⚠️ʜᴀʀᴀᴘ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
⚠️ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀɴᴅ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ
⚠️ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ, ɪɴɪ ᴍᴜʀɴɪ ɪᴍᴀᴊɪɴᴀꜱɪ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ
ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
.
.
.
.
.
.Hari ini adalah hari bagaia Elma, ia resmi menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan. Dokter Vyasti selaku direktur utama, memberikan tugas kepada Elma selaku keponakannya itu. Elma dengan senang melaksanakan tugasnya memimpin, menentukan kebijakan, membina, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan serta tugas-tugas lainnya
Tapi banyak yang menatap Elma dengan iri, karena jabatan yang tidak mudah untuk mendapatkannya. Tentu saja Zora dan geng nya menatapnya sinis dari kejauhan
"El, nenek lampir ati jek ne panas." Bisik Olive
Elma melirik Zora, yang sedang berbisik bisik dengan geng nya "hm... sak karep'e wae lah." Acuhnya
"Aku arep ning ruangan e Dokter Vyasti." Ujar Elma
"Kenapa?" Tanya Jasmin
"Ngurus berkas." Elma melenggang pergi begitu saja. Ia berjalan ke ruangan Direktur yang berada di lantai 1
Ia mengetuk beberapa kali pintu ruangannya "masuk." Ia membuka pintu dan melihat orang yang ada di sana
"Oh, Elma." Elma menoleh ke samping, perempuan dengan jas putih dan rambut lurus nya dengan membawa berkas ditangannya
"Mbak Mara." Yang ia panggil adalah Namara Manggie, anak dari Direktur utama sekaligus sepupunya
"Nyari mama ya?" Elma mengangguk
"Mama lagi meeting sama jajaran tinggi bahas masalah apa gitu, mbak nggak tau." Elma mengangguk
"Mbak aku duduk ya."
"Yailah, duduk aja kali. Lagian nggak capek apa kamu berdiri." Sahutnya
"Capek lah, apalagi lagi hamil aku."
"Udah beraap bulan, El?" Tanya Mara
"16 minggu an."
Mara menghampiri Elma dan duduk disebelahnya, ia mengelus-elus perut Elma "ah kayaknya Queen bakal dapet temen lagi nih." Elma menyerngit heran
"Udah USG jenis kelamin?"
"Belum."
"Ah... mbak yakin, anak kamu perempuan." Ujarnya tersenyum
"Kenapa yakin banget?"
"Ya insting aja sih." Ucapnya
Setelah keperluannya dengan Dokter Vyasti, ia kembali ke ruangannya. Sebelumnya ia mendapat pesan dari Irfan, bahwa Irfan akan menunggunya di ruangannya
Saat ia membuka pintu ruangannya, menampakan Zora yang memeluk suaminya "Dokter Zora." Irfan langsung melepaskan genggaman tangan Zora
"Apa apa lu, hah!" Bentak nya, menggeret tangan Zora keluar ruangan dan menghempaskan badan Zora ke lantai. Irfan kagum dengan kekuatan istrinya yang bisa mendorong Zora padahal ia sedang hamil
Zora meringis pelan, Elma mencopot sepatunya dan melemparnya ke sebelah Zora. Ia masih punya hati untung melempar septunya yang lumayan lah bikin kepala benjol
"DASAR CEWEK GATEL! BISA BISANYA LU PELUK SUAMI GUE, HAH!" Teriaknya. Karena teriakan itu banyak perawat dan dokter yang menatap keduanya. Kalau ditanya dimana Irfan? Dia ada dibelakang Elma dengan raut datarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Police [ END ]-( REVISI)
General FictionSEBELUM BACA, HARAP FOLLOW ( NO PLAGIAT ) ( SLOW UPDATE YA, TUGAS BANYAK SOALNYA ) ⚠️Harap mengerti cerita ini belum direvisi sama sekali, jika ada kesalahan pengetikan, tanda baca, atau kata kata mohon dimaklumi. Akan di un-publish setelah END! ...