28

1K 83 7
                                    

Jungwoon turun dari lantai dua setelah dia bersiap dengan seragam sekolahnya.

Bocah kecil itu duduk di ruang makan dan meraih dua lembar roti kemudian ditambah selai coklat.

"Siapa yang menyuruhmu untuk makan?" Tanya nyonya Min

Jungwoon menatap bingung perempuan paruh baya tersebut.

"Aku harus sarapan sebelum pergi kesekolah bukan? Ibu biasa membuat kan ku sarapan pagi dengan roti " ucap nya polos.

Perempuan paruh baya itu berdecak kesal menatap mata bulat polos anak itu.

"Jangan makan sesuatu dari rumah ku kecuali ku perbolehkan " sahutnya

"Tapi nenek, aku benar-benar lapar" gumam anak itu memelas

"Hey, aku bukan nenek mu, cih...anak sialan ini berani sekali mengatakan jika aku nenek nya, aku bahkan tidak Sudi mendengar kata itu" decih nya

Jungwoon menggigit bibir bawahnya, dia menatap datar wajah Nyonya min lalu menundukkan kepalanya.

Anak itu ingin sekali memakan roti tersebut namun tatapan tajam dari perempuan paruh baya yang duduk berhadapan dengannya membuat Jungwoon mengurungkan niatnya lalu berdiri

Saat anak itu hendak berangkat sekolah, tiba-tiba pelayan di rumah tersebut memberikan bekal padanya namun nyonya min langsung meraih bekal tersebut dan membuangnya ke lantai.

Tentu saja anak tersebut menangis dia benar-benar ketakutan melihat mata yang terbelalak itu.

"Jangan pernah memberikan apapun pada anak ini, kalian harus izin padaku jika ingin memberikan apapun pada anak brengsek ini!" Kesal nya

Jungwoon menundukkan kepalanya, dia menangis histeris.

Mendengar anak itu yang menangis sontak nyonya min mendekat dan menampar pipinya hingga membuat tubuh kecil itu tersungkur ke lantai.

Melihat suara putranya yang menangis sangat kencang, Hara berlari turun kelantai bawah dan melihat Jungwoon sedang menangis tertelungkup di lantai.

"Ya Tuhan, Jungwoon" teriak Hara

Perempuan itu meraih tubuh kecil anak nya dan menatap pipinya yang memar

Sontak Hara melihat kearah nyonya min dan menatap nya tajam

"Apa yang kau lakukan pada putraku ibu? Apa kau menamparnya, apa salah anak ini pada mu" keluh Hara lirih

Nyonya Min menghela nafas panjang, dia melipat kedua tangannya di dada.

"Dia ingin mengambil makanan dari rumah ku, tapi aku tidak mengijinkan nya" ucap Nyonya Min kesal

Hara berdiri, dia tak tahan untuk tidak menangis

"Hanya karena roti kau tega memukul anak ku, umur Jungwoon masih sangat kecil Bu, kau bahkan menampar nya..apa kau tidak memiliki rasa iba?" Tanya nya

Nyonya Min menampar pipi Hara dan membuat nya terdiam

Perempuan itu menundukkan kepalanya, dadanya naik turun menahan rasa sakit hati juga kesedihan.

"Dasar benalu, aku membenci kalian berdua" teriak nya lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.

"Sial, semenjak ada ibu dan anak brengsek itu...aku semakin tidak betah berada di rumah" gumam nya marah

Hara menggendong tubuh kecil jungwoon dan membawanya naik kedalam mobil.

Selama di perjalanan menuju sekolah,anak itu tak melepaskan pelukannya dari sang ibu.

"Apa sakit?" Tanya Hara Lirih

Jungwoon mengangguk, sudut bibirnya berdarah dan pipi nya memar

Hara memeluk anaknya lagi sambil menahan Isak tangis, dia tidak mungkin menangis di hadapan putranya... Sebagai seorang ibu dia ingin terlihat tegar meskipun hatinya hancur berkeping-keping.

Sekitar 30 menit mobil tersebut telah sampai di halaman sekolah Jungwoon, para memberikan uang saku pada putranya untuk membeli makan di kantin,

"Ibu harus kembali pulang karena pekerjaan rumah masih sangat banyak dan kau tahu bagaimana nenekmu jika marah" ucap nya

Jungwoon mengangguk, matanya sembab.

"Masuklah" ucap Hara, dada nya terasa sakit... benar-benar seperti tertusuk.

Jungwoon melangkah perlahan, kemudian mobil yang ditumpangi hara langsung pergi dari halaman sekolah dan kembali ke rumah keluarga besar Min

"Jungwoon"

Suara bariton Seokjin membuat anak itu berbalik.

Pria tampan itu turun dari dalam mobilnya dan mendekat kearah sang putra.

"Mau makan sandwich dengan ku sebelum masuk sekolah? Atau susu hangat" tanya nya

Anak itu mengangkat pandangannya, mata nya memerah

Melihat hal itu sontak Seokjin melotot dan menyentuh luka di wajah putranya.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanyanya

Jungwoon menundukkan kepalanya, bibirnya bergetar.

"Kau tidak ingin jujur dengan paman? Katakan Jungwoon!" Desak Seokjin

Pria itu menggendong anak tersebut dan membawanya masuk kedalam mobil.

"Pak Kang, berikan salep yang ada di dalam dashboard mobil " ucap nya

Pria tua itu memberikan salep tersebut pada Jungwoon, hatinya terenyuh.

"Apa ayahmu yang melakukan ini?" Tanya nya kesal

Jungwoon menggelengkan kepalanya

"Lalu?"

"Nenek" Sahutnya pelan

Seokjin melotot kaget, bisa-bisanya nyonya Min memukul anak sekecil ini.

Bahkan sekolah nya pun masih preschool.

Ini gila, nyonya Min benar-benar sudah tidak waras.

"Makan lah sandwich ini, atau bisa kau simpan jika kau sudah kenyang karena sarapan di rumah" ucap nya

Jungwoon meraih makanan tersebut lalu membuka bungkus roti itu.

"Nenek melarang ku untuk makan roti, dia memukul ku karena aku ingin sarapan ..dia bilang, aku hanya boleh makan sesuai dengan ijin nya" ucap anak itu sambil mengunyah dan meneteskan air mata.

Seokjin mengepalkan tangannya keras, dia tidak bisa terima hal ini.

Jungwoon masih anak-anak dan tidak seharusnya perempuan tua itu bersikap kasar.

Seokjin mengusap rambut anak tersebut dan tersenyum tipis.

"Makan lah yang banyak, paman akan menyiapkan mu bekal tiap hari mulai besok, kau tidak perlu makan apapun di rumah itu" ucap Seokjin

Jungwoon mengangguk lalu bergegas turun setelah mendengar suara bel

Seokjin menatap putranya lirih.

"Jungwoon kemarilah " ujarnya

Jungwoon mendekat lalu di peluk dengan erat seolah Seokjin

"Jangan sungkan pada ku, katakan apapun kesulitan mu, aku akan mengabulkan apapun keinginan mu, dengar itu" ucap nya

"Apapun?" Tanya anak itu pelan

Seokjin mengangguk "apapun itu" jawabnya

Terlukis senyum dari bibir anak tersebut,

"Kau baik, aku menyayangimu" bisik nya lalu tersenyum lebar dan bergegas pergi masuk ke dalam kelas

Seokjin memudarkan senyuman nya setelah melihat Jungwoon masuk kedalam area sekolah

"Perempuan tua brengsek! Lihat pembalasan ku" geram Seokjin kesal.

CINTA RAHASIA PRESDIR KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang