2

2.5K 126 2
                                    

"ayo berangkat sekolah, ibu sudah memasukkan bekal kedalam tas mu" ucap Hara sambil menggandeng tangan putranya.

Dia melangkahkan dan mengunci pintu lalu berjalan bersamaan dengan jungwoon kecil yang tampan dan menggemaskan,

"Pagi..ibu jungwoon" sapa tetangga sebelah ketika mereka melewati rumah nyonya Oh yang letaknya berada beberapa rumah dari kediaman nya.

"Pagi nyonya Oh" sahut hara sopan

Nyonya oh sedikit berlari mengejar  Hara, dan membuat perempuan itu berhenti.

"Tunggu Nyonya min, "panggil nya lagi

Hara menoleh dan tersenyum

"Apa kau sudah mengatakan pada suami mu? Tentang pekerjaan di rumah besar yang berada di jalan flower? Itu adalah pekerjaan paruh waktu yang cukup bagus, ku harap kau mengatakan tentang pekerjaan itu" ucap nyonya Oh

Hara tersenyum tipis, sejujurnya dia membutuhkan pekerjaan tersebut..hanya saja akan sedikit sulit untuk meminta ijin dari suami nya yang memiliki tempramen buruk seperti Yoongi

"Aku akan usahakan untuk membujuk ayah jungwoon" sahut hara sopan

Nyonya oh tampak senang, dia menepuk bahu Hara dan tersenyum lebar

"Gaji di rumah besar itu cukup besar, kau hanya datang pukul 10 pagi dan pulang pukul 2 siang, bukankah itu cukup bagus? Bahkan kau bisa menjemput jungwoon terlebih dahulu dan kau pun bisa membawa jungwoon untuk ikut dengan mu  " bisik nyonya oh sambil melangkah masuk kedalam rumah nya dan tersenyum lebar.

Hara mengangguk, sejujurnya dia sangat tertarik dengan gaji yang di berikan rumah besar itu.. terlebih rumah itu adalah rumah kosong yang hanya sesekali pemilik nya datang untuk berkunjung

Hara dan jungwoon berpamitan kemudian kembali melangkah pergi ke sekolah putranya yang letaknya tidak terlalu jauh.

"Bu, itu ayah" teriak jungwoon saat melihat ayahnya sedang bekerja di sebuah bangunan apartemen, tepatnya bagian gudang.

Jungwoon berlari menuju ayahnya dan tertawa senang.

"Ayah...ibu membawakan mu bekal" ucap anak itu

Yoongi menghela nafas panjang dan menoleh kearah Hara yang tersenyum kecil.

"Bekal mu, tadi kau lupa membawanya" ucap hara

Pria itu meraih bekal tersebut dan menaruhnya di pojok ruangan yang lebih bersih.

Jungwoon memeluk pinggang Yoongi dan membuat pria itu berbalik

"Jangan memeluk ayah, nanti pakaian mu kotor" ucap Yoongi pelan

Jungwoon tertawa dan terus memeluk ayahnya tersebut.

"Sekarang pergilah, ini sudah hampir siang..nanti kau terlambat" tambah pria itu

Jungwoon melepaskan pelukan dan tertawa lebar kearah Yoongi.

"Ingat pesan ayah, jangan dekati orang asing, di wilayah ini rawan penculikan" titahnya

"Baiklah" sahut anak tampan tersebut.

Hara mendekat, dia ingin sekali bertanya pada yoongi perihal pekerjaan nya namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara.

Dia tidak ingin membuat suaminya marah terlebih di hadapan banyak orang.

"Dari tadi kau menatapku terus menerus, apa ada yang ingin kau tanyakan?" Ucap pria itu penasaran

Hara mengangguk sambil menghela nafas

"Ada, tapi aku akan mengatakan nya Setelah kau pulang kerja" sahut hara

"Ya sudah, tunggu aku di rumah" jawab Yoongi dan kembali bekerja

Hara menatap punggung Min Yoongi, suami tempramen yang telah dinikahinya..

Dia sangat tampan, hanya saja pria itu tidak bisa mengekspresikan perasaan nya dan terkesan kasar.

Yoongi terlahir dari keluarga yang cukup berada, namun saat dia memaksa menikahi Hara, seluruh keluarga nya kompak membuang pria tersebut ke jalan tanpa uang sepeser pun

Mereka berfikir jika hara adalah gadis yang tidak berguna, bahkan saat itu Yoongi menikahi Hara dalam kondisi hamil 2 bulan.

Tentu saja pernikahan tersebut menjadi penolakan dari keluarga besar Min yang notabene termasuk keluarga yang berkecukupan.

Namun entah kenapa Yoongi justru memilih nya dan rela keluar dari rumah besar tersebut dan pergi sebagai orang biasa bersama dengan hara

Hara merasa bersalah pada nya, karena ulahnya itu, justru membuat Yoongi di depak dari keluarga besarnya.

Hara harus bisa menyatukan kembali keluarga mereka apapun caranya.

CINTA RAHASIA PRESDIR KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang