngelarang gue."

"Na."

"Pergi lo!"

Alca menghela napas. Tau gini dia bawa bekal dari rumah. Tapi namanya juga Naka. Gak keras kepala bukan Naka namanya.

"Gue satu."

Naka meliriknya tajam, "Alcander sialan."

Alca menjauhkan wajahnya. Menatap Naka yang makiannya terdengar kembali padahal sejak pagi ia tidak mendengar kata-kata mutiara dari Naka.

"Reognya muncul lagi ternyata." gumam Alca sangat pelan. Membiarkan Naka beli dua batagor.

Saat sudah membayar dan mendapatkan batagornya, mereka kembali ke kursi mereka. Duduk saling berhadapan sebelum ketiga teman Alca datang. Begitu juga dengan Naren yang hari ini juga berangkat.

"Gue punya gosip nih." Yash memulai pembicaraan.

"Dosa lo ngegosip mulu." Harsa mencibir.

"Ini gak bicarain orang!" Yash membantah, "Lo pada pasti denger dua anak kelas sepuluh ilang misterius kemarin, 'kan?"

"Gak denger gue. Bolos kali." balas Nathan.

"Gak tau. Gue gak berangkat." Naren ikut bicara.

"Gak asik lo pada." Yash mendengus.

"Ya lagian langsung aja 'kan bisa." Harsa menggeleng.

"Langsung gimana? Ini dua anak katanya di culik waktu kemarin kita jamkos." jelas Yash. "Dan lagi katanya ada bekas darah di lantai. Walaupin samar banget karena udah di bersihin. Tapi gak ada yang tau itu darah mereka apa bukan."

Penjelasan dari Yash membuat Alca, Naka dan Nathan terdiam. Naka menegakkan tubuhnya. Dia duduk di antara Harsa dan Nathan. Di depannya ada Alca, Yash dan Naren.

Naka mendongak, menatap Alca tajam. Yang di tatap pura-pura fokus dengan ucapan Yash yang ternyata masih berlanjut. Naka mendengus. Dia menenang kaki Alca dengan keras membuat Alca tersentak dan mengaduh. Lututnya membentur bawah meja dengan keras.

"Lo kenapa sih?" tanya Yash bingung.

"Gak ada."

Naka meletakkan sendok yang ia pegang dan ia letakkan di atas piring. Dia menginjak kaki Nathan membuat si pemilik kaki menahan pekikan. Naka mendengus, dia bangkit.

"Mau kemana? Balum abis." Alca menahan.

"Abisin aja sendiri." sinis Naka. Dia melangkah namun baru dua langkah, ia terhenti.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang