Part 22

2.7K 247 31
                                    

22. Mertua

~°•°~

"Kak! Kak Alca!"

Langkah Alca terhenti. Dia menoleh. Tatapan Alca sekarang berubah malas. Yang memanggilnya itu Cherlin.

"Kak Alca, mau tanya. Kak Naka kemana? Kok gak keliatan?" Cherlin bertanya bingung. Dia benar-benar ingin tau di mana Naka sekarang. Di sekolah tidak ada, di rumah juga tidak ada.

"Lo suka Naka?" Bukannya menjawab, Alca malah balik bertanya.

Cherlin mengernyit. "Kak, aku tanya kak Naka di mana, bukan malah balik di tanya." ucapnya bingung.

Alca mendengus. "Lo jawab dulu pertanyaan gue, nanti gue jawab pertanyaan lo itu."

"Gak. Kak Alca jawab dulu. 'Kan aku yang tanya pertama."

"Gue yang lebih tua."

"Tapi 'kan aku cewek, terus kak Alca cowok."

Alca menaikkan sebelah alisnya, "Terus? Masalahnya apa?"

"Di mana-mana, cewek duluan." balasnya membuat Alca mendengus lalu tersenyum.

"Gue mau kasih satu rahasia tentang Naka ke lo." ujar Alca membuat Cherlin menatapnya. Alca tersenyum, merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan Cherlin. "Naka gak suka cewek."

Alca melihat ekspresi Cherlin yang terlihat shock. Cowok itu menyeringai, kembali menegakkan tubuhnya lalu berjalan pergi meninggalkan Cherlin sendiri.

Cherlin mengerjap. Kepalanya menggeleng pelan. Menatap punggung Alca yang sekarang tidak terlihat karena cowok itu belok. Senyum Cherlin terlihat. "Ya Tuhan! Rencana gue berhasil. Akhirnya gue tau kalau mereka emang ada hubungan."

Pekikan tertahan Cherlin terdengar. Dia berbalik. Kelakuannya terlihat aneh. "Kira-kira pihak atasnya siapa? Kak Naka kali ya? 'Kan dia lebih besar." Cherlin bergumam, dia sekarang benar-benar merasa senang. "Gila! Gila! Gue gak bisa di giniin, kak!"

Seseorang yang sejak tadi memperhatikannya diam-diam, mengernyit bingung. Ini anak kenapa sih?

"Kak Naren, ngapain berdiri di sini?"

Naren menoleh. Menatap Lia yang bertanya bingung. "Dia temen lo, 'kan?" Naren menunjuk ke arah Cherlin.

Lia menatapnya. Dia mengangguk, "Iya. Sekeleas sama gue. Kenapa? Kak Naren suka?"

Naren menatapnya datar. "Enggak. Dia aneh."

"Aneh?" Beo Lia. Keningnya mengernyit tipis. Mencoba mengingat kelakuan Cherlin di kelas, "Oh! Dia itu emang suka ngeship cowok sama cowok, kak. Jadi emang agak gila."

"Hah?"

"Penulis dia. Semua bukunya mah normal, tapi bacaan sama tontonannya homo semua."

"Hah?"

Lia tertawa. Dia mengajak Naren untuk pergi. "Udah ayo, kak, pergi. Lama-lama di sini gak nyaman."

"Li, udah ada kemajuan sama Yash?"

Kedua mata Lia membulat. Menatap Naren, "Kok kak Naren tau gue lagi deket sama kak Yash?!"

Naren tertawa. "Biar gue tebak, belum ada."

Lia mendengus. "Lagian kak Yash gak pekaan banget."

"Peka kok."

"Huh?"

"Dia yang gak mau sama lo." ucapnya lalu berjalan dengan langkah lebih lebar.

"Kak Naren! Sialan banget lo!"

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang