Sudah beberapa hari berlalu, dan kini kaki Alea yang tadinya terkilir mulai membaik. Gimana nggak cepat membaik, kakak tersayangnya sangat memperhatikan dia dan merawatnya dengan baik. Bahkan ia meminta bantuan pada Binar, teman perempuannya tempo hari untuk menjaganya juga selagi Alan tidak ada di rumah atau ada urusan.Di antar jemput kemanapun Alea mau. Setiap hari di antar sekolah dan pulang akan dijemput tepat waktu. Sebenarnya Alea ingin mandiri, karena ia bisa sendiri tanpa bantuan orang lain. Tetapi kakaknya itu tetap memaksa. Dan itu tentu saja sangat menguntungkan Bella karena bisa bertemu Alan setiap pagi di sekolah dan ketika pulang sekolah.
Jika kalian bertanya lalu bagaimana dengan Zacky? Apakah dia juga khawatir dan merawat Alea dengan baik? Tentu saja. Tidak. -_-
Ingat kembali jika dua sejoli yang dua-duanya memiliki gengsi yang besar itu lagi tidak saling sapa. Meskipun setiap hari selalu ada makanan datang ke kelas Alea ketika jam istirahat dan pengirim itu adalah orang yang sama, yaitu si Zacky.
Sebuah sekotak salad buah terulur dihadapan Alea. Setelah membereskan alat tulisnya, gadis itu menghela nafas sebelum mendongak. Ia berencana menolak salad itu, tetapi itu salad buah. Salad kesukaannya. Ia mendongak, lalu melotot kala matanya bertemu dengan mata elang itu.
“Makan.” Ucap lelaki dihadapannya itu.
“Akhirnya nggak nama dan makanannya aja ya yang dateng. Orangnya dateng juga.” Sindir Alea, sambil mengambil salad itu.
Saat ini suasana kelas sedang sepi, mungkin hanya ada beberapa anak yang masih stay. Dan mereka memperhatikan lelaki yang sedang berdiri dihadapan Alea dengan berbisik pelan. Sedangkan Bella sudah berlari keluar kelas menuju toilet tepat ketika guru yang mengajar mengucapkan salam dan beranjak.
Zacky duduk di bangku Bella yang berada di samping Alea. Tidak mengidahkan sindiran gadis itu dan tetap diam.
“Kaki lo?”
“Fine.” Alea mengangguk sambil menikmati salad buah yang segar itu.
“Nanti pulang sama gue.”
Alea menoleh. “Gamau. Gue udah dijemput.”
Zacky menghela nafas. Melihat cara makan Alea yang sedikit belepotan, mengingatkannya ketika gadis itu makan ice cream waktu itu. Refleks, tangannya terulur mengusap yougurt yang belepotan di samping bibir Alea.
“Masih marah?”
Alea menggeleng.
“Kenapa jadi jutek?”
“Gpp.”
“Pokoknya nanti pulang sama gue.”
Setelah mengatakan itu, Zacky berlalu pergi meninggalkan Alea yang bergeming. Deg. Deg. Deg. Bunyi apa itu? Kenapa bunyinya kenceng banget. Dan kenapa hawanya jadi gerah gini ya? Batin Alea.
“Alea.” Panggil salah satu teman sekelasnya. Yang punya nama menoleh.
“Kenapa?”
“Lo ada sesuatu ya sama Zacky?” tanya Febri to the point. Alea menggeleng, menyembunyikan rasa gugupnya.
“Gak ada apa-apa.”
“Kok dia datang ke sini, kasih kamu makanan lagi. Terus gue juga denger nanti mau dianter pulang.”
“Emm.. dia.. cuma mau minta maaf soal yang waktu di kantin itu. Jadi gue di kasih makanan.”
“Beneran?” tanya Nadin, gadis yang sedang duduk dengan Febri.
“Iya bener.”
“Alea juga pasti mikir dua kali lah guys kalau mau jadi cewek Zacky. Dia juga pasti gak mau ambil resiko lagi berurusan dengan kak Regina.” Ucap Tina dengan nada menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virgo VS Scorpio [Hiatus]
Roman pour AdolescentsApa jadinya jika si misterius Scorpio di takdirkan dengan si Perfectionis Virgo. Apa dunia yang mereka bangun bisa bertahan atau malah hancur berantakan? Selamat membaca•••