Part 43

3.2K 227 10
                                    

43. Alle

~°•°~

Waktu seakan berjalan sangat cepat. Naka bahkan tidak sadar sudah menghabiskan waktu nyaris dua belas tahun di Belanda. Saat semua temannya sudah lulus kuliah lalu bekerja, dia masih harus belajar dan belajar. Sampai akhirnya, dia mendapatkan gelar Dokter spesialis anak.

Tidak mudah saat Naka untuk menggapai gelar Sp. A (K) nya. Beberapa kali dia ingin menyerah karena memang materinya cukup menguras otaknya. Tambahan gelar (K) di belakang itu karena dia memiliki keahlian. Bukan Dokter anak umum.

Sulit untuk di jelaskan. Semoga kalian mengerti.

Dan pada akhirnya, setelah melakukan penerbangan kurang lebih lima belas jam, Naka sampai disalah satu bandara di internasional. Dia menggendong seseorang yang tengah tertidur didekapannya.

Setelah mengambil koper dan tasnya yang ia gendong di pundak kanan, Naka berjalan sembari menyeret kopernya.

Nenek dan Kakek sudah meninggal dua tahun lalu karena sakit. Awalnya yang pergi Kakek lebih dulu, lalu tiga hari selanjutnya Nenek menyusul. Kehidupan Naka bahkan sempat berantakan. Beruntungnya Alca menemani Naka terus. Tidak membiarkannya sendirian.

"Kak Na!"

Naka tersenyum saat melihat keberadaan Lia. Dia berjalan mendekat.

"Kak Na.." Lia mengernyit. Melihat dengan tatapan heran ke sesuatu yang di gendong Naka.

"Bawa siapa?" tanya Alca bingung, begitu juga dengan Lia.

Naka tersenyum. Menunjukkan wajah seseorang yang sejak tadi ia gendong. Seorang gadis sekitar umur lima tahun.

"Woah! Kak Na punya anak sama siapa?!" tanya Lia tidak percaya.

Naka berdecak, "Bukan anak kandung! Ini aku adopsi soalnya nelangsa banget sendirian di rumah sakit." jawabnya.

"Emang kenapa?" tanya Alca masih bingung.

"Orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Dia udah gak ada keluarga, makanya tak bawa. Adopsi sekalian." jawabnya santai.

Kedua kakak beradik di depannya itu mengangguk.

"Namanya siapa?" tanya Alca.

"Alle." Naka tersenyum, "Allea Kateliya."

Lia berkedip, dia tersenyum. "Jadi? Alle bakalan jadi anaknya kak Na sama kak Al?"

"Eh?"

~°•°~

"Suka gak? Kalo gak suka, aku ceraikan kamu."

Alca tersentak mendengarnya. "Ya jangan diceraikan juga," Dia menggerutu. Menatap Alle yang tidak mau melepaskan pelukannya di leher Naka. Alca tersenyum, "Aku suka anak kecil. Tenang aja."

Naka menatapnya. "Yakin? Awas bohong."

"Buat apa bohong?" tanya Alca. Dia berjalan mendekat. Menepuk pundak sempit Alle yang sekarang bangun dari tidurnya saat sampai rumah.

Alle meliriknya. Dia berkedip sekali lalu kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Naka.

"Anaknya emang pemalu. Tapi kalo deketinnya pelan-pelan, dia luluh kok." jelas Naka membuat Alca mengangguk mengerti.

"Alle paham bahasa Indonesia kah?" tanya Alca.

"Aku selalu pakai bahasa Indonesia kalo di rumah, jadi dia paham." Naka melepaskan pelukan Alle di lehernya.

Alca mengetuk tangan gempal milik Alle. "Hey? Mau beli es krim tidak?"

Alle mengangkat wajahnya. Menatap Alca polos. Senyumnya terlihat, dia mengulurkan kedua tangannya. Alca tersenyum, mengambil alih Alle dari gendongan Naka.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang