Part 40

3.1K 224 24
                                    

40. Cara

~°•°~

Naka pulang telat. Cowok itu sampai unit apartemennya jam setengah delapan. Ada kerja kelompok ternyata. Dan saat pulang, dia membawa banyak tentengan di tangannya. Isinya street food, baik yang khas Belanda atau menu yang paling banyak dijual.

"Lia sama Nathan kemana?" tanya Naka sambil meletakkan barang bawaannya ke atas meja.

"Lagi pergi. Dari jam makan siang sampai sekarang belum balik." jawab Naren, membongkar apa yang Naka bawa.

"Na, bisa kita bicara? Berdua."

Naka menatap Yuno. "Di balkon gak papa? Gak bakalan kedengeran kalo pintunya di tutup kok."

"Gak papa kok."

Naka mengangguk, menyuruh Yuno agar mengikutinya menuju balkon. Alca dan Naren menatap keduanya.

"Mereka ngomongin apa?" tanya Alca heran. Dia mendudukkan tubuhnya.

"Gak tau gue," balas Naren. Dia mengambil gelas kopi yang Naka beli.

Alca menatap ke arah balkon. Dia mengangkat kedua pundaknya. Lalu melirik ke arah Andrew. Dia mendekatkan kepalanya, "Gimana? Lo ada perkembangan?" tanya Alca berbisik.

Andrew meliriknya, "Kenapa lo pengen tau banget sih?"

"Soalnya gue males dengerin Naren maki-maki lo mulu," jawab Alca. "Hampir tiap hari dia maki lo."

"Beneran?"

"Buat apa gue bohong?" Alca mendengus, "Makanya lo gak usah sok jual mahal."

"Siapa yang jual mahal?!"

"Ya lo lah!" Alca berdecak, "Mending lo jujur aja ke Naren. Kalo suka ya bilang, kalau enggak jangan ngegantungin. Gak ada status sering nginep bareng. Gue gak kaget kalo lo udah having sex sama dia."

"Sialan!"

"Loh? Gue bener ya?" Alca terkekeh, "Jangan gitu, An. Nanti Naren mikirnya, lo deketin dia cuman buat pemuas nafsu doang."

"Gue gak gitu!" Andrew membantah.

"Makanya, bilang ke anaknya. Yang ngincer Naren itu banyak. Di jurusan gue sama teknik banyak." Alca menggigit makanannya, "Lo tau 'kan, anak teknik banyak yang ganteng."

Andrew diam. Menatap Naren yang lagi nikmatin makanannya dan tidak peduli pada keadaan sekitar. Andrew menghela napas. Dia bangkit dan beralih duduk di sebelah Naren.

"Ren."

"Apa?"

"Lo jadi milik gue, ya."

Naren menatapnya. Kernyitan tipis di keningnya terlihat. "Lo lagi nge--"

Tanpa peduli apa yang akan Naren katakan, Andrew menarik tubuh yang lebih kecil. Mencium bibirnya.

"Weh! Weh! Jangan ciuman di sini sialan!" teriak Alca heboh. Bahkan teriakannya sampai ke balkon.

"Adek gue lo apain?!" teriak Yuno sesaat setelah membuka pintu balkon.

Andrew menjauh. Terlihat tanpa rasa bersalah sama sekali. Dia bangkit, mengambil dompet dan ponselnya. Menarik tangan Naren yang masih belum mengetahui apa yang sedang terjadi sekarang.

Yuno menatapnya tidak percaya. Dia berdecak. "Gue goreng lo, Andrew!" Yuno mengambil barang-barangnya, "Na, pikirin apa yang tadi gue bilang. Gue pergi dulu."

Naka mengangguk. Membiarkan Yuno pergi menyusul Andrew dan juga Naren.

"Kak Yuno kok posesif banget ke Naren?" Naka mendudukkan tubuhnya.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang