MHIP - 50 : Barang ori

2K 128 2
                                    

⚠️ ʜᴀʀᴀᴘ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
⚠️ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀɴᴅ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ
⚠️ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ, ɪɴɪ ᴍᴜʀɴɪ ɪᴍᴀᴊɪɴᴀꜱɪ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
.
.
.
.
.
.


Senja adalah sebagian nikmat yang diberikan Tuhan untuk kehidupan. Melewatkan sinar senja sama halnya membuang kesempatan nikmat batin yang tak ternilai. Senja mengajarkan akan perjuangan, awan gelap yang mengadang, senja tak pernah rapuh berdiri meski sendirian.

Sembari mengusap perutnya, ia menatap senja dari kursi depan kamar nya yang menghadap langsung ke pemandangan langit. Dengan jas dokter yang masih melekat di tubuhnya, ia mendengarkan murotal surat Ay-Yusuf

Meresapi setiap ayat yang ia dengarkan, tapi tanpa ia sadari Irfan melihat dirinya dari dalam kamar. Dengan senyum yang mengembang ia menatap istrinya dari belakang, ia menyempatkan untuk berganti baju nya dengan kaos rumah

Bagaimana pun ia sangat bersyukur diberi amanah untuk menjaga Elma, sebentar  lagi ia yang juga akan dikaruniai anak.

"El." Panggilnya

Elma menoleh ke arah belakang dan mendapati suaminya yang berdiri tegap di belakangnya "mas udah pulang? Kok aku nggak tau." Ujarnya berdiri menghampiri Irfan

"Ya kamu asik sendiri." Elma terkekeh dan memeluk lengan suaminya

Irfan berjongkok menyejajarkan badannya dengan perut Elma "hallo debay, ini ayah Irfan. Kamu baik baik aja kan disana, nggak ngelakuin yang aneh aneh kan?" Tanyanya

Elma yang mendengar sangatlah aneh, ya kali bayi yang masih kecil bisa jungkir balik di perut "kamu nggak pingin apa apa gitu dek?"

"Kalau debaynya pingin sesuatu, ayahnya mau nurutin nggak?" Tanya Elma

Irfan mendongak menatap istrinya "ya mau dong, apa pun demi kamu."

Elma manggut manggut, sedangkan Irfan menciumi perut Elma membuat Elma geli akan hal itu "emang kamu ngidam apa?"

"Belum sih, aku juga lagi nggak pengen apa apa. Jadi nanti aja kalau perut aku dah buncit, mas siap siap harus nurutin kemauanku." Cengengesannya

"Pasti dong." Ia berdiri dan mengecup kening Elma

Debay bi like : kalau ngidam pasti aku yang di fitnah🙁

****

Kedua ibu hamil itu tengah berjalan ria di depan, dengan sesekali bercanda tawa. Sinta dengan perut buncitnya itu, yang sudah masuk 8 bulan. Tinggal menunggu tanda tanda keluarnya si jabang bayi

Sedangkan Elma dengan perut yang sedikit menonjol, kira kira berkisar 4 bulanan. Para suami pun siap siaga memenuhi keperluan bumil

Dengan muka datarnya, dan yang satu dengan muka melas nya kedua laki laki itu berjalan beriringan di belakang kedua bumil di depannya "Sinta kita mau kemana?" Tanya nya

"Timezone." Sedangkan Ervan dan Irfan melotot mendengarnya, Elma tersenyum senang

"Nggak!" Jawab mereka bersamaan

Sinta dan Elma menoleh ke belakang sembali menyerngit heran "kenapa nggak boleh?" Tanya Sinta

"Sayang apa kamu lupa, usia kandungan kamu udah 8 bulan. Kan nggak lucu kalau tiba tiba brojol di mall." Ujar Ervan membujuk istrinya

"Nggak mau, kita tetep mau main ke timezone. Ayo Elma." Sinta menggandeng tangan sahabatnya ke lantai bawah

Irfan menghembuskan nafas panjang, ia menepuk pindak Ervan "terakhir kalinya buat Sinta bang, sebelum lahiran." Irfan berjalan mendahului Ervan

My Husband Is Police [ END ]-( REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang